Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Fakta 4 Jambret Nenek-nenek yang Diringkus Polda Jatim, Konsumsi Sabu Sebelum Beraksi

Fakta 4 Jambret Nenek-nenek yang Diringkus Polda Jatim, Konsumsi Sabu Sebelum Beraksi

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Ketiga tersangka saat digelandang anggota Tim Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, Senin, (26/2/2024). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Empat orang bandit penjambret spesialis kalung emas nenek-nenek bermodus tanya alamat, ternyata mengonsumsi sabu-sabu sebelum beraksi agar bernyali besar. 

Empat tersangka itu, Mereka berinisial Tersangka AK (45) warga Wonoayu, Sidoarjo. Tersangka MA (41) warga Bubutan, Surabaya. Tersangka ES (32) warga Taman, Sidoarjo. 

Kemudian, Tersangka TN (27) warga Kesamben, Jombang. Ia telah ditangkap lebih dulu oleh anggota Satreskrim Polres Jombang, dan kini sedang menjalani hukuman pidana penjara di Lapas Jombang. 

Menurut PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi, komplotan tersebut selalu mengonsumsi narkotika jenis sabu sebelum berkeliling mencari korban untuk menjalankan aksi penjambretan kalung. 

Hal tersebut diperoleh dari temuan adanya plastik klip kecil bekas kemasan sabu yang ditemukan oleh petugas saat melakukan penangkapan dan penggeledahan di tempat persembunyian mereka kawasan Blitar. 

"Kelihatannya dia pemakai narkoba sabu. Kemarin waktu kami tangkap juga ada sisa sabu dalam klipnya. Iya dia minum sabu biar berani," ujarnya pada TribunJatim.com di Mapolda Jatim, Senin (26/2/2024). 

Menurut AKP Fauzi, Tersangka AK dapat disebut sebagai tersangka utama yang bertindak sebagai otak sekaligus eksekutor penjambretan. 

Sedangkan, Tersangka lain; AK, MA, ES, dan TN merupakan joki motor sarana aksi. Dan, masing-masing dari para joki itu, akan berpasangan secara bergantian, dengan tersangka AK. 

"Mereka ini pakai joki gonta-ganti pasangan. Untuk eksekutor di semua lokasi, tersangka AK," katanya. 

Para komplotan tersebut selalu menargetkan korban penjambretan yang terkategori lemah dan rentan. Yakni kalangan usia tua seperti nenek-nenek. 

Fauzi menerangkan, para tersangka kerap menargetkan nenek-nenek yang sedang menyapu seorang diri di jalanan atau teras depan rumah. 

Modus untuk mendekati korbannya. Para tersangka berlagak sebagai pengendara yang tersesat untuk mencari alamat. 

Tatkala korbannya lengah dan teperdaya dengan akal-akalan tersebut. Tersangka yang bertindak sebagai eksekutor langsung menarik kalung perhiasan dari leher korbannya, tanpa memperdulikan kondisi korban. 

"Dia modus berpura-pura tanya alamat. Setelah korban ini lengah si pelaku langsung menarik paksa dan kabur," terangnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved