DBD di Ponorogo Makan Korban Jiwa, 2 Pasien Anak Meninggal Dunia, Dinkes Ingatkan Jaga Kebersihan

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo menyebutkan ada 2 anak di bumi reog akibat penyakit demam berdarah (DBD).

“Keduanya meninggal pada 12 Maret 2024 lalu,” ungkap Kepala Dinkes Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, Jumat (15/3/2024).

Keduanya merupakan anak-anak dengan usia 10 tahun. Satu anak warga Kecamatan Siman. Satu anak lainnya warga Kecamatan Babadan.

“Keduanya dilaporkan bahwa dibawa ke rumah sakit sudah dalam kurang baik,” ujar Ayuk—sapaan akrab—Dyah Ayuk Puspitangarto.

Dia mengaku kedua pasien anak tersebut datang ke RS dalam kurang baik. Artinya dalam fase Dengue Shock Syndrome (DSS).

“Tidak menyalahkan siapapun ini kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan. Kebersihan semua menjadi tanggung jawab semua,” bebernya.

Baca juga: RSUD dr Harjono Ponorogo Mulai Kebanjiran Pasien DBD, Anak Usia 10 Tahun Meninggal Dunia

Baca juga: Jumlah Kasus DBD Awal 2024 di Nganjuk, Lebih Tinggi Dibanding 2023, Ada 101 Kasus dan 2 Warga Wafat

Selain dua anak tersebut, ada 1 anak lainnya juga dilaporkan meninggal dunia karena DBD. Namun pihak Dinkes masih melakukan pelacakan.

“Apakah benar-benar DBD atau ada penyakit yang lainnya. Yang jelas dilaporkan balid di Dinkes ada 2 anak-anak,” tegasnya.

Ayu menghimbau semua lebih perhatian terhadap lingkungan. Menaati Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

“Bahwa DBD(demam berdarah dengue) adalah penyakit komunal. Harus benar-benar menerapkan PSN,” pungkasnya.

Baca juga: Permintaan Trombosit di PMI Ponorogo Meningkat, Demam Berdarah Merebak?