Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Resign setelah Jadi TKW 8 Tahun, Wanita Malang Kini Jadi Bos Importir, Omzet Rp184 Juta Tiap 3 Bulan

Inilah kisah TKW resign setelah 8 tahun bekerja. Sang mantan TKW kini jadi bos importir di Indonesia.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
YouTube BMI Taiwan
Resign setelah Jadi TKW 8 Tahun, Wanita Malang Kini Jadi Bos Importir, Omzet Rp184 Juta Tiap 3 Bulan 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah TKW resign setelah 8 tahun bekerja.

Sang mantan TKW kini jadi bos importir di Indonesia.

Ia bisa dapat omzety Rp 184 juta tiap tiga bulan.

Sosok Tenaga Kerja Wanita atau TKW itu bernama Agnes.

Awalnya, Agnes hanya iseng tanpa ada keseriusan pada usaha yang dibangunnya.

Ia pun memilih berhenti menjadi TKW dan fokus menjadi pengusaha.

Siapa sangka usahanya justru melesat.

Ia bisa mendapatkan omzet melebihi gaji yang didapatkannya sebagai TKW.

Hanya tiga bulan, Agnes mendapatkan omzet ratusan juta rupiah.

"3 bulan terakhir Rp 184 juta, ini penghasilan selama 3 bulan," ujarnya, seperti dikutip dari YouTube BMI Taiwan via Tribunnewsmaker.

Baca juga: Jam 12 Malam Majikan Teriak-teriak, TKW di Taiwan Curhat Tak Betah: Mata Merem Tapi Mulut Gak Diem

Delapan tahun menjadi TKW, Agnes sukses memiliki sampingan berjualan online.

Mantan TKW asal Malang, Jawa Timur itu memiliki platform online dengan pengikut belasan ribu.

Agnes memulai bisnis online itu saat ia menjadi ART di Hongkong.

Awalnya, ia senang mengirimkan barang-barang dekor untuk dikirimkan untuk keluarganya.

Tak disangka, rekan-rekannya di Indonesia tertarik pada produk milik Agnes.

"Jatuh bangunnya banyak banget, kita dulu pengiriman dari China ke Indonesia, belum nyoba bisnis ya, kita nyoba-nyoba aja," ujar Agnes.

Baca juga: Kesaksian TKW di Kapal Pesiar, Harus Layani Bos Jika Ingin Naik Pangkat, Gaji 7 Bulan Pernah Dicuri

Akan tetapi karena belum paham bagaimana strategi terutama soal importir, Agnes pernah mengalami kerugan dari potongan bea cukai sampai ongkos kirim.

Dari kerugian itu, ia pun akhirnya belajar hingga akhirnya open reseller.

"Akhirnya kita tahu rumusnya impor barang, kita pelan-pelan menawarkan prodak ke temen-temen, akhirnya aku open reseller.

Alhamdulilah sampai sekarang seperti ini," tuturnya.

Kini usaha Agnes, importir home decorations sukses menggunakan strategi penjualan reseller dan dropship.

Kisah Pria Blitar Resign Kerja Percetakan Lalu Bisnis Ternak Burung Kenari

Keuletan Yuliono (43) alias Cak Geno, warga Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, berternak burung kenari sejak belasan tahun lalu berbuah manis.

Dengan memanfaatkan lahan seadanya di sekitar rumah, kini, bapak dua anak itu bisa meraup omzet Rp 8 juta hingga Rp 15 juta per bulan dari hasil berternak burung kenari.

Puluhan burung kenari terlihat digantung dalam sangkar di dapur rumah Yuliono, Selasa (28/5/2024). Puluhan burung kenari itu merupakan hasil penangkaran milik Yuliono.

Sebagian burung kenari lagi yang sudah dijodohkan diletakan dalam sangkar tempel di dinding samping rumah Yuliono.

Yuliono memang memanfaatkan lahan seadanya di rumah untuk berternak burung kenari.

Meski berada di tempat seadanya, produksi peternakan burung kenari milik Yuliono bisa dibilang maksimal.

"Saya memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk ternak burung kenari. Tempat yang untuk breeding ini dulunya kamar mandi dan sumur," kata Yuliono sambil menunjukkan lokasi ternak di samping rumahnya.

Perjalanan Yuliono berternak burung kenari cukup panjang. Mantan pekerja di percetakaan itu sempat jatuh bangun untuk berternak burung kenari.

Yuliono mulai memutuskan berternak burung sejak pertengahan 2010. Ia memutuskan resign dari pekerjaannya di percetakan untuk menekuni usaha berternak burung.

"Dulu, saya kerja di percetakan, ikut orang. Lima tahun kerja di percetakan tidak ada perkembangan. Akhirnya saya keluar, ada teman menyarankan ternak burung. Kebetulan saya juga hobi burung," ujarnya.

Awalnya, ia berternak burung murai. Sedang berternak burung kenari hanya sebagai sampingan untuk pengganti beli pakan burung murai.

Namun, justru ternak burung kenari yang berkembang. Sedang ternak burung murai miliknya malah gagal total.

Baca juga: Malu Pulang Kampung, TKW Ungkap Perlakuan Majikan Arab sampai Perut Membesar: Pasti Jadi Omongan

Empat pasang indukan burung murai miliknya mati saat mulai produksi.

"Awalnya (ternak) murai, (ternak) kenari hanya buat sampingan, buat ganti pakan murai. Cuma lama-lama malah (ternak) kenari lebih berhasil, lebih menjanjikan. Itu (fokus ternak kenari) mulai 2011," katanya.

Yuliono awalnya hanya memiliki tiga ekor burung kenari, dua betina dan satu jantan. Ia merasakan hasil dari ternak kenari lumayan dan menjanjikan.

"Tapi saya juga pernah rugi. Harga kenari sempat anjlok Rp 10.000 per ekor. Itu terjadi pada 2015-2018. Saya tetap bertahan ternak kenari," ujarnya.

Pada 2019, harga burung kenari mulai naik lagi. Apalagi ketika terjadi pandemi Covid-19, harga dan permintaan burung kenari naik drastis.

Yuliono kemudian mencari tambahan modal untuk mengembangkan ternak burung kenari. Ia menjual sepeda motor dan meminjam uang di bank untuk menambah modal ternak kenari.

Modal itu untuk membeli indukan burung kenari yang bagus. Ia membeli indukan burung kenari impor dari luar negeri.

Ia mendatangkan indukan burung kenari dari beberapa negara, antara lain Turki, Portugal dan Italia.

Baca juga: Kisah TKW Yuli Dapat Warisan Rp1 M dari Majikan Taiwan, Sudah Dianggap Seperti Bapak Sendiri

Harga satu ekor indukan burung kenari jantan impor sekitar Rp 5 juta, sedang harga satu ekor indukan burung kenari betina impor antara Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta.

Ia memiliki 11 ekor indukan burung kenari impor, 6 ekor jantan dan 5 ekor betina. "Sekarang saya memang fokus ternak burung kenari impor. Karena harganya bagus," katanya.

Dari indukan kenari impor itu, sekarang ia sudah memiliki hampir 50 ekor indukan burung kenari. Dari total itu, sekitar 25 ekor sampai 30 ekor merupakan indukan aktif produksi.

Dengan jumlah indukan itu, ia bisa menghasilkan 40 ekor sampai 50 ekor buru kenari sekali panen.

Masa satu periode panen ternak burung kenari sekitar 4-5 minggu atau sekitar 35-45 hari. "Sekali panen, rata-rata bisa menetaskan 40-50 ekor burung kenari," ujarnya.

Untuk harga jual burung kenari usia 4-5 minggu hasil ternak milik Yuliono bisa mencapai Rp 200.000 sampai Rp 2 juta per ekor.

Omzet Yuliono dari hasil ternak burung kenari rata-rata Rp 8 juta sampai Rp 15 juta tiap 40 hari.

"Kalau tiap panen dapat 40 ekor, diambil rata-rata minimal harga Rp 200.000 per ekor berarti sudah Rp 8 juta, itu minimal. Buat biaya perawatan sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Sisanya buat ekonomi keluarga. Saat kondisi panen bagus, juga pernah dapat omzet Rp 15 juta sekali penen," katanya.

Menurutnya, saat ini harga burung kenari masih stabil. Terutama harga burung kenari hasil ternak dari indukan impor masih tetap mahal.

Pelanggan burung kenari impor biasanya para penghobi suka ikut lomba. Selain itu, juga para penghobi yang ingin belajar ternak burung kenari.

"Untuk pemasaran saya tidak bingung. Pembeli datang sendiri ke rumah. Kadang saya kewalahan melayani pembeli di rumah," ujarnya.

Menurutnya, berternak burung kenari gampang-gampang susah. Gampangnya, berternak burung kenari tidak butuh tempat luas.

Selain itu, biaya perawatan ternak burung kenari juga lebih murah.

"Kendalanya cuaca, kalau cuaca terlalu panas hasilnya tidak bagus, terlalu dingin juga tidak bagus. Kendala lain hama tikus," katanya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved