Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Akademisi Kritisi Pemerintahan Jokowi

Beda Respons Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka Soal Civitas Akademika Gerudukan Kritik Presiden

Ternyata beda respons Jokowi dan Gibran Rakabuming soal civitas akademika gerudukan kritik Jokowi. Presiden sebut itu hak demokrasi dan harus dihargai

|
Editor: Elma Gloria Stevani
KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY dan KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Presiden Joko Widodo menyatakan, hal tersebut merupakan hak demokrasi dan hak setiap orang untuk berbicara dan mengutarakan pendapatnya. Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara saat ditanya wartawan soal petisi atau seruan beberapa universitas di Tanah Air yang mengkritik pemerintahannya. 

Menurut Gibran Rakabuming, petisi tersebut dapat menjadi salah satu masukan.

Nantinya masukan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi.

"Kalau saya sih masukan-masukan evaluasi dari semua pihak kami terima ya. Masukannya terima kasih," ujar Gibran Rakabuming di Tangerang Selatan, Sabtu (2/2/2024).

Selebihnya, Gibran Rakabuming enggan berkomentar lebih lanjut terkait petisi tersebut.

"Tanyakan yang bersangkutan aja," katanya.

Sebagai informasi, sejumlah akademisi Universitas Gadjah Mada atau UGM menyampaikan Petisi Bulaksumur sebagai bentuk keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan nasional dan pelanggaran prinsip demokrasi menjelang Pemilu 2024.

Petisi ini dibacakan Guru Besar Fakultas Fakultas Psikologi, Prof Koentjoro didampingi sejumlah puluhan Guru Besar, akademisi, alumni dan aktivis BEM KM UGM, di Balairung Gedung Pusat UGM, Rabu (31/1/2024).

Setelah Universitas Gadjah Mada, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pernyataan sikap "Indonesia Darurat Kenegarawanan".

Selanjutnya menyusul sejumlah akademisi dari Universitas Indonesia (UI) turut menyampaikan kritikan terhadap Jokowi.

Selanjutnya kritik terhadap pemerintah Jokowi pun datang dari civitas akademika Universitas Padjadjaran Bandung.

Kritik terbuka terhadap kepemimpinan Jokowi itu disampaikan melalui Seruan Padjadjaran yang dibacakan Sabtu, 3 Februari 2024 dan dihadiri  civitas akademika Universitas Padjadjaran (Unpad), termasuk rektor, senat akademik, ketua dewan profesor dan para guru besar serta dosen Unpad.

Peringatan keras' untuk Presiden Jokowi
Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya ada lima sivitas akademika menyampaikan kegelisahan dan keresahan atas situasi politik yang berlangsung jelang Pemilu 2024.

Mereka menyebut Presiden Jokowi telah menyimpang dari koridor demokrasi dan menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan politik praktis.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Hurriyah, mengatakan apa yang disampaikan para akademisi itu merupakan "peringatan keras" kepada Presiden Jokowi atas keresahan publik yang meluas.

Sebab selama ini, katanya, kritikan maupun masukan yang diutarakan oleh masyarakat sipil diabaikan oleh pemerintah.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved