Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

ART Diduga Disekap dan Dianiaya Majikan hingga Kelaparan, Kurus Kering, Warga Geruduk Rumah Si Bos

Seorang ART di Jakarta diduga dianiaya majikan tengah viral di media sosial. Penampilannya memprihatinkan lantaran kurus kering.

SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com
Seorang ART di Jakarta diduga dianiaya majikan tengah viral di media sosial. Penampilannya memprihatinkan lantaran kurus kering. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang ART di Jakarta diduga dianiaya majikan tengah viral di media sosial.

Penampilannya memprihatinkan lantaran kurus kering.

Ia terekam tengah duduk di atas tembok pagar.

Si ART diduga tak hanya dianiaya, akan tetapi ia juga disekap oleh majikannya hingga kelaparan.

Bahkan, rambutnya seperti dicukur acak hingga tak lagi tampak seperti seorang wanita.

Dinarasikan dalam video yang beredar, dikutip dari Warta Kota, Kamis (15/2/2024), wanita yang diduga disiksa itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial IP (23).

Baca juga: Beri Rp50 Ribu Buat Uang Tutup Mulut, Polisi Aniaya Pelajar Pakai Senjata sampai Mata Korban Bengkak

Dia kala itu menerima sebuah bungkusan makanan dari warga yang juga berasal dari NTT dan iba kepadanya.

Namun, kala warga itu menanyai soal kondisinya, terkait apakah dia makan layak atau tidak, IP tampak menyuruh warga itu agar tidak berbicara terlalu kencang.

Dia menempatkan jari telunjukknya di depan mulut, kemudian menunjuk ke arah belakang punggungnya, seolah takut ketahuan oleh majikannya.

"Berapa hari tidak makan? Ko kasihan begini, ko dikurung," kata warga yang memvideokan tersebut.

"Beta (saya) sayang ko tara (kamu tidak) makan? Dari kemari ko (kamu) tidak makan? Kasihan ko kurus begini tinggal tulang," imbuh dia. 

Wanita itu sempat berharap uang kepada sang perekam.

Ilustrasi penganiayaan.
Ilustrasi penganiayaan. (TribunSumsel.com)

Namun warga itu mengatakan percuma saja kalau dirinya tak bisa keluar untuk membeli makan.

Setelah itu, video berganti dengan warga yang beramai-ramai mendatangi rumah majikan korban.

"Ini korban ini (IP), kami lagi tunggu dari Polres Barat mau ke sini," kata orang dalam video tersebut.

Terkait hal itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan membenarkannya.

Menurut dia, pihaknya telah menerima laporan tentang dugaan penyekapan dan penganiayaan tersebut.

"Betul laporan sudah kami terima, akan kami tindak lanjuti secara profesional dan transparan. Untuk perkembangannya nanti kami sampaikan kembali," kata Andri saat dihubungi, Kamis (15/2/2024).

Dia berujar, saat ini kasus tersebut sudah masuk dalam proses penyelidikan.

Oleh karena itu, pihaknya masih mendalami apakah korban mengalami luka-luka atau hal lain yang membahayakan dirinya selama bekerja dengan majikan tersebut.

Baca juga: ART-nya Muntah-muntah hingga Pernah Kesurupan, Atta Halilintar Gelar Rukyah dan Doa di Rumah Baru

"Nanti kami lakukan klarifikasi. Sementara kami lakukan penyelidikan, nanti akan kami sampaikan secara transparan," ungkap Andri. 

"Laporan tanggal 13 (Februari 2024). Sementara masih kami dalami, kami usut, kami sudah terima laporannya, nanti kami tindak lanjuti secara profesional dan transparan," pungkas dia.

Sementara itu, seorang ART nekat jadi caleg dengan modal Rp 2,5 juta.

Wanita yang bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga atau ART itu bernama Yuni Sri Rahayu (41).

Ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD DKI Jakarta Dapil VII.

Ia tinggal di kontrakannya, Cilandak, Jakarta Selatan.

Yuni merupakan caleg dari Partai Buruh.

Sejak memutuskan untuk maju menjadi caleg, Yuni selalu mendapatkan diskriminasi saat kampanye di lingkungan rumahnya.

Yuni mengatakan, tak diperbolehkan melakukan sosialisasi di lingkungan rumahnya, kawasan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Hal itu dikarenakan sudah ada dua caleg dari partai lain, yang sudah berkampanye.

Baca juga: Nasib Akhir Ajudan Bupati Kubar yang Aniaya Sopir Truk, Meski Damai Karir Jeblok, Tetap Diproses

"Jujur saja di sini, rumah saya, waktu minta izin untuk sosialisasi sama RT di sini ya dia bilang gini, 'Karena di sini sudah dukung dua caleg, jadi enggak bisa sosialisasi'," ujar dia kepada wartawan, Jumat (2/2/2024), melansir dari Warta Kota.

Meski demikian, Yuni mengaku tak terlalu ambil pusing atas hal tersebut.

Dia lebih memilih untuk mengalah, dan melakukan sosialisasi di tempat lain.

"Iya diskriminasi halangan pasti ada ya kan, tapi kan kita nggak tahu, jadi ya sudah." jelasnya.

"Saya juga nggak berambisi untuk menang, saya hanya menjalani proses yang ada saat ini," ungkapnya.

Sejauh ini, Yuni hanya mengeluarkan Rp 2,5 juta selama berkampanye.

Itu pun dia sisihkan dari penghasilannya, sebagai seorang pekerja rumah tangga.

Uang itu, digunakan Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK), seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.

"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu nggak sampe Rp 2 juta," jelas Yuni.

"Cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," kata Yuni.

Kini, Yuni terdaftar sebagai caleg DPRD DKI dapil 7, meliputi Kecamatan Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Setiabudi.

Yuni mengibaratkan dirinya sebagai "caleg Dhuafa", lantaran tak memiliki modal besar.

"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya nggak punya modal." jelasnya.

"Walaupun punya modal istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita." lanjutnya.

"Saya menyiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ujar dia.

Yuni menuturkan, dirinya maju sebagai caleg, karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

"Ya memang saat ini kan kita sedang memperjuangkan RUU PPRT yang sudah 20 tahun masih juga gak ada kabar yang buat kita para PRT." jelasnya.

"Itu lah yang membuat saya mau nggak mau, siap nggak siap, ya sudah saya mau jadi caleg," ungkapnya.

Menurutnya, para pekerja rumah tangga saat ini, hanya dilindungi olsh UU Ketenagakerjaan, dan hal itu dinilai belum cukup.

"Ketika kita punya masalah, UU Ketenagakerjaan belum cukup untuk melindungi PRT," ungkapnya.

Kini Yuni masih yakin untuk mempromosikan namanya kepada masyarakat agar memilihnya pada 14 Februari 2024.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved