Akademisi Kritisi Pemerintahan Jokowi
Beda Respons Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka Soal Civitas Akademika Gerudukan Kritik Presiden
Ternyata beda respons Jokowi dan Gibran Rakabuming soal civitas akademika gerudukan kritik Jokowi. Presiden sebut itu hak demokrasi dan harus dihargai
Dia juga menekankan bahwa pernyataan dan seruan yang disampaikan para akademisi serta ilmuwan ini merupakan gerakan moral alias tidak ditunggangi kepentingan politik.
Untuk itu jika pemerintah masih memiliki hati nurani, tambahnya, maka harus berubah dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Yakni memastikan setiap orang bisa masuk ke ruang pencoblosan tanpa rasa takut, intimidasi dan tekanan.
Jika seruan tersebut tak didengar maka para sivitas "akan terus menerus berisik dan mengganggu".
"Kami sedang melakukan kewajiban terhadap publik. Karena kami ilmuwan bukan hanya ada di menara gading, tapi keberadaan universitas harus bermanfaat kepada kelompok-kelompok di sekitar universitas," tuturnya.
Sejauh mana seruan moral itu didengar dan berdampak?
Sejawaran dan akademisi, Andi Achdian, mengatakan seruan moral dari akademisi atau para intelektual sejatinya masih dihormati di masyarakat Indonesia karena posisi mereka yang bebas kepentingan politik.
Suara mereka, sambungnya, diyakini menyuarakan sesuatu yang bisa dipercaya selain dari pihak yang memiliki 'kekuatan'.
Merujuk pada sejarah kontemporer di Indonesia, ucapnya, pernyataan para intelektual didengar dan punya dampak yang luas.
Di masa Orde Baru, hal itu terlihat kala akademisi menyampaikan keresahan mereka atas krisis politik di pemerintahan Suharto dan kemudian membuat mahasiswa dan buruh turun ke jalan untuk menggulingkan kekuasaannya.
Kini, menurut dia, situasi krisis politik itu sedang terjadi.
"Jadi sense of crisis mulai mengental. Jadi semua bayangan yang buruk ada dalam situasi sekarang."
Tetapi, ia ragu seruan moral yang dilayangkan para sivitas akademika saat ini bisa menggerakkan seluruh lapisan masyarakat untuk memengaruhi keputusan politik pemerintah yang dianggap kebablasan.
Apalagi diwarnai oleh persoalan politik massa mengambang – yang dimaknai sebagai sekelompok orang yang tidak memiliki ideologi partai politik tertentu sehingga pilihan politiknya sangat kondisional atau rawan diarahkan pada politik uang.
Karena itulah seruan-seruan moral yang disuarakan itu hanya akan sampai di kalangan terdidik atau kelas menengah.
"Masyarakat kelas bawah tidak akan terpengaruh karena tidak ada sentimen krisis ekonomi."
"Saat ini kita hanya ketemu di krisis politik, belum krisis ekonomi karena ekonomi cenderung stabil dan dia [Presiden Jokowi] memainkan bansos... jadi ada rem untuk orang marah."
"Ini [seruan] tidak akan menjadi ledakan besar."
Namun demikian, seruan moral dan manifesto dari sivitas tersebut semakin menguatkan ketidakpercayaan publik bahwa Jokowi bakal bersikap netral pada Pemilu 2024 mendatang.
Dan di dalam kabinetnya, akan terjadi gonjang-ganjing yang membuat sejumlah jajarannya mundur.
"Pembantunya mundur kan itu sinyal kekuasaan Jokowi sudah retak."
"Dia [Presiden Jokowi] kemudian akan bertumpu pada orang-orang kepercayaannya yang lingkarannya makin mengecil."
"Meskipun saya yakin, dia akan pertaruhkan semuanya. Sebab kalau Prabowo-Gibran kalah dia akan habis."
Arikel ini diolah dari BBC Indonesia dan Tribunnews.com
---
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Jokowi
Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming Raka
Pemilu 2024
Bandung
Jawa Barat
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
civitas akademik
Pilpres 2024
petisi
bahan evaluasi
Universitas Gadjah Mada
UGM
civitas akademika
Staf Khusus Kepresidenan RI Tanggapi Santai Petisi Civitas Akademika Universitas Jember ke Jokowi |
![]() |
---|
Civitas Akademika Unej Layangkan Petisi untuk Jokowi Jelang Pemilu 2024, ini Isinya |
![]() |
---|
Sekolah Pascasarjana Unair Surabaya Tegaskan Acara 'Unair Memanggil' Bukan Agenda Resmi Kampus |
![]() |
---|
Sejumlah Kampus Swasta di Surabaya Bakal Kritik Jokowi, Minta Presiden Netral |
![]() |
---|
Sivitas Akademika UI, UGM dan UII Kritik Jokowi dan Demokrasi di Indonesia hingga Respons Presiden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.