Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kementerian Pertanian Sampai Berutang Rp 1,6 Miliar Demi Turuti Syahrul Yasin Limpo, Belum Lunas

Demi penuhi keinginan pribadi Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang saat itu jadi Menteri, pihak Kementerian Pertanian sampai rela berutang Rp 1,6 miliar

Editor: Torik Aqua
ISTIMEWA/HUMAS KEMENTAN
Eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang kini terjerat kasus korupsi 

Demi memenuhi permintaan SYL, Kementan disebut punya itang ke vendor sebesar Rp 1,6 miliar.

Hal ini diungkapkan langsung vendor Kementan, PT Haka Cipta Loka dan Haka Loka.

Direktur PT Haka Cipta Loka dan Haka Loka Hendra Putra menuturkan itu saat menjadi saksi di sidang pemeriksaan kasus pemerasan dan gratifikasi lingkungan Kementan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

"Per hari ini itu sisanya sekitar Rp1,6 miliar lagi yang belum selesai kepada kami," kata Hendra pada Rabu (22/5/2024) malam.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), kebutuhan SYL dimaksud berupa peminjaman uang sementara Rp5 juta, pinjam dana Rp100 juta, sewa mobil Toyota Alphard Rp43 juta, biaya pernikahan cucu SYL Rp13 juta, dan lain-lainnya.

Menurut Hendra Putra, total utang Kementan mencapai Rp2,15 miliar.

Namun, sudah dibayarkan sekitar Rp854 juta. Dengan demikian, sisanya Rp1,6 miliar.

Hendra mengaku meminjamkan dana tersebut kepada mantan Subkoordinator Pemeliharaan Biro Umum dan Pengadaan Kementan Gempur Aditya lantaran merasa iba.

Sebab, lanjut Hendra, pada 2021, Gempur sempat bercerita bahwa dirinya merasa terjebak dalam lingkungan pimpinan Kementan.

"Pak Gempur sampai bilang pemimpin di Kementan 'iblis' semua. Dia bilang, mereka terjebak dan meminta tolong untuk membantu mereka menalangi permintaan pimpinan tiap bulannya dan meyakini saya kalau akan diganti dengan uang patungan eselon I," tuturnya dikutip Antara.

Sebagai ganti apabila vendor mau menalangi uang tersebut, kata dia, Gempur menjanjikan pekerjaan kepada dirinya.

Selain itu, kata Hendra, Gempur juga menjanjikan peminjaman dana tersebut tidak akan lama karena SYL akan terkena reshuffle kabinet.

Namun, Hendra mengungkapkan, pada tahun tersebut, SYL tidak jadi terkena reshuffle kabinet dan tetap menjadi menteri.

Dengan demikian, Hendra mengaku secara psikologis dirinya turut merasa terbebani, apalagi jika uang tersebut tidak diganti.

"Seingat saya saat itu ada dua kali pengumuman. Sampai-sampai saya mengikuti juga dengan teman-teman teknisi untuk menonton berita rencana reshuffle," ujar Hendra.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved