Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Waspada 2 Anak di Ponorogo Meninggal Akibat DBD, Dokter Ajak Orangtua Kenali Tanda Gejalanya

Waspada 2 Anak di Ponorogo Meninggal Akibat DBD, Dokter Spesialis: Kenali Tanda Gejalanya

tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Dokter spesialis anak RSUD dr Harjono Ponorogo, dr Kautsar Prastudia Eko Binuko, Sabtu (16/3/2024) soal gejala demam berdarah (DBD) 

Laporan Wartawab Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - 2 Anak di Ponorogo diketahui meninggal dunia karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Keduanya hembuskan nafas terakhir pada tanggal 12 Maret 2024 lalu.

Pun dilaporkan, keduanya dibawa dengan kondisi dalam kondisi kurang baik atau fase Dengue Shock Syndrome (DSS).

“Sebaiknya orangtua lebih aware dan mengenali ciri-cirinya,” ungkap dokter spesialis anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, dr Kautsar Prastudia Eko Binuko, Sabtu (16/3/2024).

Dia menjelaskan bahwa saat ini di bumi reog dilihat memasuki musim pancaroba. Dimana sewaktu hujan, satu waktu juga panas,

“Itu justru berbahaya. Kalau sekalian hujan setiap hari atau setiap hari panas lebih baik,” kata dr Kautsar.

Menurutnya, ketika hujan ada muncul genangan. Kemudian nyamuk bertelur. Lalu saat panas menetas.

“Jadi wajar jika akhir-akhir  ini  kasus dbd (demam berdarah dengue) banyak meningkat,” terangnya.

Baca juga: DBD di Ponorogo Makan Korban Jiwa, 2 Pasien Anak Meninggal Dunia, Dinkes Ingatkan Jaga Kebersihan

Dia menyebutkan bahwa orang tua harus mengenali tanda dan gejala DBD. Lantaran, ciri-cirinya hampir sama dengan penyakit lain.

“Muncul pertama adalah demam. Sebenarnya sama, batu pilek juga panas, lalu pencernaan juga timbul panas,” tegasnya.

Yang membedakan, kata dia, jika suatu waktu muncul demam namun tiba-tiba tinggi.

“Misal pulang sekolah demamnya 39 sampai 40 derajat. Itu harus diwaspdai,” tegasnya.

Dia mengaku biasanya penyakit lain demamnya bertahap. Mulai dari 37 detajat, kemudian 38 derajat.

“DBD selain demam juga disertai nyeri kepala hebat. Kalau anaknya sudah bisa diajak komunikasi ditanya apakah pusing hebat,” bebernya.

Baca juga: Kasus DBD Melonjak, Permintaan Trombosit di PMI Kota Blitar Naik Dua Kali Lipat

Baca juga: Jumlah Kasus DBD Awal 2024 di Nganjuk, Lebih Tinggi Dibanding 2023, Ada 101 Kasus dan 2 Warga Wafat

Sehingga, ketika muncul demam tinggi, orang tua tidak apa-apa mengasumsikan sebagai gejala db. Bisa kemudian dibawa ke fasiltas kesehatan terdekat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved