Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lebaran 2024

Ratusan Warga Jember dari 2 Desa ini Gelar Salat Idul Fitri Lebih Awal, Pakai 2 Metode: Kasat Mata

Sebagian Warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan sholat Ied Hari Raya Idul Fitri lebih awal, Selasa (9/4/2024) pagi.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/IMAM NAWAWI
Warga Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember Salat Idul Fitri 1445 Hijriyah lebih awal, Selasa (9/4/2024) 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER- Sebagian Warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan salat Idul Fitri lebih awal, Selasa (9/4/2024) pagi.

Ratusan Warga Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember menggelar salat tersebut di Masjid dan Pondok Pesantren Mahfiludduror yang dipimpin KH. Ali Wafa.

Jamaah umat muslim yang berada di perbatasan Jember-Bondowoso tersebut, memiliki metode sendiri dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriyah. 

Mereka tidak menggunakan penghitungan Rukyatul Hilal yang dilakukan oleh Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) atau pemerintah.

Baca juga: Sosok Megawati Hangestri, Atlet Voli asal Jember yang Bersinar di Korea Selatan Bersama Red Sparks

Selain itu, para jamaah ini juga tidak memakai metode perhitungan hisab yang biasa dilakukan Muhammadiyah.

Pantauan di lapangan, selain di masjid di Desa Suger Kidul Kecamatan Jelbuk Jember ini. Sebagian jamaah juga menjalankan salat Idul Fitri 1445 H di Pondok Pesantren Salafiah di kawasan Desa Suger Lor Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso.

Nampak, suara takbir penyambutan Idul Fitri menggema di empat masjid yang terletak di Perbatasan Jember dan Bondowoso ini.

Terlihat, para jamaah yang ikut salat Ied itu dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang lanjut usia.

Baca juga: Ditanya Soal BTS, Jawaban Atlet Voli Megawati saat Pulang Kampung ke Jember Tak Terduga

Pengurus Pondok Pesantren Mahfiludduror, Yusuf Amir sholeh mengatakan penetapan 1 Syawal 1445 Hijriyah melalui metode hisab dan rukiyah.

"Cuma metode rukiyah kami lakukan pada 22 Syaban itu, tetapi kami lakukan secara kasat mata, tidak menggunakan teropong," ujarnya saat dikonfirmasi.

Sementara hitungan hisabnya, kata dia, dengan melihat wukuf arofah haji dan Maulid Nabi Muhammad kemarin, yang jatuh di hari selasa. Sehingga diyakini, 1 Syawal pasti di hari itu juga.

"Dan 1 Muharam juga pasti hari selasa, jadi hari lebaran pun juga pasti selasa," kata Yusuf.

Yusuf mengatakan, pedoman penetapan hari lebaran tersebut adalah ajaran dari almarhum Syekh Kholil, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mahfiludduror di Jember utara ini.

"Ajaran dari almarhum Syekh Kholil juga, almarhum pengasuh di sini. Syekh Kholil dari Bangkalan juga," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved