Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesal Ajakan Salamannya Tak Dibalas, Senior Setrika Dada Adik Kelas di Semarang, Kini Dipolisikan

Seorang pelajar setrika dada adik kelas di Semarang. Ia marah ajakan salamannya tak dibalas usai salat.

PEXELS/Cottonbro via Kompas.com
Ilustrasi setrika panas. Seorang pelajar setrika dada adik kelas di Semarang. Ia marah ajakan salamannya tak dibalas usai salat. 

"Korban sempat mendapat perawatan di asrama, dan Selasa (14/5/2024) korban dibawa ke Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk mendapat perawatan.

Namun korban pada hari itu juga diperkenankan pulang, dan mendapat rawat jalan," paparnya.

Persoalan tersebut kemudian dilaporkan ke polisi.

"Orangtua korban yang mengetahui kabar hal tersebut, pada Kamis (16/5/2024) melaporkan kejadian ke Polres Semarang dan diterima langsung oleh unit PPA Sat Reskrim Polres Semarang.

Dan hari ini personel penyidik PPA telah mendatangi lokasi kejadian, untuk melakukan pendalaman," jelas Aditya.

Baca juga: Nasib Ibu Setrika Anak karena Kesal Uang Bulanan Cuma 4 Juta, sempat Sembunyi di Kebun, Bui 10 Tahun

Sementara itu kejadian serupa, seorang siswa taruna tewas dianiaya seniornya menjadi perbincangan hingga viral di media sosial.

Korban diketahui merupakan siswa taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta.

Korban bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).

Ia tewas dianiaya seniornya bernama Tegar Rafi Sanjaya (TRS).

Diduga, sang senior menganiaya Putu Satria karena perkara baju olahragga.

Namun, I Nyoman Budiarta, paman Putu Satria, menduga keponakannya tewas dianiaya seniornya tidak sekedar karena masalah baju olahraga.

Baca juga: Tubuh Anak Tiri Melepuh Diamuk Ibu Pakai Setrika Panas, Imbas Uang Bulanan Tak Cukup Bayar Utang

Budiarta menduga terdapat kecemburuan sosial, mengingat korban, kata ia, bakal dikirim ke China sebagai mayoret.

"Iya benar (Putu akan di kirim ke China)," kata Budiarta, dalam program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (6/5/2024).

"Kemarin pembinanya dia yang ngomong memang keponakan saya ini terpilih menjadi mayoret satu, mungkin ada kecemburuan sosial dalam kasus ini."

Lebih lanjut, Budiarta pun berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.

Ia juga meminta agar kasus kematian keponakannya tersebut dibuka secara terang menderang, agar kejadian serupa tak terulang kembali.

"Kami pihak keluarga meminta kasus ini dibuka seterang-terangannya supaya tidak terjadi lagi," tegasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved