Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Tukang Cilok Sulap Bekas Kandang Sapi Jadi Pondok Pesantren, Dulu Diejek Gali Kubur: Berjuang

Kisah tukang cilok diejek gali kuburan saat mau bangun pondok pesantren. Sulap bekas kandang sapi. Kini punya puluhan santri.

Editor: Hefty Suud
Istimewa/TribunJatim.com
Ustadz Amo Zakaria (39), mantan tukang cilok yang sukses dirikan pondok pesantren di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok pria dulunya tukang cilok yang kini sukses dirikan pesantren tahfidz di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.

Kisahnya viral di media sosial.

Dulu ia diolok-olok tak bakal bisa membangun pondok pesantren.

Saat bikin pondasi pertama, ia dikira mau gali tanah kuburan.

Namun kini, pondok pesantren tersebut telah berdiri.

Sosok mantan tukang cilok yang berhasil bangun pondok pesantren tersebut bernama Ustadz Amo Zakaria (39).

Sejak kecil, pria asal Lampung ini mendalami ilmu agama.

Dia sudah menjadi santri untuk menempuh pendidikan agama di Tasikmalaya sejak Tahun 2000.

Namun karena tuntutan ekonomi, Tahun 2009 Amo pun nekad untuk pergi ke Karawang.

Dia berjualan cilok untuk hidup dan menghidupi keluarganya.

Baca juga: Alasan Pelaku Santet Stevie Agnecya Akhirnya Terbongkar? 2 Sosok Diungkap Ustaz, Dibantu Keluarga

"Lalu di Tahun 2011 saya menjadi marbot masjid, " kata dia Selasa (26/3/2024).

Setelah itu pun, kata Amo pun mengajar di salah satu sekolah dan kemudian pada 2018, ia mendapatkan sebuah tanah wakaf dari keluarga muwakif.

Amo diamanahi untuk mengolah tanah tersebut menjadi pondok pesantren.

Ustadz Amo Zakaria (39) yang merupakan mantan tukang cilok berhas
Ustadz Amo Zakaria (39) yang merupakan mantan tukang cilok berhasil membangun pesantren tradisional tahfidz di Kampung Mekarsari, Desa Pasirjengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.

Baca juga: Bolehkah Cium Istri atau Suami saat Puasa, Apakah Membatalkan? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad

“Beliau mewakafkan sebidang tanah di pinggir makam, yang mana pada saat itu masih belukar, kebun bambu dan pohon kormis,” kata dia.

Mulanya dia hanya memiliki satu orang santri dari Subang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved