Berita Bojonegoro
Menilik Pasar Bonsai Bojonegoro, bak Galeri bagi Para Penghobi Meraup Pundi-pundi Rupiah
Menilik Pasar Bonsai Bojonegoro, bak Galeri bagi Para Penghobi Meraup Pundi-pundi Rupiah
Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Samsul Arifin
Para penghobi bonsai di Kabupaten Bojonegoro sepakat membikin 'galeri'. Menjadi ruang alternatif meraup pundi-pundi ekonomi.
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Bagi masyarakat umum, membonsai tanaman bukanlah profesi.
Kegiatan itu lebih ke hobi. Namun, bisa mendatangkan pundi-pundi ekonomi bagi para penghobi.
Para penghobi bonsai di Kabupaten Bojonegoro mengamini itu.
Secara komunal, orang-orang telaten merawat tanaman bonsai ini lantas membuat ruang alternatif untuk meraih pundi ekonomi.
Ruang alternatif itu bak galeri tanaman bonsai. Tajuknya Pasar Bonsai Bojonegoro.
Lokasinya di Gang Sawahan, Kelurahan Sumbang, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. Dibuka sekitar satu bulan lalu.
Koordinator Pasar Bonsai Bojonegoro Totok Sujatmiko menyebut, galeri ini dibuat berdasar kesepakatan para penghobi bonsai di Kabupaten Bojonegoro yang jumlahnya tak kurang dari 126 orang.
Para pebonsai itu, kata dia, ingin memejengkan tanaman-tanaman bonsai bersama-sama di satu titik. Sehingga, bisa nampak lebih semarak dan bagus. Merangsang ketertarikan masyarakat.
"Juga tentu saja bisa memicu pembelian tanaman bonsai. Sehingga, pemilik tanaman bonsai mendapat dampak ekonominya," ujarnya saat ditemui Tribunjatim.com, Senin (22/4/2024) siang.
Sedikitnya, kata pria karib disapa Mukidi itu, ada 100 tanaman bonsai mejeng di Pasar Bonsai Bojonegoro. Tanaman-tanaman "nyeni" itu karya sejumlah penghobi bonsai dari tujuh komunitas.
Tujuh komunitas penghobi bonsai ini berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya Kecamatan Balen, Dander, Trucuk, Bojonegoro, dan Kapas.
"Ada aneka jenis tanaman bonsai di Pasar Bonsai Bojonegoro. Baik jenis lokal maupun impor," terang pria yang mengaku sudah menggeluti tanaman bonsai sejak 2006 silam ini.
Baca juga: Bonsai Seharga Ratusan Juta Meriahkan Pameran Berskala Nasional di Gresik
Tanaman bonsai jenis lokal di Pasar Bonsai Bojonegoro, ungkap Mukidi, sedikitnya ada delapan varian. Yakni, Serut, Loa, Beringin, Bunut (Karebet), Gula Gumantung, Waru, Asem Jawa, hingga Kawis.
"Tanaman-tanaman bonsai jenis lokal ini bakalannya atau bibitnya asli berasal dari hutan di Kabupaten Bojonegoro. Seperti Hutan Gondang, Sekar, Ngraho, dan sekitarnya," jelasnya.
Untuk tanaman bonsai jenis impor, lanjut pria asal Desa Sumberjo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro ini, di antaranya Beringin California dan Taiwan, Waru California, serta Saeng Simbur Vietnam.
Secara tujuan, kata Mukidi, hasil daripada Pasar Bonsai Bojonegoro ini cukup berhasil. Pengunjungnya cukup banyak. Per hari rerata ada sepuluh pengunjung dari Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya.
"Pengunjung Pasar Bonsai Bojonegoro ada sesama penghobi bonsai. Ada pula masyarakat non penghobi bonsai," imbuh pria berdomisili tak jauh dari lokasi Pasar Bonsai Bojonegoro ini.
Untuk tingkat pembelian di Pasar Bonsai Bojonegoro, Mukidi mengatakan, cukup melegakan. Namun, detailnya dia tidak mengemukakan. Yang pasti, para penghobi bonsai sudah mendapat dampak baiknya.
"Beberapa hari kemarin, ada tanaman bonsai terjual. Kebetulan milik saya sendiri. Si pembeli, membelinya seharga Rp 21 juta," ungkap pria berprofesi sebagai Guru Sejarah di SMKN 2 Bojonegoro ini.
Terkait harga tanaman bonsai di Pasar Bonsai Bojonegoro, tutur alumni Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang ini, beragam dan sesungguhnya tak memiliki patokan.
"Tanaman bonsai merupakan barang seni. Sebab itu, harganya relatif. Tak ada patokan atau standarnya. Namun demikian, kami tak pernah ngawur soal harga," tuturnya.
Harga tanaman bonsai terendah di Pasar Bonsai Bojonegoro ini, lanjut Mukidi, Rp 30.000. Harga tertingginya sampai jutaan. Tergantung wujud tanaman bonsai dan subyektifitas penjual-pembeli.
Lebih lanjut, pria pernah meneliti sejarah masyarakat Suku Kalang Bojonegoro ini meneruskan, ada harapan agar Pemkab Bojonegoro campur tangan aktivitas perbonsaian dilakukan pihaknya.
Menurut dia, Pasar Bonsai Bojonegoro adalah geliat ekonomi yang patut diatensi karena menjadi salah satu gravitasi ekonomi sektor tanaman. Kalau diseriusi, bisa juga menjadi identitas daerah.
"Ketika di Kabupaten Bojonegoro banyak aktivitas perbonsaian, Kabupaten Bojonegoro bisa dijuluki sebagai Kota Bonsai. Sebuah identitas baru bagi Kabupaten Bojonegoro," pungkasnya.
Dorong Integrasi Layanan Primer dan Kesehatan, Dinkes Bojonegoro Resmikan Puskesmas Tanjungharjo |
![]() |
---|
Unigoro Kampus Terbaik Pertama di Bojonegoro Versi Edurank, Ranking 365 Nasional Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Tanggapan EMCL Terkait Demo Ratusan Warga Gayam di Bojonegoro, Singgung Soal Menghargai |
![]() |
---|
EMCL Didemo Ratusan Warga Gayam di Bojonegoro, ini 3 Tuntuan yang Diminta |
![]() |
---|
Lapas Bojonegoro Terima 1 Napiter Pindahan Rutan Cikeas, Eks Jaringan Jemaah Islamiyah asal Demak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.