Bocah 9 Tahun Dipaksa Kumur Air Panas, Ibu Berdalih Ikut 'Amalan Gaib': Nanti Ada Neraka Buat Kamu
Secara sekilas korban memang terlihat biasa saja, namun sang bocah mengalami luka fisik dan trauma.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Pilunya nasib bocah berusia sembilan tahun di Surabaya disiksa sang ibu.
Pasalnya sang bocah sampai dipaksa ibunya kumur air panas hingga diikat.
Kini akibat ulahnya, ibu tersebut diamankan polisi.
Ibu berinisial ACA (26) tersebut tega menganiaya anak kandungnya sendiri, E (9), selama dua tahun terakhir.
E disiram dengan air mendidih, disundut rokok yang masih menyala, hingga diikat dan dipaksa kumur air panas.
Hal itu seperti diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati.
"Setiap kesalahan anak, dia (korban) melakukan penyiksaan beda-beda, ada yang ditusuk gunting, sama disundut rokok," jelas dia ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (23/1/2024).
"Terakhir (korban) telat bangun, tangannya diikat, disiram air panas mendidih ke badannya."
"Sebelumnya juga air mendidih disuruh kumur, kulit dalam pipinya kan lembut jadi rusak," tambahnya.
Ia mengatakan, secara sekilas korban terlihat biasa saja, namun E mengalami luka fisik dan trauma.
"Secara fisik luar tatak (pemberani), mungkin karena terbiasa diperlakukan ibunya seperti itu," kata Ida.
Menurut Ida, korban berusaha menutupi lukanya dengan menggunakan masker selama di sekolah.
Sang guru yang merasa janggal langsung mengecek kondisi korban.
"Sekolah yang tahu kenapa kok anak ini maskeran, pas dibuka mulutnya terluka, terus cerita sakit, ketika bajunya dibuka mengelupas kulitnya," ucapnya.
Baca juga: Ayah Siksa Anak Tak Mau Tidur Siang hingga Tewas, Mertua Curiga Kebohongan Menantu, Makam Dibongkar
Pihak sekolah kemudian membawa korban ke RSUD dr Soewandhie untuk mendapat perawatan dan membuat laporan ke Pemkot Surabaya.
"Kadang enggak bisa tidur, menurut saya bisa jadi ini trauma."
"Kita dampingi psikolog atau psikiater cuma nungu benar-benar sembuh dulu, bahaya ini bisa jadi trauma tertunda," ujarnya, melansir Kompas.com.
Ternyata sebelumnya, korban sempat dititipkan ke rumah aman yang dinaungi oleh Dinas Sosial selama enam bulan.
Namun saat kembali ke rumah, korban kembali mendapat kekerasan dari sang ibu.
Hal itu dijelaskan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono.
"Usia korban saat ini sembilan tahun, yang mana sebelumnya korban ini telah dititipkan selama enam bulan di Dinsos Surabaya," kata Hendro, saat berada di markasnya, Senin (22/1/2024).
Terakhir, pelaku sempat memaksa anaknya minum air mendidih.
"Putrinya ini dididik sangat keras, seakan-akan apabila putrinya melakukan kesalahan, maka diberi sanksi hukuman."
"(Contohnya) cabut gigi menggunakan tang, disuruh minum air mendidih kemudian diikat," jelas dia.
Dinas Sosial Surabaya yang mendapatkan laporan tersebut memutuskan menjemput dan kembali merawat korban.
"Dinsos mengambil anak tersebut (korban) dan pada hari Selasa (16/1/2024), petugas Dinsos membawa korban ke Polrestabes Surabaya untuk membuat laporan polisi," ucapnya.

Sementara itu, ACA yang telah ditetapkan sebagai tersangka mengatakan, ia melakukan tindakan tersebut karena mengikuti amalan gaib.
Dia juga mengaku gelap mata saat menganiaya anak kandungnya.
"Ada amalan-amalan (gaib). Kalau saya marah itu gelap mata," kata ACA.
Selain itu ACA juga beralasan tega menyiksa bocah perempuan tersebut karena sudah berani kepadanya.
Akhirnya dia memutuskan untuk mengikat korban dan melakukan kekerasan.
"Karena kemarin dia menantang saya, katanya suruh ditunjukin siksa kubur itu waktu dia (korban) mati."
"Kalau sekarang nakal sama orang tua enggak apa, itu jawaban dia," ucapnya.
"Terus saya bilang, ya sudah kalau gitu kamu nantang mami, nanti ada neraka yang sebenarnya buat kamu."
"Tak ikat tapi enggak disekap, saya cipratin (air panas)," katanya.
ACA sendiri adalah seorang ibu tunggal yang tinggal di rumah berukuran 5x7 meter di wilayah Manyar Tirtoyoso Selatan.
Hampir setiap hari, warga sekitar mendengar suara tangisan dari rumah tersebut.
Penyiksaan fisik yang kerap dilakukan oleh ACA, membuat tetangga berempati.
Baca juga: Malu ke Tetangga, Ibu Ancam Bunuh Diri karena Anak Nikah, Kini Menyesal Lihat Rumah Tangga Putranya
"Namanya anak kecil kan senang main, tapi sama ibunya dilarang. Kalau marahi anaknya itu nemen ya dijewer, ya ditepuk," ucap Sulis, salah seorang warga.
Sulis mengatakan, warga sempat melaporkan ACA ke Dinas Sosial hingga akhirnya korban dievakusi ke rumah aman.
Enam bulan kemudian ACA mendatangi Dinas Sosial dan ia mohon-mohon bisa membawa anaknya pulang.
Saat itu dia juga janji tidak akan menyiksa putranya lagi.
Namun yang terjadi malah lebih kejam karena ia kembali mengania anaknya.
Tersangka kini dijerat Pasal 44 ayat (2) UU RI No 23 Tahun 2004 tentang PKDRT dan atau Pasal 80 ayat (2) dan (4) UU RI No 35 Tahun 2014 tentang perubahan kedua atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Sementara itu Polres Tarakan, Kalimantan Utara, akhirnya membongkar kasus penelantaran bayi laki-laki berusia 27 hari, yang ditinggalkan di dekat tumpukan batu bata, di Kelurahan Lingkas Ujung, Kota Tarakan, tak jauh dari Mapolsek KSKP Tarakan, pada Rabu (17/1/2024) lalu.
"Wanita bernama AA yang melapor telah menemukan bayi, ternyata ibu kandung bayi tersebut," ujar Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona Siregar, pada konferensi pers, Senin (30/1/2024).
Ronaldo mengatakan, polisi membongkar kebohongan AA, yang ternyata malu melahirkan anak dari hasil hubungan gelap bersama kekasihnya, JS.
Padahal, lanjut Ronaldo, JS menyatakan siap bertanggung jawab penuh untuk membesarkan si bayi.
AA yang dihadirkan dalam pers rilis dengan pendampingan dari Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), juga membenarkan bahwa pacarnya JS bersedia bertanggung jawab dan siap menikahi dirinya.
"Tapi AA tidak siap, sehingga nekat membuat cerita penemuan bayi, sampai akhirnya melaporkan ke KSKP. Ia tidak ingin orang tahu, bahwa ia melahirkan bayi di luar hubungan menikah," ujar Ronaldo.
Di hadapan awak media di Tarakan, AA menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya yang keliru.
Ia juga menyatakan sanggup merawat dan membesarkan bayinya.
“Dengan rendah hati saya meminta maaf kepada seluruh pihak, Kapolres Tarakan, Polsek KSKP, Dinas Sosial dan seluruh masyarakat. Saya berjanji tidak akan terlibat lagi dalam tindakan yang merugikan masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada. Saya berharap dapat belajar dari kesalahan ini. Saya berterima kasih kepada Polres Tarakan dan Polsek KSKP,” kata AA.
Ronaldo juga menegaskan tidak akan melanjutkan kasus ini ke ranah pidana.
Penyelesaian kasus, kata dia, bukan semata soal penegakan hukum saja.
Butuh pertimbangan matang untuk memastikan kesejahteraan bagi anak itu sendiri.
Di mana prinsip ini, merupakan implementasi filosofis UU Perlindungan Anak, dan upaya menjaga hak anak tersebut.
"Nasib bayi menjadi pertimbangan utama. Bagaimana ini bisa dihendel dengan baik, anak tetap selamat, sehat dan seterusnya. Apapun kesalahan yang terjadi, kami dari Polres Tarakan merasa prihatin. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata Ronaldo.
Ia kembali menegaskan, pertimbangan polisi untuk tidak melanjutkan ke ranah pidana, semata mata adalah soal kemanusiaan.
Polisi juga telah memberikan teguran keras kepada AA.
Sebagai seorang ibu, AA diharapkan bisa mengambil tanggung jawab sebagai ibu yang baik, memelihara serta merawat buah hatinya, sebagaimana mestinya.
“Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini. Ke depannya, kita sama sama menjaga kota ini dengan baik, dan tidak ada istilah nge-prank ke masyarakat, seperti kasus yang sempat heboh ini," kata Ronaldo.
bocah
Surabaya
kumur air panas
Ida Widayati
AKBP Hendro Sukmono
amalan gaib
Manyar Tirtoyoso Selatan
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Sultan, Sahabat yang Jadi Kunci Perjalanan Brahmaditya Candra pada Dunia Basket di DBL Surabaya |
![]() |
---|
Kakak Jadi Inspirasi, Aulia Antarkan Aremu Raih Kemenangan di DBL Surabaya 2025 |
![]() |
---|
Kapten Abraham Ariabima Mantapkan Langkah Bigten Menuju Juara DBL Surabaya |
![]() |
---|
Irpan Jualan Cireng Tiba-tiba Diculik 4 Orang, 1 Pelaku Mengaku Polisi, Diduga Cemburu |
![]() |
---|
Top Skor dan Top Steal Performa Gemilang Mutiara Adinda Jadi Sorotan DBL Surabaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.