Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesal Ajakan Salamannya Tak Dibalas, Senior Setrika Dada Adik Kelas di Semarang, Kini Dipolisikan

Seorang pelajar setrika dada adik kelas di Semarang. Ia marah ajakan salamannya tak dibalas usai salat.

PEXELS/Cottonbro via Kompas.com
Ilustrasi setrika panas. Seorang pelajar setrika dada adik kelas di Semarang. Ia marah ajakan salamannya tak dibalas usai salat. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pelajar mengalami luka bakar di bagian dadanya.

Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Pelajar tersebut diduga disetrika oleh kakak kelasnya.

Penyebabnya dipicu soal salaman.

Kasus ini sekarang ditangani oleh Satreskrim Polres Semarang.

Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Aditya Perdana mengatakan dugaan penganiayaan tersebut terjadi di sebuah MTs yang ada di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

Baca juga: Alasan Ayah dan Anak Aniaya Keponakan hingga Kritis di Probolinggo, Ambil Sertifkat Tanah dan Pohon

"Kasus tersebut sudah ditangani unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), anggota sudah melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti dan keterangan saksi," jelasnya, Jumat (17/5/2024) malam, dikutip dari Kompas.com.

Aditya mengatakan, dugaan penganiayaan tersebut terjadi pada Senin (13/5/2024) malam.

Korban bernama D (14), siswa kelas VIII MTs.

"Saat itu D bersama terduga pelaku F (15) warga asal Provinsi Bali, yang juga kakak kelas korban, melaksanakan shalat sunah sebelum shalat Isya di masjid asrama," jelas dia.

Setelah shalat, pelaku ingin bersalaman namun karena korban sedang berdoa sehingga tidak menanggapi keinginan terduga pelaku untuk salaman.

"Hal ini yang dimungkinkan memicu kemarahan terduga pelaku terhadap korban," kata Aditya.

Ilustrasi setrika panas. Seorang pelajar disetrika oleh kakak seniornya.
Ilustrasi setrika panas. Seorang pelajar disetrika oleh kakak seniornya. (PEXELS/Cottonbro via Kompas.com)

Setelah kejadian tersebut, pelaku meninggalkan korban.

"Saat korban kembali ke asrama, selang beberapa waktu terduga pelaku menghampiri korban. Saat korban hendak istirahat dengan bertelanjang dada atau tanpa menggunakan kaus, pelaku menempelkan setrika ke dada korban," ujarnya.

Menurut Aditya, pengasuh asrama yang mengetahui kejadian tersebut langsung mendatangi keduanya.

"Korban sempat mendapat perawatan di asrama, dan Selasa (14/5/2024) korban dibawa ke Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk mendapat perawatan.

Namun korban pada hari itu juga diperkenankan pulang, dan mendapat rawat jalan," paparnya.

Persoalan tersebut kemudian dilaporkan ke polisi.

"Orangtua korban yang mengetahui kabar hal tersebut, pada Kamis (16/5/2024) melaporkan kejadian ke Polres Semarang dan diterima langsung oleh unit PPA Sat Reskrim Polres Semarang.

Dan hari ini personel penyidik PPA telah mendatangi lokasi kejadian, untuk melakukan pendalaman," jelas Aditya.

Baca juga: Nasib Ibu Setrika Anak karena Kesal Uang Bulanan Cuma 4 Juta, sempat Sembunyi di Kebun, Bui 10 Tahun

Sementara itu kejadian serupa, seorang siswa taruna tewas dianiaya seniornya menjadi perbincangan hingga viral di media sosial.

Korban diketahui merupakan siswa taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta.

Korban bernama Putu Satria Ananta Rustika (19).

Ia tewas dianiaya seniornya bernama Tegar Rafi Sanjaya (TRS).

Diduga, sang senior menganiaya Putu Satria karena perkara baju olahragga.

Namun, I Nyoman Budiarta, paman Putu Satria, menduga keponakannya tewas dianiaya seniornya tidak sekedar karena masalah baju olahraga.

Baca juga: Tubuh Anak Tiri Melepuh Diamuk Ibu Pakai Setrika Panas, Imbas Uang Bulanan Tak Cukup Bayar Utang

Budiarta menduga terdapat kecemburuan sosial, mengingat korban, kata ia, bakal dikirim ke China sebagai mayoret.

"Iya benar (Putu akan di kirim ke China)," kata Budiarta, dalam program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (6/5/2024).

"Kemarin pembinanya dia yang ngomong memang keponakan saya ini terpilih menjadi mayoret satu, mungkin ada kecemburuan sosial dalam kasus ini."

Lebih lanjut, Budiarta pun berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.

Ia juga meminta agar kasus kematian keponakannya tersebut dibuka secara terang menderang, agar kejadian serupa tak terulang kembali.

"Kami pihak keluarga meminta kasus ini dibuka seterang-terangannya supaya tidak terjadi lagi," tegasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved