Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

Hasil Autopsi Kasus Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Ibu, Dokter Sebut Pembusukan: Tak Sempat Napas

Terungkap hasil autopsi kasus kepala bayi tertinggal di rahim ibu, di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube Kompas TV
Hasil Autopsi Kasus Kepala Bayi Tertinggal di Rahim Ibu, Dokter Sebut Pembusukan: Tak Sempat Napas 

Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo mengungkapkan, sejauh pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 3 orang saksi dari pihak keluarga korban atas perkara yang dilaporkan pada 4 Maret 2024 sekitar pukul 20.00 WIB.

“Suaminya yang melaporkan karena kondisi isterinya masih belum pulih. Kami masih melakukan penyelidikan terkait peristiwanya, kalau dugaannya laporan dari pelapor terkait itu, bayinya meninggal. (Dugaan malpraktek)?, kalau undang-undangnya tidak bilang seperti itu,” ungkap Heru kepada Tribun Jatim Network, Selasa (12/3/2024).

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan juga sudah melakukan audit maternal bersama tiga dokter spesialis, terdiri dari spesialis kandungan RSIA Glamour Husada Kebun, Bangkalan, dr Surya Haksara, Sp OG, spesialis anak, dr Moh Shofi, SpA, serta spesialisasi forensik, dr Edy Suharta, Sp F.

Bersama Kepala Dinkes Bangkalan, Nur Chotibah, hasil audit maternal kemudian disampaikan dalam jumper pers di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Bangkalan, Selasa (12/3/2024).

Ketiga dokter spesialis itu secara bergantian memaparkan hasil audit berdasarkan latar masing-masing spesialis.

“Badan sudah dilahirkan, letak sungsang kelihatan bokong, akhirnya dibimbing oleh tim penolong yang ada di Puskesmas Kedungdung. Seperti yang disampaikan tadi, kematian telah terjadi 7-10 hari. Sehingga terjadilah maserasi, melepuh, dan menjadi penyebab tertinggalnya kepala dalam rahim,” ungka Nur.

Disinggung terkait narasi yang disampaikan Mukarromah dalam video bahwa bayinya masih hidup, Nur menyatakan telah terjadi miss komunikasi antara pihak Puskesmas Kedungdung dan pihak keluarga pasien.

“Pihak puskesmas sudah mengetahui kalau bayi tersebut sudah meninggal. Namun disampaikan kepada pihak keluarga bukan dengan bahasa meninggal, melainkan dengan bahasa detak jantungnya sudah tidak ada,” pungkas Nur.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved