Berita Viral
Karma Baik Mbah Warih usai Tahunan Tidur di Tanah, Si Nenek Sebatang Kara Ingat Rumah Dilahap Api
Mbah Warih akhirnya sujud syukur setelah bertahun-tahun tidur di tanah, nenek sebatang kara itu ingat ketika terakhir harta benda dilalap api.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Begitu bahagia Mbah Warih akhirnya sujud syukur usai bertahun-tahun harus tidur beralaskan tikar di tanah.
Mbah Warih (73) warga Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat Indramayu itu mendapatkan rejeki yang tak disangka-sangka.
Nenek yang hidup sebatang kara itu kini bisa menikmati masa senjanya di rumah yang lebih layak.
Ia pun tak henti-hentinya bersyukur karena mendapat program bedah rumah dari polisi.
“Alhamdulillah terima kasih banyak,” ujar dia, Selasa (25/6/2024), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJabar.ID, Rabu (26/6/2024).
Warih mengaku tak pernah menyangka akan mendapatkan rezeki bedah rumah dari polisi.
Sebelumnya rumah yang ia tinggali cukup memprihatinkan dan jauh dari kata layak.
Ia bahkan harus tidur di lantai tanah beralaskan tikar saja selama bertahun-tahun.
Kondisinya yang semakin rapuh membuatnya tak bisa berbuat banyak, sehingga hanya bisa mengandalkan ulur tangan dari saudara-saudaranya saja.
Apalagi, jauh sebelumnya, rumah tempat tinggalnya itu juga sempat dilanda musibah, rumah itu kebakaran.
Baca juga: Nasib Mbah Siyem yang Tanahnya Diserobot Jadi SD dan Kolam, Gugat Pemdes, Cari Keadilan: Kembalikan
Harta benda kala itu ludes dilahap si jago merah, bantuan dari pemerintah sendiri meski ada namun hanya seadanya.
Warih pun memperbaiki rumah lewat bantuan dari jasa tukang saja, renovasi pun kala itu hanya ala kadarnya yang terpenting bisa menjadi tempat untuk ia berteduh.
Hingga akhirnya, kondisi kehidupan Warih sampai ketelingga jajaran Polres Indramayu.
Khusus di momen Hari Bhayangkara Ke-78 tahun 2024 ini polisi membedah rumah milik Warih.

Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar mengatakan, ada 3 rumah yang dibedah oleh Polres Indramayu.
Salah satunya adalah rumah milik Warih di Desa Sambimaya Kecamatan Juntinyuat, kemudian di Desa Sendang Kecamatan Karangampel, dan Desa Mekarsari Kecamatan Patrol.
"Dengan program bedah rumah ini, kami berharap Ibu Warih memiliki tempat tinggal yang layak, aman, dan nyaman," ujar AKBP M Fahri Siregar.
Selain peresmian rumah layak huni, Kapolres bersama Forkopimda juga meresmikan sumur bor di Desa Sambimaya, Blok Dingkel.
Fahri berharap sumur bor ini bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat.
"Sumur bor ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memastikan akses air bersih bagi warga," tambahnya.
Baca juga: 7 Tahun Tinggal di Lubang Tanah, Mbah Nyoto Akhirnya Pindah usai 2 Jam Dibujuk Dinsos, Warga Senang
Di momen Hari Bhayangkara ini, Polres Indramayu juga mendistribusikan sebanyak 2000 paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan sejak 14 Juni 2024.
“Pendistribusian ini akan berlangsung hingga 30 Juni 2024, memastikan bantuan mencapai seluruh warga kurang mampu di wilayah Kabupaten Indramayu,” ucap dia. Termasuk melakukan rangkaian kegiatan bakti kesehatan dengan mengadakan donor darah, khitanan massal, dan gerakan orang tua asuh bagi anak stunting.
Fahri menyampaikan, lewat kegiatan ini Polres Indramayu berkomitmen untuk terus mendukung dan membantu masyarakat.
"Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mereka," ujar dia.
Baca juga: Nasib Mbah Nyoto 7 Tahun Tinggal di Lubang Tanah Dekat Kuburan, Kebiasaannya Diungkap Warga: Jarang
Kisah memilukan lain dialami Kakek bernama Nyoto.
Mbah Nyoto tinggal di sebuah lubang tanah di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Diketahui, Mbah Nyoto tinggal di lubang dengan kedalaman dua meter berdiameter sekitar satu meter.
Lubang itu berada di dekat kuburan desa.
Tampak lubang itu dilengkapi dengan seng dan spanduk bekas.
Baca juga: Wanita Tinggal di Kuburan Demi Temani Suami yang Meninggal, Bangun Gubuk Sendirian: Saya Tidak Takut
Hal itu untuk melindungi tempat tinggalnya tersebut dari panas dan hujan.
Mbah Nyoto, demikian sapaan Suyoto, makan dari belas kasihan warga sekitar.
Sedangkan untuk mandi dan mencuci, Mbah Nyoto mengandalkan sungai tak jauh dari lubang tempat tinggalnya tersebut.
Sri Mulyani, warga setempat menuturkan, sudah lebih dari tujuh tahun kakek itu tinggal di lubang tanah yang berada di tempat pemakaman umum Desa Sidomulyo.
Lubang tersebut dibuat sendiri oleh Mbah Nyoto.
"Mbah Nyoto jarang keluar setelah tinggal di lubang tanah. Dia hanya keluar kalau pas mandi atau buang air kecil," kata Mulyani saat ditemui, Kamis (20/6/2024).
Mulyani mengatakan, warga sekitar kerap memberikan makanan untuk Mbah Nyoto.
Selain itu ada kiriman uang makan dari keluarganya yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Tak mau pindah
Sejatinya warga sudah berulang kali membujuk Mbak Nyoto untuk pindah ke rumah keluarganya.
Namun Mbah Nyoto kukuh pendirian ingin tinggal di lubang tersebut.
Mulyani dan warga lain kini merasa lega setelah Dinas Sosial Kabupaten Madiun berhasil membujuk Mbah Nyoto tinggal ditempat yang layak.
Warga khawatir kondisi usia Mbah Nyoto yang makin tua akan menjadikan rentan terkena penyakit.
"Tentu kami merasa senang sekali akhirnya Mbah Nyoto kini bisa pindah. Dan sekarang Mbah Nyoto mendapatkan jaminan kehidupan lebih layak," ungkap Mulyani.
Dipindahkan
Kondisi Mbah Nyoto yang memprihatinkan membuat petugas gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Madiun, bersama masyarakat, dan pemerintah desa memindahkan Mbah Nyoto, Kamis (20/6/2024).
Petugas membutuhkan waktu dua jam lebih untuk membujuk Mbah Nyoto keluar dari lubang tanah yang dia tinggali.
Setelah dua jam lebih, Mbah Nyoto akhirnya keluar perlahan dari lubang tanah tempat tinggalnya.
Saat keluar dari lubang tanah, fisik Mbah Nyoto tampak lemah.
Tak banyak kata yang keluar dari mulut Mbah Nyoto. Namun, sesekali ia meminta berhenti untuk istirahat saat hendak dibawa ke mobil ambulans.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadinsos Kabupaten Madiun Agung Budiarta menyatakan Mbah Nyoto akan dibawa ke Kabupaten Blitar untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kakek itu terpaksa dibawa ke Blitar lantaran daya tampung UPT Lansia di Kabupaten Madiun sudah penuh.
Kendati demikian, petugas Dinas Sosial akan tetap memantau perkembangan kesehatan fisik dan mentalnya.
“Harapan kami, Mbah Nyoto disana kondisinya menjadi lebih baik dan sehat," ujar Agung.
Tak hanya pemeriksaan kesehatan, kata Agung, Mbah Nyoto juga dilakukan pemeriksaan dan perawatan dari aspek kejiwaan.
Pasalnya, diduga Mbah Nyoto mengalami depresi lantaran kehilangan harta benda sehingga memilih tinggal di lubang tanah.
Perawatan Mbah Nyoto di Blitar sudah mendapatkan persetujuan dari keluarga dan pemerintah desa.
Sempat dibujuk berbagai cara
Setiap hari, Mbah Nyoto (80) menghuni sebuah lubang berukuran besar, dan beratapkan asbes berkarat.
Bahkan, terdapat spanduk bekas terpasang sebagai penutup tempat tinggal.
Lubang yang mampu digunakan sebagai tempat tidur dan duduk itu, juga bersebelahan dengan Tempat Pemakaman Umum Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun.
Melihat kondisinya memprihatinkan, petugas gabungan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Madiun, bersama masyarakat, dan pemerintah desa, langsung mengevakuasi lansia asal Desa Rejosari tersebut, Kamis siang (20/6/2024).
Butuh waktu berjam jam bagi petugas, untuk membujuk rayu Mbah Nyoto agar mau keluar dari lubang.
Mulai dari mengirim makanan, rokok, hingga diajak mengobrol.
Baca juga: Kisah Mbah Midjan, Lansia asal Kediri Berjuang Hidupi Keluarga, Rumah Sering Bocor dan Istri Sakit
Usaha mereka tidak sia sia, Mbah Nyoto akhirnya keluar, lalu berjalan perlahan lahan ke Mobil Ambulance, walaupun sesekali beristirahat lantaran kondisinya yang lemah.
Warga Setempat Sri Mulyani menuturkan, Mbah Nyoto sudah 7 tahun menempati rumah tidak layak. Warga pun sudah berusaha membujuk pindah, namun tidak mampu.
“Mandi, dan buang air di sungai. Saya setiap hari mengirim makanan. Fisiknya sehat, cuma kurang komunikasi,” ujar Sri Mulyani
Menurutnya, lubang yang ditempati Mbah Nyoto dibuat secara mandiri, tanpa meminta bantuan kepada masyarakat sekitar.
“Kalau sudah dibawa dan ada yang merawat, rasanya lega, plong, terima kasih banyak atas perhatiannya,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Plt Kadinsos Kabupaten Madiun Agung Budiarta menuturkan, Mbah Nyoto akan dibawa ke Blitar guna mendapat perawatan lebih lanjut.
“Tadi kami melakukan asesmen dan dari keluarga tidak mampu merawat,” tuturnya.
Dirinya mengungkapkan, Mbah Nyoto dibawa ke Blitar lantaran kapasitas UPT Lansia di Kabupaten Madiun sudah penuh. Meski begitu, pihaknya tetap rutin memantau perkembangan dan kesehatannya.
“Semoga kondisinya menjadi lebih baik, sehat. Kemudian juga diperiksa karena ada dugaan depresi, perawatan dari sisi kejiwaan juga pasti dilaksanakan,” bebernya.
Ia menambahkan, penanganan dijamin BPJS kesehatan agar layak hidup seperti manusia pada umumnya. Selama ini hanya diberikan makan sama orang sekitar setiap hari.
“Sudah ada persetujuan keluarga dan pemerintah desa. Ada depresi masa lalu kehilangan harta benda. Namun dari sisi itu belum bisa memastikan apakah ODGJ,” imbuhnya.
“Kalau dari ahli jiwa menyatakan demikian, tentunya ada pengobatan agar depresinya bisa berkurang,” tuntas Agung.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Mbah Warih
warga Desa Sambimaya
Kecamatan Juntinyuat Indramayu
dilahap si jago merah
Polres Indramayu
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Haikal dan Haezar Gantian Pakai Seragam Ketika Bersekolah, Potret Miris Hidup Tanpa Ayah, Ibu ODGJ |
![]() |
---|
Ibu Hamil Sering Melahirkan di Perahu, Warga Sampai Beralih Pakai Perahu Ketimbang Lewat Jalan Rusak |
![]() |
---|
Kabar Hubungan Asmara Kapolsek dengan Janda yang Akhirnya Digerebek Berduaan di Rumah Guru PAUD |
![]() |
---|
Polemik Surat Perjanjian MBG, Minta Dirahasiakan Jika Terjadi Keracunan Hingga Denda Alat Makan |
![]() |
---|
Siapa Sebenarnya Cagub yang Pinjam Duit Rp 53 Miliar ke Artis? Berani Beri Jaminan 11 Tanah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.