Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Orang Tua Protes Anak Tak Lolos PPDB Zonasi, Curiga Praktek Numpang KK, Pihak Sekolah: Nitip Boleh

Orang tua protes anak tak lolos PPDB zonasi, curiga ada praktek numpang KK, pihak sekolah buka suara.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat - Instagram/folkshitt
Orang tua protes sistem PPDB zonasi imbas anak tak lolos, curiga ada yang numpang KK 

TRIBUNJATIM.COM - Banyak orang tua di Kota Bogor, Jawa Barat, yang protes anaknya tak diterima sistem PPDB zonasi.

Mereka yang tidak terima pun sampai menggeruduk sekolah sambil bawa meteran untuk ukur jarak rumah ke sekolah.

Bahkan ada yang sampai mengukur jarak sekolah dan rumah secara manual pakai kayu.

Melansir TribunnewsBogor.com, sejumlah orang tua mendadak datangi SMAN 3 Kota Bogor pada Kamis (20/6/2024) pagi.

Orang tua ini mendatangi SMAN 3 Kota Bogor lantaran tidak terima dengan hasil penerimaan peserta didik baru sistem zonasi.

Perwakilan orang tua yang datang ini sampai melakukan aksi mengukur manual menggunakan meteran kayu.

"Saya rumah itu di Ciheuleut. Ya jaraknya 650 meter lah kalau ke sini (SMAN 3)," ucap Slamet, orang tua salah satu calon murid SMAN 3 Kota Bogor yang tidak diterima sistem zonasi.

"Tapi, anak saya enggak keterima zonasi," imbuhnya.

Slamet melanjutkan, ia merupakan warga asli Ciheuleut.

Sudah 23 tahun ia tinggal bersama keluarganya di kawasan tersebut.

"Anak saya juga kelahiran asli sini kok," tegasnya.

Ia pun merasa ada kejanggalan dengan sistem zonasi ini.

Slamet mengaku memiliki data bahwa ada dugaan kecurangan menumpang kartu keluarga (KK) yang tidak sesuai.

Jadi disebutnya, ada anak yang menumpang KK agar bisa ikut seleksi PPDB zonasi.

Baca juga: Kecewa Anaknya Tak Lolos PPDB Zonasi, Orang Tua Ukur Jarak Rumah ke Sekolah Pakai Kayu: Keadilan

Selain itu, ia juga merasa ada jarak yang lebih jauh dari titik kordinat rumahnya namun diterima di sistem zonasi ini.

"Ya ada sih. Setahu saya temen anak saya itu cuma dua orang. Ada juga yang jaraknya 700 meter tapi diterima," tegasnya.

Di media sosial, aksi orang tua nekat ukur jarak antara rumah ke sekolah secara manual jadi sorotan.

Pasalnya ayah di Bogor tersebut kecewa anaknya tak berhasil lolos PPDB zonasi.

Ia merasa ada kecurangan yang membuat anaknya tak lolos PPDB zonasi.

Tingkah orang tua yang kecewa lantaran buah hatinya tak berhasil lolos itu pun menuai sorotan usai diunggah akun instagram @folkshitt, Jumat (21/6/2024).

Orang tua kecewa anak tak lolos PPDB zonasi, nekat ukur manual jarak rumah dan sekolah
Orang tua kecewa anak tak lolos PPDB zonasi, nekat ukur manual jarak rumah dan sekolah (Instagram/folkshitt)

Dalam video tersebut, tampak seorang pria yang tampak memegang batang pohon dengan panjang sekitar 1 meter.

Sembari berjalan kaki, pria tersebut secara perlahan menggulingkan batang pohon yang dipegangnya ke jalanan.

Rupanya pria tersebut sedang mengukur secara manual jarak antara rumah dan SMAN 3 Bogor usai anaknya dinyatakan gagal lolos PPDB jalur zonasi.

Diketahui, pria tersebut bernama Billy Adhiyaksa.

Ia mengukur sendiri panjang jalan dari rumah menuju SMAN 3 Bogor dengan menggunakan ranting pohon.

Padahal diterangkan Billy Adhiyaksa, jarak antara rumahnya dengan sekolah sangatlah dekat, bahkan kurang dari 1 km.

"Saya mau memastikan bahwa rumah saya dan sekolah itu jaraknya hanya 10 menit kalau berjalan kaki," katanya, mengutip Banjarmasin Post.

Billy Adhiyaksa hanya ingin ia mendapatkan haknya yaitu sang buah hati bisa sekolah dekat rumah.

"Saya harap kami sebagai warga di sekitar sini punya hak bersekolah di sini tapi ternyata kamu tidak mendapat keadilan," imbuh Billy Adhiyaksa.

Setelah mengukur secara manual, didapat jarak antara rumah Billy Adhiyaksa dan sekolah hanya berjarak 702 meter.

Selain Billy Adhiyaksa, pria bernama Slamet Riyadi juga mengeluhkan hal sama meski rumah mereka sangat dekat dari SMAN 3 Bogor.

"Titiknya lari-larian terus, dulu pakai gang, rumah saya dalam gang tapi kelihatan dari jalan," paparnya, 

Walau masih dalam 1 Kelurahan, Slamet menuturkan, putranya gagal lolos.

Dengan banyaknya warga yang tak berhasil lolos PPDB jalur zonasi meski berada di kawasan berdekatan, para orang tua pun mencurigai.

Yakni ada banyaknya siswa baru yang menumpang Kartu Keluarga.

Sementara pihak SMAN 3 Bogor menuturkan, hanya menerima 160 siswa baru dengan jalur zonasi.

Sementara terpisah, Ketua KCD Wilayah II Depok-Kota Bogor, Asep Sudarsono mengatakan, sistem zonasi ini sudah memiliki aturan yang jelas.

"Zonasi ada aturannya yang jelas. Tidak mungkin yang letaknya jauh diterima dibandingkan yang letaknya dekat," kata Asep.

Saat pendaftaran, para calon peserta didik ini harus melampirkan beberapa syarat.

"Karena pada saat pendaftaran mereka menyertakan kartu KK dan KTP. Kemudian tertulis jelas jaraknya berapa," tandasnya.

Sejumlah orang tua mendadak geruduk SMAN 3 Kota Bogor pada Kamis (20/6/2024) pagi.
Sejumlah orang tua mendadak geruduk SMAN 3 Kota Bogor pada Kamis (20/6/2024) pagi. (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

Menanggapi hal ini, Wakil Kepala SMAN 3 Kota Bogor, Dedi Des Nurmahdi mengatakan, pihaknya sudah menjalankan PPDB sesuai aturan.

"Kebijakan sekolah sesuai aturan. Kekuatan kami aturan. Kalau di luar aturan justru kami takut. Dan kami selalu tanya ke atas yakni kantor cabang dinas (KCD)," kata Dedi di SMAN 3 Kota Bogor, Kamis (20/6/2024).

Dedi menjelaskan, aturan numpang KK yang diterima itu yakni yang sudah satu tahun.

"Ada anak dititipkan di KTP keluarga di sekitar sini yang penting sudah satu tahun. Itu diterima secara administrasi."

"Boleh daftar. Nitip boleh. Syarat administrasinya satu tahun, kalau tidak (memenuhi syarat) itu dikembalikan," jelasnya.

Pendaftaran PPDB sistem zonasi ini juga sudah diatur menggunakan sistem.

"Bukan kami (sekolah) yang menjaring, tapi sistem," tegasnya.

Di sisi lain, untuk jarak maksimal di SMA Negeri 3 Kota Bogor ini yang berhasil diurutkan dan masuk ke dalam kuota zonasi berjarak 702 meter.

"Terakhir sebelum pengumuman itu kami coba urut ada kabar dari operator 702 meter terjauh," tandasnya.

Ketua KCD Bogor-Depok, Asep Sudarsono, saat dijumpai di ruangan kerjanya
Ketua KCD Bogor-Depok, Asep Sudarsono, saat dijumpai di ruangan kerjanya (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved