Berita Madiun
Pande Besi di Madiun Banjir Pesanan Jelang Idul Adha, Naik hingga 3 kali Lipat
Berbagai lempengan besi yang sudah dipanggang di bara api, ditempa oleh 2 orang menggunakan palu besar, Minggu (9/1/2024).
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Berbagai lempengan besi yang sudah dipanggang di bara api, ditempa oleh 2 orang menggunakan palu besar, Minggu (9/1/2024).
Mereka tetap fokus menempa besi, meskipun berkali kali pukulan palu dilayangkan di atas besi, terus mengeluarkan percikan api kecil.
Seolah olah sudah terbiasa, besi itu terus ditempa sampai menyerupai bentuk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Besi selanjutnya dibawa ke mesin pengasah, supaya kian tajam saat digunakan untuk menyembelih, maupun memotong daging hewan kurban.
Pemilik Pande Besi Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Mohari (74) mengakui, ada kenaikan permintaan mendekati Hari Raya Idul Adha 2024.
Baca juga: Sosok Pemuda di Kota Malang Jadi Pandai Besi Sejak Usia 11 Tahun, Ditempa Secara Tradisional
“Sebelumnya kalau hari hari biasa, dapat pesanan buat pisau 2 sampai 3 buah. Lalu momen seperti ini bisa terima sampai 15 buah pisau per hari, naik 3 kali lipat,” ujar Mohari.
Pande Besi yang berdiri sejak 1968 tersebut menambahkan, rata-rata konsumen memesan untuk kebutuhan menyembelih hewan kambing dan sapi. Serta pemotongan daging kurban khusus.
“Kami menerima jasa perbaikan pisau. Ada juga konsumen yang biasanya membawa bahan sendiri, kemudian dari bahan itu dijadikan pisau,” bebernya.
Menurutnya, permintaan berupa pisau besar yang digunakan untuk menyembelih, hingga pisau kecil sebagai alat menyayat daging di bagian tertentu, yang membutuhkan ukuran dan ketebalan pisau khusus.
Dengan dibantu tiga orang tenaga kerja, lanjut Mohari, satu pisau besar dibutuhkan waktu sekitar setengah jam. Adapun biayanya cukup terjangkau dan variatif, mulai ukuran besar sekitar Rp 150 ribu per buah dan Rp 40 ribu per buah untuk pisau ukuran kecil.
“Kami juga terima jasa poles juga, tapi kalau menajamkan nanti diasah sendiri sama pemilik pisau masing-masing,” imbuhnya.
Selain pisau, lanjut dia, pihaknya juga biasa mengerjakan alat pertanian seperti cangkul, celurit, ganco dan lain sebagainya.
“Konsumen rata-rata kalangan petani di wilayah Madiun sini, ada dari Ponorogo, dan Ngawi juga sampai sini,” pungkas Mahori.
Salah Satu Konsumen asal Kecamatan Kare, Santoso, menuturkan, Pande Besi Mohari sering membuatkan dua pisau untuk kebutuhan pemotongan hewan kurban di lingkungannya.
“Hasil pisau buatannya sangat memuaskan. Baik segi bentuk, ukuran, desain juga sesuai, awet dan tajam. Disini ada garansi kalau tidak tajam bisa kembali,” tuturnya.
“Untuk perawatan seperti sering diasah, lalu dicuci dan sebelum disimpan diberi minyak atau oli agar tidak berkarat,” tuntas Santoso.
Tabiat Orang Tua Pembuang Bayi di Madiun, Balik ke TKP Bawakan Susu, Sempat Berikan Nama Khusus |
![]() |
---|
Komitmen Beri Pelayanan Hukum, Kajati Jatim Resmikan Gedung Baru Kejari Madiun |
![]() |
---|
Profesi TKI Dinilai Menjanjikan, 5.253 Warga Kabupaten Madiun Pilih Mengadu Nasib di 31 Negara |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem Melanda Madiun, 6 Rumah di Kecamatan Jiwan Terdampak Bencana Hidrometeorologi |
![]() |
---|
Hujan Deras Semalaman, Puluhan Rumah di Madiun Diterjang Banjir, Aktivitas Warga Terhenti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.