Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Dinas Pendidikan Jatim Gandeng UINSA Gelar Profiling 709 Kepsek agar Kemampuan Meningkat

Dinas Pendidikan Jatim Gandeng UINSA Gelar Profiling 709 Kepsek agar Kemampuan Meningkat

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
Para Kepala Sekolah peserta profiling untuk peningkatan kompetensi di Dindik Jatim 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pengangkatan kepala sekolah dari guru penggerak menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kompetensi manajemen kepala sekolah agar bisa mengelola satuan pendidikan.  

Melihat hal itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim menggandeng Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) untuk menyelenggarakan profiling kompetensi kepala sekolah. 

Hal ini dilakukan guna mengetahui tingkat kompeten yang dimiliki tiap kepala sekolah SMA/SMK dan SLB negeri di Jawa Timur.  

Setidaknya ada sebanyak 709 kepala sekolah yang terbagi dalam 7 tahap mengikuti kegiatan ini. Dengan rincian 416 orang dari SMA, 296 orang dari SMK dan 65 orang dari SLB. 

"Sebenarnya ada 777 kepala sekolah yang akan ikut kegiatan ini. Hanya saja di tahun ini ada yang memasuki purna tugas 66 orang dan 2 orang kepala sekolah meninggal dunia. Jadi yang ikut sesuai pendataan ada 709 orang," jelas Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, usai membuka Penandatanganan Komitmen Bersama, Kamis (16/5). 

Baca juga: 102 Jabatan Kepsek di Sampang Kosong Sejak 2022, Guru Penggerak Masih Minim

Dikatakan Aries, profiling kepala sekolah (kasek) sangat dibutuhkan bagi satuan pendidikan yang dipimpin. Ini akan berkaitan pada semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Jawa Timur. 

Melalui profiling, Dindik juga akan mematakan kompetensi manajerial para kepala sekolah.

"Mereka harus mampu menjadi leader pengembangan pendidikan disatuan pendidikan. Sehingga menempatkan mereka the right man the right job tepat dalam tugasnya. Walaupun mereka sudah ikut sebagai calon kepala sekolah sebelumnya dan pernah menjadi guru penggerak maka mereka wajib memiliki pemetaan kompetensi manajerial," jabar dia.  

Di samping itu, melalui profiling, ada evaluasi kompetensi manajerial dan profil psikologi peserta secara objektif. Dengan kata lain, proses profiling didasarkan pada prestasi dan kinerja kepala sekolah. 

Pasalnya kedepan, para kepala sekolah akan menghadapi tantangan di era revolusi induatri 4.0 menuju society 5.0.

Karenanya kepala sekolah harus profesional, inovatif, visioner dan memiliki literasi digital, serta finansial, baca tulis dan kewarganegaraan. 

"Lewat profiling kami juga bisa mengukur kinerja dan perilaku masa lalu kepala sekolah. Bagaimana mereka akan menghadapi tantangan di masa depan dan memberikan wawasan tentang potensi manajerial dan performa kepala sekolah di masa depan. Kita tidak mau main-main dalam memilih kepala sekolah. Komitmen kita jelas dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dan ini salah satu yang kami siapkan," tegas Pj Wali Kota Batu ini.  

Keuntungan profiling kepala sekolah juga akan berpengaruh pada rekomendasi perbaikan berkelanjutan. Artinya, proses profiling akan menemukan kekuatan dan kelemahan individu dan mendorong adanya pengembangan. 

Pasalnya, program pelatihan yang disesuaikan akan dapat meningkatkan kompetensi manajemen yang penting seperti komunikasi, pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik.  

Tak hanya itu, Aries juga menyebut proses profiling dapat membantu mengidentifikasi kepala sekolah yang berpotensi untuk merawat dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.  

"Perencanaan suksesi yang efektif akan memastikan transisi yamg mulus ketika kepala sekolah berpindah atau pensiun," ujar dia.  

Aries berharap, dengan adanya profiling ini pihaknya dapat membaca potensi yang dimiliki kepala sekolah yang nantinya bisa dipakai sebagai bagian dari menempatkan mereka di posisi yang sesuai kemampuan, skill dan kompetensi yang dimiliki.

Namun, lanjut dia, jika hasilnya menunjukkan potensi yang bagus dan terlihat dari hasil kreatifitas, inovatif dan kolaboratif sesuai semangat IKI dan Cettar pihaknya juga akan memberikan apresiasi sebagai bagian dari reward atas kepemimpinan kepala sekolah yang dilihat dari hasil penilaian kompetensi yang dihasilkan.

"Kita ingin maju lebih cepat lagi dibidang pendidikan. Kemajuan teknologi menjadi tolak ukur apakah kepala sekolah dapat menyesuailan perkembangan saat ini dengan membangun sinergi bersama masyarakat atau komite, guru dan juga dengan berbagai pihak untuk pengembangan sekolah," pungkas dia.  

Sementara itu, Rektor UINSA, Prof Akhmad Muzakki mengungkapkan telah menyiapkan tenaga psikolog untuk profiling kompetensi kepala sekolah. Sebab menurutnya, profiling kompetensi kepala sekolah ini tidak hanya sekedar asesmen kompetensi biasa.  

Mengingat peran kepala sekolah sangat penting dalam satuan pendidikan karena berkaitan dengan pengelolaan manajerial. 

"UINSA melalui Fakultas Psikologi ditugaskan melakukan profiling kompetensi. Ada 709 yang akan mengikuti proses ini, dan terbagi menjadi 7 tahap. Profiling akan dilakukan tiap minggu sesuai pertahapannya. Satu tahaannya akan diisi 100 kepala sekolah. Sehingga dari hasil ini bisa dijadikan based line data untuk melakukan penataan kepala sekolah," ungkapnya.

Prof Muzakki, juga menilai, profiling ini akan menjadi keuntungan bagi guru penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah.

Sebab, jika dilihat kembali, keterampilan komunikasi interpersonal yang dibutuhkan guru penggerak masih menjadi kekurangan. 

"Catatan ini masih bolong di guru penggerak. Nah tentu dari hasil profiling nanti mereka akan tahu Dimana letak lubang-lubang yang perlu diintervensi dari Dinas Pendidikan," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved