Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tolak Bansos, Warga Demak Beber Alasan Mending Jadi Gelandangan, Sempat Tinggal di Goa dan Makam

Seorang warga di Demak menolak bantuan sosial dari pemerintah dan memilih jadi gelandangan, kini keberadaannya tengah dicari-cari.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Kompas.com
Kisah Guntur dan anaknya yang pilih jadi gelandangan dan tolak bantuan sosial dari pemerintah. Apa alasannya? 

"Aku ini orang tidak mau menerima dari pemerintah, yang dimakan ya seadanya," kata Aniek menirukan Guntur.

Awal mula Guntur dan anaknya masuk Rumpelsos Demak bermula ketika ada laporan warga tentang anak IHP yang setiap hari menangis lantaran pintu rumah dikunci saat ayahnya pergi kerja.

"Kami berupaya untuk menyelamatkan anak dulu, karena masih punya masa depan yang panjang, dan kami ingin membantu memfasilitasi pembuatan akta biar dia beridentitas gitu, biar dapat pendidikan dan sebagainya," ungkapnya.

"Tahun 2022 ini kita rencana, bapaknya nanti kita taruh di panti PGOT biar dapat pelatihan juga, macam-macam yang anaknya kita sekolahkan tapi belum apa-apa sudah keburu keluar," sambung dia.

Guntur dan anaknya
Guntur dan anaknya (Tribun Jateng)

Aniek tidak tahu detail kronologi Guntur, dari informasi yang ia dapat, Guntur telah meninggalkan Desa Jungsemi selama 8 tahun dan kembali lagi pada tahun 2022.

Di Desa Jungsemi tersebut ia tinggal di rumah kosong milik warga setempat bersama IHP, anak dari istri ketiga yang dinikahi secara siri.

"Masyarakat itu dengarnya nangis, karena merasa kasihan itu laporan ke kami, kami tindaklanjuti," tukasnya.

Beda lagi dengan nasib dua orang nenek yang malah tak menerima bansos dari pemerintah.

Dua nenek bersaudara ini tinggal di Desa Brakas Dajah, Desa Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Nenek tersebut bernama Putriya (70) dan Hotipah (64).

Tempat tinggal mereka adalah sebuah gubuk reyot sebesar 7x7 meter dan hanya berlantai tanah.

Baca juga: Nenek Bayi Viral yang Meninggal Usai Dipijit Ogah Disalahkan, Sebut Kematian Cicitnya Sudah Takdir

Setiap malam, mereka tidur hanya beralaskan tikar. 

Tempat tidur mereka pun jadi satu dengan tempat memasak.

Selama puluhan tahun, mereka bertahan dalam keterbatasan di Desa Brakas Dajah, Desa Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep.

Meski kondisi keduanya memprihatinkan, dua nenek itu luput dari perhatian pemerintah setempat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved