Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Miliarder Rumah Lapis Emas di Tengah Kampung, Pintu Dibuka Tiap Hari untuk Warga: Bebas Masuk

Inilah sosok miliarder yang punya rumah berlapiskan emas di tengah perkampungan dan desa, pintunya dibuka setiap hari untuk para tetangga sekitar.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Instagram via EVA Vn
Sosok miliarder yang menciptakan rumah di tengah perkampungan dan ternyata dibuka untuk umum 

Dia senang hidup dari makanan yang ditemukan di tempat sampah dan menimbun barang yang dibuang orang lain.

Selain makan dari sampah, tetangga sekitar rumahnya sering menggantungkan makanan yang sudah dibuang dan kedaluwarsa di pagar rumah Heinz.

Sebagai imbalan, kakek itu akan memberi mereka barang-barang yang kualitasnya masih bagus dari timbunan sampah di kebun rumahnya.

Heinz memang suka mengumpulkan barang yang dia temukan di jalan.

Namun, barang itu hanya yang bisa dibawa dengan sepeda sebagai alat transportasi utamanya.

Baca juga: Sosok Kades Belani Tak Ambil Gaji Selama Menjabat, Pengusaha Muda Sukses, Ajak Warga Bersihkan Desa

Heinz diketahui hanya memiliki 15 euro atau sekitar Rp 253.479 dalam rekeningnya per 2024.

Namun, rekening itu kosong karena dia baru membeli rumah sebagai properti kesepuluh atas namanya.

Pria itu menarik 700.000 euro atau Rp 11.829.020.448 dari rekening untuk beli rumah.

Uang 100.000 euro atau Rp 1.689.860.064 ditransfer ke deposito berjangka untuk menghasilkan bunga.

Meski tampak miskin, Heinz tahu cara menambah kekayaannya.

Dia juga punya tujuh rumah dan dua apartemen yang sebagian disewakan.

Karena sudah tidak bekerja, mantan pekerja listrik itu mendapat uang pensiunan 3.600 euro atau lebih dari Rp 60 juta ditambah dana lain 156 euro atau Rp 2,6 juta.

Namun, dia hanya memakai uang itu untuk membayar laptop dan kuota internet.

Dia tidak pakai ponsel karena akan mengeluarkan biaya tambahan 10 euro (Rp 170.000).

Kesepuluh properti yang Heinz miliki berada di sekitar daerahnya.

Ini membuat dia hanya tinggal pergi ke properti itu dengan sepeda jika perlu perbaikan.

Uniknya, dia tidak mau membayar orang untuk memperbaiki kerusakan di properti tersebut dan memilih melakukannya sendiri.

Heinz tidak mau membayar 55 euro (Rp 930.000) hanya untuk perbaikan setengah jam.

Sebagian besar rumahnya bahkan tidak disewakan karena biaya sewa tidak dapat menutupi biaya pemeliharaannya.

Dia juga tidak butuh uang tambahan dari penyewaan properti itu.

Walau tidak disewakan, Heinz sengaja menggunakan uangnya ke bisnis real estate karena menilai kerugian inflasi di bidang tersebut paling rendah.

Kini setelah berusia lanjut, Heinz mengaku tidak punya rencana akan mewariskan properti-properti tersebut kepada siapa. 

“Saya punya beberapa sepupu jauh, tapi mereka tidak bisa membayar pajak warisan," ujar dia.

Karena tidak memiliki orang yang bisa diajak berbagi, dia mempertimbangkan akan memberikan rumah kepada penyewanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved