Berita Viral
Sosok Mahasiswa S2 Unair Sujud di Kaki Ibu saat Wisuda, Tamu Tangisi Si Anak Guru Ngaji, Ayah Tiada
Inilah sosok mahasiswa S2 Unair yang membuat tamu wisuda menangis melihat momen saat ia mencium kaki sang ibu setelah lulus dari kuliah.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sosok mahasiswa S2 Unair belakangan menjadi viral di media sosial.
Viral momen sedih namun membanggakan atas kelulusan seorang anak guru ngaji sekaligus guru honorer meraih gelar magister atau S2.
Momen tersebut terjadi di Universitas Airlangga (UNAIR), mahasiswa tersebut bernama Dzulfikar.
Dzulfikar berhasil meraih gelar magister atau S2 fast track dari jurusan Kebijakan Publik.
Fast track adalah program yang dirancang untuk mendapatkan gelar sarjana dan magister dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Hal yang menyedihkan tersebut diunggah akun TikTok @unair_official, yang dikutip TribunJatim.com via TribunTrends.com pada Senin (11/3/2024).
Dzufikar berkesempatan berdiri di atas podium dan mengucapkan beberapa kata yang bikin haru.
Ia awalnya mengucapkan terima kasih ke ayahnya meski sudah tiada atau meninggal dunia.
Dilanjutkan ke ibunya, yang seorang guru ngaji dan guru honorer.
Meski ibunya hidup sendiri, namun ia tak gentar menghidupi anak-anaknya seorang diri setelah ditinggal suaminya pergi.
Yang menarik lagi saat Dzulfikar di atas panggung, rektor UNAIR pun ingin mengecek apakah anak seorang guru ngaji bisa mengaji.
Baca juga: Resep Ikan Bakar Madu, Menu Sahur yang Dijamin Tidak Membosankan, Ada Aroma Smokey yang Khas
"Ibunya kan guru ngaji, kamu bisa ngaji gak? Coba di tes," ucap Pak rektor.
Dzulfikar lantas membuktikan kemampuan mengajinya dengan membacakan QS. Al A'la.
Meski baru menyampaikan satu kata untuk ayah dan ibunya, ternyata Dzulfikar tak kuat menahan air matanya.

"Izinkan di kesempatan terakhir ini saya mengucapkan terima kasih kepada almarhum ayah saya, kepada ibu saya. Terimakasih karena terus berjuang hingga saat ini," ujarnya sambil menghapus air matanya.
Pak Rektor pun memberikan buket bunga untuk Dzulfikar berikan pada ibunya.
"Ini bisa diserahkan pada ibunda tercinta. Mana ibunda tercinta?" tanya Pak Rektor.
Dzulfikar memberikan bunga kepada ibunya sambil bersujud di telapak kakinya.
"Ibu saya hanya seorang guru ngaji Pak Rektor, dan seorang guru honorer, ayah saya sudah meninggal," ujarnya lagi.
Setelah memberikan bunga ke ibunya, tak lupa Dzulfikar mengajak ibunya ke tengah panggung dan berfoto dengan sang rektor UNAIR.
Baca juga: Nasib Artis Dulu Dibantu Dorce Semasa Hidup, Pernah Bangkrut Jualan Nasi Goreng, Kini Sukses
Momen tersebut sehingga membuat netizen pun ikut terharu.
Zeeshan, "pernah jd moderator dan mas dzulfikar jd speakernya, glad to be a part his wonderful journey!."
khanza, "guru ngaji dan guru honorer bukan HANYA Mas, pekerjaan ibumu luar biasaaa."
mim, "bukan iri karena gelar nya, tp iri karena masih bisa memeluk ibu."
Sementara itu, di kampus lainnya di Surabaya, hal mengharukan juga terjadi.
Tangisan haru mewarnai prosesi wisuda Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya akhir pekan ini.
Tak hanya karena 1.209 wisudawan dalam Wisuda ke-128 ini, tetapi karena Rendi Dwi Hermawan, salah satu peserta meninggal jelang wisuda.
Ibu Almarhum Rendi, Tumini bawa foto anaknya berjalan memasuki area wisuda dan menghampiri rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho yang berada di atas podium.
Dengan diiringi rangkaian video perjuangan Rendi menyelesaikan studinya, Tumini menerima pengukuhan putra bungsunya sebagai Sarjana Teknik Informatika.
Baca juga: Momen Haru Sahabat Dekat Gantikan Wisuda Mahasiswa UB yang Meninggal, Kenang Sosok Penuh Semangat
“Saya mengucapkan turut berbelasungkawa sekaligus mengucapkan selamat atas kelulusan Ananda Rendi Dwi Hermawan. Semoga arwahnya diterima Allah SWT,” ucap Prof Nugroho sambil menahan air matanya, Sabtu (2/3/2024) .
Usai turun dari podium, Tumini dan keluarga tak kuasa menahan tangis.
Bahkan tak sedikit dari para tamu undangan turut meneteskan air matanya.
“Air mata ini bukan air mata sedih, tapi air mata bangga, karena semua sudah terlaksana,” tutur Tumini.
Sedangkan Ringga, kakak dari Rendi mengaku jika di masa akhir hidipnya adiknya sangat bertekad ingin mendaftar wisuda.
Sehingga pihak keluarga sangat ingin mewujudkan prosesi wisuda untuk adiknya tersebut.
Baca juga: Demi Wisuda, Mahasiswi Kejar Dosen Sampai ke Kebun, Aksi Viral, Ada yang Ngejar Sampai ke Kampung
“Waktu masuk ICU, pesannya, aku ingin wisuda. Waktu masuk UGD pertama juga bilang aku anterin wisuda mbak. Bilang ke masnya juga begitu,” tutur Ringga.
Ia mengaku bangga memiliki adik seperti Rendi yang supel dan aktif di perkuliahan.
Bahkan adiknya tidak pernah mengeluh meskipun harus menempuh perjalanan jauh setiap harinya ke kampus dari Jetis, Kabupaten Mojokerto ke kampus Untag Surabaya untuk mengikuti pengukuhan Rendi sebagai lulusan sarjana.
Dikatakannya, Rendi sendiri dinyatakan meninggal dunia usai divonis gagal ginjal oleh dokter.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya usai mendapatkan perawatan intensif selama dua hari di rumah sakit.
“Terima kasih untuk dosen-dosen Untag yang telah membantu adik saya. Selama ini kalau adik saya ada salah, kami benar-benar mohon maaf sebesar-besarnya,” tutup Ringga.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sosok mahasiswa S2 Unair
S2 fast track
jurusan Kebijakan Publik
guru ngaji
guru honorer
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Gerobak Dagangan Penjual Cilok sampai Pecah, Korban Mengaku Dianiaya Preman |
![]() |
---|
Kronologi Ribuan Mahasiswa Kompak Balik Badan saat Wagub Pidato, Kampus Sengaja Undang Pejabat |
![]() |
---|
Tukang Becak Pasrah Rumahnya Rata Tanah yang Ditinggali Selama 51 Tahun, Semua Harta Lenyap |
![]() |
---|
Rombongan 14 Moge Viral Terobos Jalur TransJakarta, Polisi Tegas Beri Tilang ETLE: Tidak Ada Bedanya |
![]() |
---|
Sindiran Ustaz Dasad Latif usai Rekening Isi Dana Masjid Diblokir PPATK: Apa Gunanya Kalian Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.