Sebab film dapat menjadi salah satu sarana diplomasi budaya, yang mana dalam hal ini menunjukan kepedulian Australia terhadap perkembangan budaya khususnya sinema di Indonesia. Sehingga, festival sinema seperti ini disebut bisa menjadi salah satu hiburan budaya alternatif.
“Festival sinema ini memang harus digalakan kembali setelah tertidur karena pandemi. Karena sinema seperti ini bukan hanya tontonan, tapi hiburan dan tutunan. Semoga menjadi inspirasi arek-arek Surabaya, khususnya di bidang seni, budaya, diplomasi budaya, diplomasi bahasa, melalui kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, selain digelar di Surabaya, FSAI juga diadakan di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Mataram, Makassar, Manado, Samarinda, dan Balikpapan.
FSAI juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa, sineas muda dan masyarakat umum untuk belajar dari Sineas Australia maupun Indonesia yang berpartisipasi dalam masterclass
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.