Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Mahasiswa Curhat Pilu Kena Denda 20 Persen Gegara Telat Bayar Skripsi, Pihak Kampus Tegas: Wajib

Mahasiswa curhat terkait denda 20 persen bagi mahasiswa yang telat membayar biaya skripsi di kampusnya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram
Viral mahasiswa curhat kena denda 20 persen telat bayar skripsi 

TRIBUNJATIM.COM - Belakangan ini viral curhat mahasiswa di Palembang yang didenda 20 persen karena telat bayar skripsi.

Meski tak menyebutkan nama universitas yang dimaksud, namun belakangan terungkap kampus tersebut adalah UKB.

Kini Universitas Kader Bangsa Palembang buka suara usai curhatan mahasiswa tersebut viral.

Dikutip dari Tribun Sumsel, curhat ini viral setelah seseorang menuliskan keluh kesahnya.

Ia curhat terkait denda 20 persen bagi mahasiswa yang telat membayar biaya skripsi di kampusnya.

Dia curhat melalui akun @Minnakcurhat.

"Assalamualaikum, Yth Pak/Ibu admin. Kami nak curhat min, dan jugo supaya jadi pelajaran wong yang nak kuliah dan nguliahke anaknyo.

Cak ini ceritonyo min, bayaran kuliah di tempat kami ini mahalnyo minta ampun

Nah, kalu telat bayaran SPP, bayaran skripsi kami keno dendo 20 persen min.

Bayangke min, ini pendidikan masak cak leasing, cak kartu kredit lambat bayar didendo.

Masalah dendo ini lah betahun tahun di kampus kami ini, mahasiswa katek yang berani demo atau ngadu kemano-mano karena diintimidasi, ditakuki kalu demo kagek di DO, ijazah dak dikasihkke dan lain-lain," tulis mahasiswa.

"Dendo ini sama cak pungli min, mahasiswa berat galo.

Diawal masuk dulu kami idak dikasih tahu kalu ado dendo cak ini, jadi tejebak nian kuliah disini.

Kegiatan mahasiswa dak katek bayaran uang kemahasiswaan dipungut tiap semester S1 dan S2 jugo.

Jadikan pertimbangan nian kalu nak masuk ke kampus ini kuliah banyak lain biayanyo lebih murah. Kasihan samo wong tuo mahasiswa ini lagi jaman susah.,Mokasih banyak min," tambahnya.

Baca juga: Dapat Hadiah Sepeda Motor di Acara Kick Andy Malah Ditolak, Alasan Mahasiswa Banjir Pujian

Curhat tersebut kemudian banyak mendapat perhatian netizen.

Melalui kuasa hukumnya, pihak UKB Palembang angkat bicara terkait curhat mahasiswa yang viral di media sosial Instagram, beberapa hari yang lalu.

Menanggapi beredarnya curhatan mahasiswa Universitas Kader Bangsa atas denda keterlambatan skripsi, pihak kampus angkat bicara melalui pengacaranya, Titis Rachmawati.

"Denda atas keterlambatan pembayaran uang bimbingan skripsi sudah melalui kajian mendalam pihak kampus," kata Kuasa Hukum Universitas Kader Bangsa, Titis Rachmawati SH, saat dikonfirmasi, Minggu (19/5/2024).

UKB buka suara usai viral curhat mahasiswa di Palembang didenda 20 persen gegara telat bayar skripsi
UKB buka suara usai viral curhat mahasiswa di Palembang didenda 20 persen gegara telat bayar skripsi (via Tribun Sumsel)

Menurut Titis, pemberlakukan sanksi denda atas keterlambatan pembayaran uang bimbingan skripsi sudah menjadi kebijakan kampus.

Pemberlakukan denda tersebut sudah melalui kajian yang mendalam.

Denda tersebut dapat dibayarkan melalui virtual account Bank Mandiri.

Titis menambakan, penerapan sanksi denda keterlambatan pembayaran kepada mahasiswa UKB didasarkan pada Surat Edaran Rektor nomor surat 048/KEU/Skripsi/UKB/V/2024 perihal: pembayaran tunggakan Skripsi TA 2023-2024 di Universitas Kader Bangsa.

Dalam surat edaran berisikan sebagai berikut:

"Dengan hormat sehubungan dilakukannya bimbingan skripsi bagi mahasiswa di lingkungan Universitas Kader Bangsa yang mana mahasiswa wajib membayar biaya skripsi ini kami beritahu biaya skripsinya sebagai berikut.

Biaya skripsi sebesar Rp. 5.500.000, ditambah denda keterlambatan 20 persen sehingga menjadi Rp 6.600.000.

Pembayaran akan dilakukan mulai tanggal 02 Mei 2024-16 Mei 2024 melalui virtual Account Bank Mandiri atas nama Yayasan Pendidikan dan kesehatan Kader Bangsa dengan menggunakan NIM masing-masing mahasiswa," bunyi edaran tersebut.

Baca juga: Akhir Kasus Rektor Polisikan Mahasiswa Protes UKT Mahal, sempat Tak Terima Disebut Broker Pendidikan

Sebelumnya, curhat pilu seorang mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) imbas Uang Kuliah Tunggal (UKT) naik drastis, sementara orang tuanya tak kerja dan sakit, jadi sorotan.

Mahasiswa bernama Rehan Tampubolon (20) itu pun terpaksa ajukan pinjaman ke 20 pinjol demi bayar UKT USU yang naik drastis. 

Rehan sendiri sempat meminta keringanan UKT dan bayar nyicil, tapi ditolak.

Diketahui, UKT USU tahun 2024 naik sekitar 200 persen dari tahun sebelumnya.

Kenaikan UKT USU ini pun menuai protes dari berbagai mahasiswa.

Ratusan mahasiswa menggeruduk Gedung Rektorat pada Rabu (8/5/2024) siang hingga sore.

Pantauan di lokasi, para mahasiswa mengenakan almamater berwarna hijau dan nampak memenuhi lobi Gedung Rektorat.

Mereka berorasi sambil membawa spanduk bertuliskan tuntutan dan keluhan mereka.

Saat diwawancarai Tribun Medan, salah satu mahasiswa mengaku bernama Rehan Tampubolon mengungkap kekecewaan terhadap Rektorat USU.

Ketika mengajukan permohonan mencicil UKT karena tak mampu melunasi langsung, malah ditolak.

Padahal ia minta membayar dengan cara mencicil ini lantaran ayahnya sudah tidak bekerja dan sedang sakit.

"Karena ayah sakit dan harapan kita membayar berangsur UKT, karena waktunya tidak lama deadline-nya, dengan harapan waktu ketika ada rezeki, baru dilunasi," ungkap dia.

"Sistem kejam, minta cicilan tidak boleh," tambah Rehan, Rabu (8/5/2024).

Total uang kuliah yang harus dibayarkan sebesar Rp4,5 juta.

Rehan Tampubolon (20) mahasiswa USU curhat ajukan bayar kuliah cicil karena orang tua tak kerja dan sakit ditolak, Rabu (8/5/2024).
Rehan Tampubolon (20) mahasiswa USU curhat ajukan bayar kuliah cicil karena orang tua tak kerja dan sakit ditolak, Rabu (8/5/2024). (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Rehan menjelaskan, permohonan mencicil uang kuliah dilakukan pada Januari dan Februari 2024 lalu.

Namun pengajuan ditolak dengan berbagai alasan yang menurutnya tidak berdasarkan fakta.

Setelah ditolak, mahasiswa berusia 20 tahun ini mencari jalan keluar dengan men-download 20 aplikasi pinjaman online (pinjol).

Tapi beruntungnya, semua pengajuannya ditolak.

Sementara untuk membayar UKT, Rehan mendapat bantuan dari teman kuliahnya di kampus.

Sehingga Rehan pun akhirnya bisa melanjutkan kuliah di USU.

"Saya sudah hampir stres, depresi, dan pasrah supaya tidak kuliah lagi," ujar Rehan.

"Untungnya teman-teman sesama mahasiswa, senior, kakak tingkat saya dapat membantu saya sehingga saya dapat melanjutkan kuliah hingga saat ini."

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved