Berita Viral
Pengakuan Kepsek Pecat Guru Honorer Ikut Demo, LBH Sebut Tak Manusiawi, Sikap Pj Bupati Disoroti
Kasus Kepsek pecat guru honorer yang ikut demo di Langkat kini tengah menjadi perbincangan, LBH setempat sebut kasus tidak manusiawi.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Curhatan seorang guru honorer yang berakhir dipecat karena ikut demo belakangan jadi viral.
Usai viral karena nasibnya memilukan, pihak Kepala Sekolah bereaksi.
Pengakuan Kepsek SD 050666 Lubuk Dalam atas aksi pemecatan guru honorer bernama Anggie Ratna Fury Putri terungkap.
Seorang guru honorer bernama Anggie Ratna Fury Putri yang memperjuangkan haknya dipecat oleh kepala sekolahnya berinsial T.
Diketahui T adalah kepala sekolah (kepsek) SD 050666 Lubuk Dalam.
Persoalan kecurangan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, hingga sampai saat ini tak kunjung usai.
Pasalnya tuntutan ratusan guru yang dicurangi pada seleksi tersebut, hingga sampai saat ini belum dipenuhi atau dikabulkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Langkat.
Alih-alih mendapat kabar baik dari Pemkab Langkat, malah ada seorang guru yang dipecat oleh Kepala Sekolahnya.
"Mulanya kami lagi rapat, dan saya enggak berfikir dengan PPPK. Setelah itu rapat kami yang terakhir, kok membahas tentang PPPK. Karena memang saya ikut aksi dan memperjuangkan hak saya. Gak ada sama sekali, saya bawa kepala sekolah dan tidak ada bawa nama-nama sekolah kami," ujar Anggie saat diwawancarai dikediamannya, Rabu (1/5/2024).
Lanjut Anggie, guru honorer yang dipecat berjumlah dua orang, tak hanya dirinya sendiri.
Baca juga: Nasib 17 Honorer di Prabumulih Raih Nilai Tinggi Tak Dilantik PPPK, Pemkot usai Viral: Kami Sengaja
"Kepala sekolah bilang, atasnama ibu Anggie dan Ibu Nurul, besok gak usah ke sekolah ini lagi," ujar Anggie menirukan ucapkan kepsek.
Yang membuat Anggie lebih terpukul lagi, sang kepsek memecat dirinya dihadapan puluhan guru lainnya dalam forum rapat besar.
"Kepala sekolah ini bilang, dia gak mau menambah masalah dengan adanya anggota saya yang ikut aksi kasus PPPK ini. Untung ruginya sih tidak ada sama saya, tapi saya gak mau ada masalah, sampai saya dipanggil," ujar Anggie kembali menirukan ucapan kepsek.
Anggie menambahkan, pemecatan yang dilakukan kepala sekolah masih secara lisan.

"Saya ada pegang SK dinas dan kepala sekolah. Dan tahun ini saya mengajar sudah empat tahun," ujar Anggie.
"Meski saya dipecat, saya akan tetap masuk. Karena saya berpedoman dari SK dinas yang saya dapat. Lalu saya gak pernah melanggar kedisiplinan dan tanggungjawab saya," sambungnya.
Guru mata pelajaran Bahasa Inggris ini berharap, agar tidak ada guru honorer lainnya yang bernasib sama dengannya.
"Semoga tidak ada lagi teman-teman yang ikut berjuang dan bernasib seperti saya. Dan semoga gak ada kepala sekolah yang memecat guru honorer, karena kami memperjuangkan hak kami," ujar Anggie.
Terbaru, dikutip TribunJatim.com dari Tribun-Medan.com, Kepsek SD 050666 Lubuk Dalam Tasni memilih bungkam.
Baca juga: Kisah Guru Honorer di Tulungagung Diangkat Jadi PPPK Setelah 18 Tahun Mengabdi: Yang Penting Ikhlas
Direktur LBH Medan, Irvan Syahputra selaku pendamping hukum guru honorer menilai tindakan Kepsek tidaklah manusiawi.
"LBH Medan kecam pemecatan guru honorer yang dilakukan kepsek. Dan minta Pj Bupati menindak tegas kepsek tersebut," ujar Irvan, Rabu (1/5/2024) malam, dikutip TribunJatim.com dari Tribun Medan
Lanjut Irvan, LBH Medan meminta tidak ada lagi kepala sekolah maupun pihak-pihak dinas pendidikan, maupun pejabat-pejabat di Langkat, mengintimidasi guru-guru honorer.
"Karena apa yang dilakukan guru-guru secara konstitusional, itu hak mereka menyampaikan pendapat berkumpul, berekspresi dan memperjuangkan apa yang menjadi hak mereka," ucap Irvan.
Dan perlakuan kepsek, Irvan menilai itu satu tidakan yang tidak manusiawi dan melanggar HAM.
Oleh karena itu, LBH Medan menegaskan, meminta Pj Bupati Langkat, Faisal Hasrimy untuk menindak tegas kepala sekolah yang mencoba melakukan intimidasi atau meneror.
"Ini proses hukum sedang berjalan dan harus menghormati itu. Dan LBH Medan menyakini kecurangan dan tindak pidana korupsi dengan jelas, serta jangan ada lagi guru-guru yang terzolimi," ujar Irvan.
"Dan Ibu Anggie Ratna Fury Putri harus tetap mengajar tapi melalui Pj Bupati yang meminta. Artinya kepala sekolah agar dipanggil Pj Bupati agar ibu Anggie dipulihkan nama baiknya. Karena dia dipecat depan ramai orang," sambungnya.

Salah satunya Pengamat Pendidikan dari Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN) Institute yang juga Koordinator Lawan Institute Sumatera Utara, Abdul Rahim Daulay.
"Mempertanyakan alasan kepala sekolah memecat guru honorer yang ikut aksi PPPK. Saya menilai pemecatan ini dilakukan secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Siapapun tidak boleh mengintimidasi guru honorer yang memperjuangkan haknya," ujar Rahim, Rabu (1/5/2024) malam.
Lanjut Rahim, ia juga menyayangkan sikap kepala sekolah yang dianggap sebagai orangtua didunia pendidikan di sekolah tersebut, malah memberikan ucapan yang tidak mengayomi dan menyinggung perasaan guru yang dipecat.
Dosen di perguruan tinggi di Kota Binjai ini menambahkan, seorang kepala sekolah harus mengetahui manajemen kepsek sebelum bertindak dan berpikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan.
"Hal Ini harus menjadi perhatian serius Bapak Pj Bupati Faisal Hasrimy, untuk memanggil kepala sekolah yang memecat guru honorer. Kita tunggu ketegasan Pj Bupati terhadap kepala sekolah. Ucapan kepala sekolah ini dinilai sudah mencoreng dunia pendidikan Langkat. Apalagi 2 Mei 2024 besok Hari Pendidikan Nasional," ujar Rahim.
Sebagaimana julukan Bapak Pendidikan Kita Ki Hajar Dewantaara yang mewariskan tiga sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yang menjadi semboyan yang akan selalu menjadi dasar pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
"Berdasarkan semboyan tersebut penjelasan di atas, maka Ki Hadjar Dewantara memberikan ajaran yang baik untuk kepemimpinan di sektor pendidikan. Tidak hanya sekadar menjadi pemimpin yang memiliki hak kuasa, tetapi juga menjadi pemimpin yang bermanfaat serta dapat membentuk karakter bagi para anggota yang dipimpin," ujarnya.
"Ini harus ada tindakan tegas, agar kepala sekolah lain tidak sewenang-wenang memecat guru honorer yang berjuang melakukan aksi terkait dugaan kecurangan PPPK Langkat tahun 2023," sambungnya.
Dikabarkan sebelumya, usai memecat guru honorernya, Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 050666 Lubuk Dalam, Tasni memilih bungkam.
Pasalnya telepon seluler dan pesan singkat WhatsApp yang dilayangkan wartawan tak diresponnya.
Tasni tega memecat Anggie Ratna Fury Putri sebagai guru honorer mata pelajaran Bahasa Inggris.
Anggie dipecat karena ikut serta dan terlibat di dalam aksi demo kecurangan seleksi PPPK di Langkat, yang dilakukan ratusan guru honorernya lainnya beberapa waktu lalu di Kantor Bupati Langkat.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
guru honorer
Pengakuan Kepsek SD 050666 Lubuk Dalam
Anggie Ratna Fury Putri
Kabupaten Langkat
Sumatera Utara
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Klarifikasi Memed Sound Horeg soal Kantong Matanya yang Viral, Sejak Kecil Diajak Ayah Kru |
![]() |
---|
Darwis Bongkar Kantor Lurah yang Dibangun di Lahan Miliknya, Ganti Rugi Tak Kunjung Dibayar |
![]() |
---|
3 Sosok Kepala Daerah Kritik Larangan Study Tour, Gubernur Dedi Mulyadi: Tidak Memiliki Moral |
![]() |
---|
Sosok Kades Sujoko Viral, Minta Warga Ngungsi Demi Festival Sound Horeg: Tradisi 2 Tahun Sekali |
![]() |
---|
Dokter Tifa Sebut Mulyono Teman Jokowi Aslinya Wakidi Calo Bus: UGM Dibuat Nyungsep |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.