Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

36 Tahun Tak Diangkat Jadi PNS, Guru Alvi Nyambi Jadi Pemulung karena Istri Sakit, Kini Ditinggal

Kisah guru honorer nyambi jadi pemulung jadi berita viral. Pak guru itu bernama Alvi.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @undercover.id
36 Tahun Tak Diangkat Jadi PNS, Guru Alvi Nyambi Jadi Pemulung karena Istri Sakit, Kini Ditinggal 

TRIBUNJATIM.COM - Kisah guru honorer nyambi jadi pemulung jadi berita viral.

Pak guru itu bernama Alvi.

Pak Alvi sudah mengajar selama 36 tahun.

Ia rela bekerja habis-habisan karena istrinya sakit parah.

Pak Alvi hingga kini belum diangkat menjadi PNS atau Pegawai Negeri Sipil.

Kisah Pak Alvi dibagikan akun Instagram @undercover.id, Kamis (7/3/2024).

Dalam video tersebut memperlihatkan sang guru duduk di pinggir jalan sembari membawa karung berisi rongsokan.

Tampaknya ia sedang beristirahat setelah mencari rongsokan tersebut.

Lalu, ia dihampiri oleh perekam yang menanyakan sosok pengumpul rongsokan tersebut apakah seorang guru.

"Assalamu’alaikum pak, bapak ini guru?,” tanya perekam.

Baca juga: Tunjangan Guru Honorer Lumajang Menyusut, Pemkab Minta Bersabar: Bukan Pemotongan Tapi Penyesuaian

Dengan wajah tersenyum pria pengumpul rongsokan itu pun membenarkannya.

Rupanya alasan perekam menanyakan hal itu lantaran ia sempat melihat pria tersebut berbicara akrab dengan murid sekolah.

Sang murid pun menanyakan kepadanya yang pulang sekolah hendak mencari rongsokan.

Diketahui guru yang bekerja sampingan mencari rongsokan itu bernama Pak Alvi.

Perekam tampak simpati mendengar kisah pilu Pak Alvi yang mengajar sebagai guru tapi tetap bekerja sebagai pengumpul rongsokan.

“Emang kurang pak?,” tanya perekam, dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.

Baca juga: Nasib Guru Honorer Soal Wacana Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Simak Kata Ketua Advokasi Guru

Mendengar pertanyaan itu, Pak Alvi mengiyakannya.

Ia mengaku penghasilannya sebagai guru honorer tidak cukup memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Terlebih ternyata Pak Alvi banting tulang menjalankan pekerjaan sampingannya mencari rongsokan karena untuk membiayai berobat istrinya yang sakit.

Namun, diketahui istrinya akhirnya sudah meninggal sejak 3 tahun lalu karena penyakit kanker payudara.

Kini, ia pun tinggal bersama dua anaknya.

Dari pekerjaannya sebagai guru dan mencari rongsokan inilah Pak Alvi bisa menghidupi keluarganya.

Pak Alvi sendiri telah mengabdi atau mengajar sebagai guru honorer sejak tahun 1988.

Artinya Pak Alvi sudah mengajar kurang lebih sudah 36 tahun.

Ia mengajar di sebuah Mardrasah Aliyah setara SMA/SMK.

Di usianya yang menginjak 57 tahun tidak ada pekerjaan lain bagi Pak Alvi untuk bisa menghidupi anak-anaknya.

Guru honorer ini ternyata sering sekali ditemui di jalan sedang mencari rongsokan untuk dijual dan menjadi penghasilan tambahan.

Pak Alvi menceritakan sehari-hari berangkat mengajar menaiki angkot.

Namun, untuk pulang ia harus jalan kaki supaya bisa sembari memungut barang bekas sepanjang jalan dari sekolah menuju rumah. 

Baca juga: 17 Tahun Mengabdi Tak Jadi PNS, Guru Honorer Ikhlas Tanah Pribadi Dibuat Sekolah: Pejabat Cuma Janji

Sebagai guru honorer, penghasilan Pak Alvi pun kurang mencukupi apalagi harus menggunakan alat transportasi pulang pergi menuju sekolah.

Kini, kisah pilu Pak Alvi guru honorer yang bekerja sampingan sebagai tukang rongsokan ini menarik simpati warganet.

Pengunggah pun membuka donasi bagi siapa saja yang ingin membantu perekonomian guru honorer sekaligus tukang rongsokan tersebut.

Sejumlah warganet merasa miris dengan nasib yang dialami Pak Alvi.

Bahkan ada juga warganet yang mengaku sebagai tetangga dan memuji kegigihan Pak Alvi.

Ada juga warganet yang mengkritisi pemerintah karena persoalan guru honorer di Indonesia yang dinilai tak adil.

Baca juga: Janji Diangkat Jadi PNS, Guru Honorer Malah Di-PHP 17 Tahun, Tanah Telanjur Dihibahkan ke Sekolah

Sebelumnya juga viral kisah Shoni Suprayoga, guru di salah satu sekolah menengah atas Kota Semarang memiliki usaha sampingan menjadi badut penghibur.

Usaha hiburan bagi anak-anak ini telah digeluti Shoni sejak tujuh tahun lalu.

Peluang ini didapat Shoni sebelum dirinya menjadi seorang guru.

Saat itu dirinya pernah bekerja ikut saudaranya di Jakarta sebagai badut di kawasan Ancol.

Kini setelah dirinya menjadi seorang guru di Kota Semarang keinginannya untuk memiliki pekerjaan sampingan sebagai badut hiburan ia wujudkan.

Dengan dibantu sang istri yang juga seorang guru, Shoni secara bertahap mengumpulkan aksesoris badut, badut karakter, alat make up, hingga alat sulap sebagai modal untuk menghibur anak-anak di acara ulang tahun.

Kini buah dari kerja keras Shoni mulai menampakkan hasilnya. Ia kini banyak menerima panggilan untuk mengisi acara hajatan, acara sekolah dan perpisahan.

Sebagai seorang guru, Shoni mengaku tidak malu sebagai badut penghibur.

Sebaliknya ia mengaku senang karena bisa menghibur dan melihat tawa ceria anak-anak yang dihiburnya.

“Pekerjaan utama saya kan guru untuk sampingan saya milih badut. Karena saya berpengalaman sejak lulus SMA pernah ikut saudara di Jakarta, terus ini ingin membesarkan di Kota Semarang. Karyawan kita kurang lebih 15 orang, untuk order tiap bulan kurang lebih 50-60 lokasi,” terang Shoni.

Dari pekerjaan sampingan sebagai badur penghibur, Shoni bisa mendapatkan cuan hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Dalam sebulan setidaknya ia mendapatkan 60 orderan untuk penampilan badut.

Orderan ini tak hanya dari Semarang namun juga luar kota seperti Kendal, Pekalongan, Grobogan dan Solo.

Kini Shoni juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, dimana sekarang ada 15 karyawan yang ikut membantu menjadi badut hiburan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved