Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Media Asing Ikut Soroti Kecelakaan Maut Bus SMK Depok, Berita di Amerika Sebut Buruknya Standar

Kasus kecelakaan bus yang mengangkut rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok ikut disoroti media asing.

Editor: Torik Aqua
Tribun Jabar
Media asing ikut soroti kecelakaan bus yang angkut siswa SMK Depok, kuak soal keselamatan 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus kecelakaan bus yang mengangkut rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok ikut disoroti media asing.

Sejumlah media dari mancanegara itu menyoroti soal kondisi bus yang mengalami kecelakaan maut tersebut.

Bahkan ada juga yang menyebut soal standar keselamatan lalu lintas yang buruk.

Diketahui, bus pariwisata, Trans Putera Fajar, itu mengalami kecelakaan di wilayah Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Baca juga: Senyum Sopir Usai Bus SMK Depok yang Dikendarainya Tewaskan 11 Orang, Curhat Kepalanya Dilangkahi

Kecelakaan tersebut terjadi usai bus dengan nomor polisi AD 7524 OG tersebut menabrak sebuah mobil Daihatsu Feroza dan tiga sepeda motor yang terparkir di samping jalan.

Kasi Humas Polres Subang AKP Yusman mengatakan, bus sempat oleng sebelum akhirnya menabrak kendaraan sekitar. Adapun, bus tersebut melaju dari arah selatan menuju utara.

"Saat melaju pada jalan yang menurun, bus oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu.

Akibatnya, insiden tersebut menewaskan 11 orang, termasuk siswa, guru, dan seorang pengendara sepeda motor.

Kecelakaan tersebut juga mendapat sorotan dari beberapa media luar negeri, seperti New York Times, Washington Post, dan media ternama lainnya.

Berikut beberapa media asing yang turut memberitakan insiden tragis yang melibatkan siswa-siswi SMK Lingga Kencana Depok.

Banyak di antaranya menyoroti sistem transportasi Indonesia yanng dinilai kurang baik.

1. AP News

Kantor berita ternama di New York, AS, AP News memberitakan kecelakaan maut di Subang dengan judul "Sedikitnya 11 orang tewas, sebagian besar pelajar, dalam kecelakaan bus di Indonesia setelah rem blong, kata polisi".

Dalam artikelnya, media itu menjelaskan bagaimana sebuah bus yang mengangkut puluhan pelajar menabrak mobil dan sepeda motor setelah remnya tidak berfungsi.

"Bus tersebut melaju tak terkendali di jalan menurun dan melintasi jalur, menabrak beberapa mobil dan sepeda motor sebelum menabrak tiang listrik," tulis AP News.

Bus tersebut membawa 61 siswa, termasuk guru, di mana sembilan orang meninggal dunia di tempat kejadian dan dua lainnya meninggal di rumah sakit.

Selain itu, AP News juga menyoroti bagaimana kecelakaan lalu lintas sering kali terjadi di Indonesia karena buruknya standar keselamatan dan infrastruktur.

2. India Today

Kecelakaan yang melibatkan bus rombongan pelajar di Indonesia juga mendapatkan sorotan dari media India, India Today.

Dalam artikel yang dipublikasikan pada Minggu (12/5/2024), India Today memuat judul "11 orang tewas setelah bus sekolah bertabrakan dengan mobil dan sepeda motor di Indonesia".

Media tersebut menuliskan, kecelakaan bus tersebut terjadi ketika para siswa dan guru baru saja merayakan kelulusan mereka.

Namun, saat sedang dalam perjalanan kembali ke sekolah, bus tiba-tiba kehilangan kendali dan miring ke kiri, menabrak sebuah mobil dan tiga sepeda motor.

Kepala polisi lalu lintas setempat, Undang Syarif Hidayat, menduga rem bus tidak berfungsi sebelum kecelakaan terjadi.

Adapun, media ini juga menyinggung bagaimana kecelakaan lalu lintas yang mematikan sering terjadi di Indonesia.

"Kecelakaan lalu lintas yang mematikan sering terjadi di Indonesia, di mana kendaraan sering kali sudah tua atau tidak dirawat dengan baik, dan peraturan lalu lintas sering diabaikan," tulisnya.

3. Washington Post

Media asal AS lainnya, Washington Post menuliskan kecelakaan bus yang terjadi di wilayah Subang, Jawa Barat itu terjadi karena rem bus yang sudah tidak berfungsi dengan baik.

"Akibat insiden tersebut, setidaknya ada 11 orang yang meninggal dunia, termasuk siswa, guru, dan pengendara sepeda motor," tulisnya.

Washington Post menuliskan, bus yang membawa 61 siswa dan guru itu kembali ke sebuah sekolah menengah di Depok pada Sabtu malam dari kawasan perbukitan Bandung setelah perayaan kelulusan.

Namun, saat perjalanan, bus melaju tak terkendali di jalan menurun dan melintasi jalur.

Bus kemudian menabrak beberapa mobil dan sepeda motor sebelum menabrak tiang listrik, menurut kepolisian.

Adapun sembilan orang tewas di tempat kejadian dan dua lainnya meninggal di rumah sakit, termasuk seorang guru dan seorang pengendara mobil setempat.

Di sisi lain, sebanyak 53 orang lainnya dirawat di rumah sakit karena luka-luka, termasuk beberapa dalam kondisi kritis.

Adapun, media ini juga menyoroti terkait buruknya standar keselamatan di Indonesia. Hal ini dilihat dari banyaknya kecelakaan yang melibatkan sarana transportasi di jalan umum.

"Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Indonesia karena buruknya standar keselamatan dan infrastruktur" tulis Washington Post.

"Tahun lalu, sebuah bus wisata dengan sopir yang tampak mengantuk menabrak papan iklan di jalan raya di Jawa Timur, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 19 lainnya," imbuhnya.

Lalu pada 2021, sebuah bus wisata terjun ke jurang di resor perbukitan Puncak di Jawa Barat setelah remnya tidak berfungsi, menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai 39 lainnya.

4. The New York Times

The New York Times memuat berita berjudul "Kecelakaan Bus di Indonesia Tewaskan 11 Orang, Termasuk Pelajar, Usai Perayaan Wisuda".

Petugas berwenang mengatakan, bus tersebut melaju tak terkendali di jalan menurun dan menabrak beberapa kendaraan.

"Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa bus tersebut tampaknya tidak layak jalan dan remnya tidak berfungsi," tulisnya.

Adapun sebuah siaran televisi lokal menayangkan video yang memperlihatkan bus yang terbalik dengan jendela-jendela pecah dan rangkanya rusak parah.

Selain itu, The New York Times mengomentari terkait banyaknya kecelakaan bus yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Kecelakaan lalu lintas yang memakan banyak korban jiwa bukanlah hal yang jarang terjadi di Indonesia, di mana medan berbukit dan penerangan jalan yang tidak memadai menyebabkan kondisi berkendara yang berbahaya dan sering menyebabkan kecelakaan," tulis The New York Times.

Tiga tahun lalu, kecelakaan bus menewaskan 29 orang, termasuk siswa sekolah menengah yang sedang dalam perjalanan pulang dari perjalanan sekolah. Investigasi polisi menyebutkan rem tidak berfungsi dalam kecelakaan itu.

Senyum sopir bus

Sosok sopir bus SMK Lingga Kencana Depok yang alami kecelakaan maut tewaskan 11 orang
Sosok sopir bus SMK Lingga Kencana Depok yang alami kecelakaan maut tewaskan 11 orang (Tribun Jabar dan istimewa)

Sopir bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok masih bisa tersenyum saat berikan kesaksian.

Tak hanya itu, ia juga curhat soal proses penyelamatan para korban bus tersebut.

Sopir bernama Sudira itu akui dirinya diselamatkan paling akhir usai kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Sudira menambahkan, kakinya saat itu tergencet badan bus.

Baca juga: Kekhawatiran Pemilik Rumah Makan Tanya Sopir Bus SMK Lingga Kencana sebelum Kecelakaan: Katanya Aman

Sadira memastikan kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok akibat bus mengalami rem blong.

"Memang kecelakaan ini karena rem blong, kehabisan angin jadi masuk gigi itu susah, gigi rendah juga susah," kata Sadira.

Ia bercerita sebelum kecelakaan duduk bersama kenek dan tour leader (TL), Sumantri.

Ketika menyadari rem blong, Sadira langsung memberitahukannya pada kenek dan TL.

"Saya bilang, 'pak ini rem angin nih blong'," kata Sadira.

Sumantri dan kenek lantas panik.

"'Waduh gimana nih ? pak tolong pak', dia bilang," katanya.

Namun begitu Sadira justru tak bisa mengambil langkah pasti menyelamatkan penumpang bus.

"'Yah gimana gitu'," kata Sadira menjawab pertanyaan Sumantri.

Sadira mengatakan kenek dan Sumantri kemudian histeris karena panik.

"Reaksi dia (kenek dan TL) hanya bisa menjerit, antisiapasi hanya sopir yang bisa mengendalikan," katanya.

Sadira mengatakan mengambil keputusan untuk membanting setir ke arah kanan.

"Kalau saya terusin jalan bernikun-nikun, otomatis habis mobil di depan beberapa puluh. Lebih baik saya ambil ke kanan. ternyata menghindari motor di samping, motor sebelah kanan ada," katanya.

Setelah menabrak motor, Sadira mengaku tak ingat lagi kecelakaan maut SMK Lingga Kencana.

"Motor itu mental tapi setelah itu saya gak tahu lagi karena posisi saya sudah terjepit. Begitu kejadian tidak ada yang menolong. polisi datang baru bisa ditarik," kata Sadira.

Masih Bisa Tersenyum

Sadira mengaku menjadi korban kecelakaan yang diselamatkan paling terakhir.

Padahal posisi Sadira berada di depan.

"Saya diselamatkan paling akhir karena posisi kaki saya kegencet setir," kata Sadira sambil tersenyum.

Ia bercerita ketika semua penumpang dievakuasi dari dalam bus.

Penumpang yang selamat dan tewas melangkahi kepalanya.

"Penumpang itu melangkahi kepala saya semua, yang masih sehat atau yang gimana gitu lewatnya semua dari saya karena posisinya dari atas, saya di bawah.

Pintu kaca yang terbuka hanya di depan saya," kata sopir bus maut kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok.

Wadirlantas Polda Jawa Barat, AKBP Edwin Affandi mengatakan telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Fokus kami adalah olah TKP.

Untuk hasil pemeriksaan sementara, selain dari olah TKP dan keterangan dari saksi, diduga rem pada bus tidak berfungsi dengan baik," katanya.

Dari hasil olah TKP, kata Edwin, tidak ditemukan jejak pengereman.

"Berdasarkan dari keterangan penumpang bahwa bus diduga alami rem blong," kata AKBP Edwin Affandi.

Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved