Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kediri

Fakta Kelam Ponpes di Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya, Tak Punya Izin, Ibu Korban: Salah Apa?

Fakta kelam tentang pondok pesantren di Kediri tempat Bintang Balqis Maulana (14) dianiaya para seniornya sampai meninggal dunia.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
IST
Fakta Kelam Ponpes di Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya, Tak Punya Izin, Ibu Korban: Salah Apa? 

TRIBUNJATIM.COM - Fakta kelam tentang pondok pesantren di Kediri tempat Bintang Balqis Maulana (14) dianiaya para seniornya sampai meninggal dunia.

Diketahui, bocah asal Banyuwangi, Jawa Timur itu dipulangkan dalam kondisi sudah tak bernyawa pada Sabtu (24/2/2024).

Bintang sendiri meninggal dunia pada Jumat (23/2/2024).

Keluarga yang menemukan sejumlah kejanggalan seperti adanya bekas sundutan rokok dan jeratan di tubuh korban meminta kematian Bintang diusut.

Hingga kemudian Polres Kediri Kota menetapkan empat tersangka atas kematian Bintang, di mana mereka adalah rekan sesama santri.

Pondok tempat Bintang tewas bernama PPTQ Al Hanifiyyah.

Pondok pesantren atau ponpes itu berada di Dusun Kemayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Melansir dari Kompas.com,  Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mengungkap, pondok pesantren itu rupanya tak memiliki izin.

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Mohammad As'adul Anam mengungkapkan PPTQ Al Hanifiyyah belum mengantongi izin operasional pesantren.

Menurutnya pesantren itu mulai beroperasi sejak 2014 dan memiliki 74 santri putri serta 19 santri putra.

"Kami menyayangkan kekerasan di Pondok Pesantren Al Hanifiyyah Mayan Mojo itu dan turut belasungkawa pada keluarga korban atas kejadian tersebut," ungkap dia, Selasa (27/2/2024)

Baca juga: Jeritan Terakhir Santri Tewas Dianiaya di Kediri, Chat WA Ibu Minta Jemput, Pihak Ponpes: Terpeleset

Sementara itu atas kematian Bintang, pengasuh PPTQ Al Hanifiyyah Mayan Mojo Fatihunada sempat mengungkap ketidaktahuannya pada penyebab meninggalnya santri tersebut.

Dia hanya mendapatkan laporan bahwa ada santrinya yang meninggal dunia pada Jumat (23/2/2024).

"Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke Banyuwangi," katanya. 

Kini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pun turun tangan.

Baca juga: Pilu Pesan Terakhir Santri ke Ibunya sebelum Tewas Dianiaya, Tak Tega: Kamu Ini Anak yang Kuat

Ia melakukan takziyah ke rumah duka Bintang Balqis Maulana (14), di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Selasa (27/2/2024).

Di rumah duka, Ipuk ditemui oleh ibu dan ayah korban, Suyanti dan Rustam.

Selain menyampaikan duka cita, Ipuk juga akan menjembatani komunikasi kasus ini antar pemerintah daerah.

"Kami akan membantu komunikasi dengan pemerintah daerah Kediri. Mulai dari dinas sosial, dinas pendidikan, dan kantor kemenag Banyuwangi, sudah saling berhubungan dengan instansi di sana," kata Ipuk kepada TribunJatim.com.

Komunikasi itu menurut Ipuk, untuk memastikan korban dan keluarganya mendapat keadilan.

Keluarga juga bisa mendapat informasi yang valid soal penyebab kematian Bintang.

Ipuk berharap, keluarga korban tabah dan bersabar atas musibah yang dialaminya. Ia turut menguatkan keluarga tersebut agar selalu tabah.

"Kami berharap pihak keluarga kuat dan tabah. Pesan mereka agar proses hukum tetap bisa dijalankan. Karena perasaan seorang ibu, ada rasa ketidakadilan atas kasus yang dialami putranya," tambah Ipuk.

Lebih jauh Ipuk berpesan agar kasus penganiayaan dan bullying yang dialami Bintang dapat menjadi pelajaran bersama. Seluruh pihak bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar.

"Kita semua harus lebih aware terhadap bullying yang masih marak di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Kami juga berharap orang tua lebih perhatian terhadap pertemanan dan perilaku anak-anaknya," pinta Ipuk.

Baca juga: Momen Bupati Ipuk Takziah ke Rumah Duka Santri Korban Penganiayaan, akan Jembatani Komunikasi

Harapan yang sama juga disampaikan kepada lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren.

Ia meminta seluruh pondok pesantren, terutama yang berada di Banyuwangi, untuk lebih peduli terhadap para santri.

"Kami juga terus berupaya agar di Banyuwangi semua lembaga pendidikan negeri dan swasta tidak lelah untuk menghapuskan bullying. Jangan sampai kasus seperti ini terjadi di Banyuwangi," sambungnya.

Sementara ibu Bintang, Suyanti, menjelaskan anaknya dipulangkan dari pondok pesantren dalam kondisi meninggal dunia pada Sabtu lalu.

Sehari sebelumnya, pihak pondok pesantren mengabarkan bahwa Bintang meninggal karena jatuh dari kamar mandi.

Namun saat jenazah Bintang tiba di rumah, banyak kejanggalan yang keluarga temukan.

Salah satunya, kondisi tubuh Bintang yang penuh luka dan berdarah.

Baca juga: Sosok Pelaku Penganiaya Santri di Ponpes Kediri, Ada 4 Pelaku yang Diamankan Polisi

Keluarga menyayangkan sikap pondok pesantren yang tidak proaktif memberi informasi soal kematian Bintang. 

"Itu yang saya sayangkan. Saya menunggu inisiatif dari pondok untuk meminta maaf atau berduka cita. Tapi tidak ada," katanya.

Suyanti mengaku telah mengikhlaskan kepergian Bintang. Namun, keluarga ingin mendapat informasi utuh soal kronologi dan penyebab kematiannya.

"Kenapa kok bisa kejadian begitu. Anak saya salah apa? Saya minta doanya agar kebenaran bisa terungkap," kata Suyanti.

Sosok Pelaku

Satreskrim Polres Kediri Kota menetapkan 4 pelaku tersangka  kasus penganiayaan yang menewaskan Bintang.

Empat orang pelaku yang diamankan merupakan kakak kelas korban.

"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).

Dijelaskan AKBP Bramastyo Priaji, ke 4 orang tersangka masing -masing, MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17).

Penetapan tersangka setelah pihaknya melakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi.

"Sejak dilaporkannya kasus ini di Polsek Glenmore Polresta Banyuwangi, Sabtu, 24 Februari, hasil koordinasi kami, kerja sama Satreskrim Polres Kediri Kota dan Satreskrim Polresta Banyuwangi telah melaksanakan tindak lanjut," jelas Bramastyo.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved