Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Bocah Nangis Kelaparan Disuruh Ibunya Santap Garam, Kehidupan Pilu: Kalau Ayah Pulang Baru Makan

Bocah nangis kelaparan disuruh ibunya santap garam jadi sorotan, kehidupan pilu terbongkar.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/ahmadsaugi31
Viral bocah bernama Gibran nangis kelaparan disuruh ibunya makan garam saja 

Kakak beradik tersebut berasal dari Kampung Randang, Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mereka adalah Yolivia Endeng (15) dan Jerianus Mugar (8).

Ayah Yolivia Endeng dan Jerianus Mugar meninggal dunia pada tahun 2016 silam.

Sementara sang ibu sudah menikah lagi dan merantai ke luar Manggarai Timur.

Semenjak itu, Yolivia Endeng terpaksa mengurus sang adik seorang diri.

"Ayah kami sudah meninggal dunia pada 2016 lalu, sementara ibu mereka memilih untuk memiliki pasangan hidup baru dan merantau ke luar Manggarai Timur."

"Ibu merantau ke Kalimantan saat Yerianus Mugar berusia dua tahun," ujar Yolivia Endeng melalui telepon selulernya, Kamis (2/5/2024), dilansir dari Kompas.com.

Yolivia Endeng yang biasa dipanggil Jein, dan adiknya Yerianus Mugar biasa dipanggil Joi, mengisahkan kehidupan mereka.

Keduanya mengaku sangat menderita saat ibu memilih hidup berkeluarga lagi dengan pasangannya.

Saat ayah meninggal dunia, ungkap Jein, mereka tinggal bersama ibu di rumah peninggalan sang ayah.

Seiring waktu berjalan, kira-kira anak bungsu (adik Joi) baru berusia dua tahun, ibu memilih hidup berkeluarga lagi dan mereka berangkat ke Kalimantan.

Kakak beradik di Kampung Randang, Kecamatan Kota Utara, Manggarai Timur, NTTm hidup telantar setelah ditinggal orang tua, sang ayah meninggal dunia, sedangkan ibu merantau ke Kalimantan setelah menikah lagi
Kakak beradik di Kampung Randang, Kecamatan Kota Utara, Manggarai Timur, NTT, hidup telantar setelah ditinggal orang tua, sang ayah meninggal dunia, sedangkan ibu merantau ke Kalimantan setelah menikah lagi (Dok Hendrikus Gab via Kompas.com)

"Setelah itu, kami tinggal bersama kakak kandung dari ayah bernama Yohanes Nugat di Kampung Randang hingga saat ini."

"Kami berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki dari rumah Bapak Yohanes Nugat."

"Saat ini Bapak Yohanes yang menghidupkan kami berdua di tengah keterbatasan ekonomi keluarga," jelasnya.

Jein mengisahkan, dia selalu membayangkan wajah sang ayah yang begitu sayang kepada mereka.

Ini membuatnya menangis, tetapi, ia selalu berusaha agar tidak dilihat oleh adiknya.

Jein membayangkan kenangan keluarga kecil mereka, apalagi ketika sang ayah masih hidup.

Mereka biasanya makan bersama.

Namun nasib berkata lain, kini keduanya harus hidup tanpa ayah dan ibu.

Bocah SMP Rawat Adik setelah Ayah Meninggal, Ibu Bahagia Nikah Lagi, Pilu Berharap Sekolah Tak Putus
Yolivia Endeng dan Yerianus Mugar (Dok Hendrikus Gab via Kompas.com)

Meski demikian, ia tak mengubur cita-citanya.

Yolivia Endeng kini duduk di kelas III SMP di Kecamatan Kota Komba Utara.

Sedangkan Yerianus Mugar duduk di kelas II SD di Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba.

Kakak adik ini memiliki semangat untuk mengenyam pendidikan demi meraih cita-cita bagi masa depan hidup mereka.

Mereka bercita-cita menjadi guru.

"Saya bercita-cita untuk jadi guru. Sementara, adik saya belum tahu cita-citanya," jelasnya.

Namun di balik harapan tersebut, terselip kekhawatiran soal keadaan ekonomi Yohanes Nugat yang memiliki empat orang anak.

"Jadi kami tinggal delapan orang di rumah dengan kondisi ekonomi sangat terbatas."

"Apalagi harga beras saat ini hampir Rp800.000 untuk berat 50 kilogram," ujarnya.

Jein berharap, ada belas kasihan dan kepedulian pemerintah soal biaya hidup dan uang sekolah.

Dengan demikian, dia bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

"Saya selalu berdoa melalui perantaraan ayah yang sudah meninggal dunia agar mengutus orang baik untuk membiayai hidup dan uang sekolah."

"Semoga ada yang peduli dari orang-orang baik untuk membantu kami berdua," ujarnya.

Dia berharap agar pendidikannya bersama sang adik tidak terputus di tengah jalan.

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved