Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Karang Taruna Patok Tarif Parkir Rp 50 Ribu di Acara Wisuda, Sebut untuk Kemerdekaan, Warga: Parah

Viral karang taruna patok tarif parkir Rp 50 ribu di acara wisuda. Fakta itu diungkap oleh seorang pria asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
IST via TribunPriangan
Karang Taruna Patok Tarif Parkir Rp 50 Ribu di Acara Wisuda, Sebut untuk Kemerdekaan, Warga: Parah 

TRIBUNJATIM.COM - Viral karang taruna patok tarif parkir Rp 50 ribu di acara wisuda.

Fakta itu diungkap oleh seorang pria asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Pria bernama Rifan Aldiana (28) mengaku kaget diminta bayar tiket parkir mobil sebesar Rp 50 ribu saat hendak menghadiri wisuda adiknya di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Rabu (26/6/2024).

Pihak karang taruna pun angkat bicara.

Melansir dari TribunPriangan.com, Rifan Aldiana awalnya hendak mencari lahan parkir di sekitaran luar kawasan Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.

"Karena lagi wisuda gini 'kan parkiran pada penuh, akhirnya saya nyari tempat parkir. Dapet tuh di belakang minimarket seberang Unsil," jelasnya.

Menurut Rifan, akses menuju lahan parkir tersebut cukup kecil dan nyaris hanya seukuran mobilnya.

"Masuk ke lokasinya juga enggak diparkirin. Nah, pas masuk, ada lahan kosong gitu. Di sana juga saya parkir sendiri," ucapnya.

Setelah kendaraannya terparkir dan dirinya keluar untuk menuju gedung kampus, seseorang yang diduga penjaga parkir di sana menghampirinya.

"Pas keluar, mau ke lokasi wisuda, saya ditagih tiket parkir Rp 50 ribu. Mahal banget. Tiketnya juga saya lihat fotokopian. Yang jaga parkir itu saya lihat antara 3 sampai 4 orang," jelas Rifan.

Baca juga: Sopir Truk Syok Ditagih Parkir Rp1,3 Juta, Ibu Warung Minta Kunci Mobil Ditinggalkan, Alasan Terkuak

Rifan juga menjelaskan, bahwa lokasi parkir tersebut tampak acak-acakan dan sangat tidak nyaman.

"Tempat parkirnya enggak enak, acak-acakan. Bawahnya juga masih tanah dan enggal rata, itu 'kan bumper mobil saya kena. Ini kalau hujan, wah, pasti lumpur semua. Belum lagi panas, enggak teduh. Parahlah," terangnya.

Dengan harga tiket parkir sebesar Rp 50 ribu, menurut Rifan fasilitas parkir seperti itu sangat tidak layak.

"Kalau Rp 20 ribu karena alasannya itu lahan pribadi punya seseorang, okelah. Tapi kalau Rp 50 ribu mah kemahalan. Saya bisa terima harga segitu kalau parkirnya valet, nyaman, teduh," keluhnya menutup perbincangan.

Sementara itu, pihak pengelola parkir yang menerapkan tarif sebesar Rp 50 ribu saat acara wisuda Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya di seberang bangunan kampus memberikan klarifikasinya.

Baca juga: Alasan Sopir Truk Ditagih Parkir Rp 1,3 Juta, Pemilik Warung Minta Kunci Mobil Ditinggalkan

Ketua Karang Taruna Unit 09, Rendy Sudirman mengatakan, bahwa hal tersebut untuk kebutuhan masyarakat yang hendak menyambut Agustusan.

"Untuk tempat (han parkir) sendiri itu, kalau ada kegiatan kemasyarakatan yang terkait, seperti misal wisuda Unsil Tasikmalaya atau kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan itu pengelolaannya memang diserahkan kepada kami selaku Karang Taruna," ujarnya kepada TribunPriangan.com pada Rabu (26/6/2024).

Rendy juga mengungkap, bahwa pemilik lahan tidak ada kaitannya dengan kegiatan tersebut.

Adapun tarif harga yang sebesar Rp 50 ribu, lanjutnya, ditetapkan oleh pihaknya atas kesepakatan anggota Karang Taruna Unit 09.

"Jadi, tidak ditetapkan oleh 1 orang, tapi dilemparkan juga ke forum dan kesepakatannya seperti itu," tutur Rendy.

Alasan tarif parkir sebesar Rp 50 ribu tersebut, yakni dalam rangka menghadapi Hari Kemerdekaan pada Agustus mendatang.

 "Jadi, kami menambahkan nominalnya itu untuk persiapan menyambut Hari Kemerdekaan, karena harapannya, mulai pertengahan Juli, kemudian pada Agustus, sampai pertengahan September, itu semarak kemerdekaannya, jadi ada rangkaian acara," ujarnya.

"Kami ingin perayaan kemerdekaan itu sudah mulai terasa gitu dari sebelum Agustusan. Jadi ya lumayan panjang rangkaian acaranya," lanjut dia.

Rendy juga mengaku, bahwa pada acara wisuda di Unsil Tasikmalaya tersebut pihaknya menyediakan total 8 titik lahan parkiran.

"Adapun tadi jumlah Karang Taruna atau personelnya yang ditempatkan di setiap titik itu memang kami standarkan itu ada yang 4 orang. Kalaupun ada kehilangan, kami siap ganti rugi. Tapi alhamdulillah selama ini tidak ada," tuturnya.

Baca juga: Ditagih Parkir Rp1,3 Juta, Sopir Truk Syok sampai Lemas, Sikap Ibu Pemilik Warung Disebut Tak Ikhlas

Bahkan, tambah Rendy, di beberapa titik lahan parkir tersebut ada yang dijaga sampai 7 orang.

"Jadi ya kembali lagi, tarif parkir tersebut dikembalikan lagi ke masyarakat. Peruntukannya itu 'kan dibagi-dibagi," ujarnya.

Lahan parkir yang dikelola di sekitaran Unsil Tasikmalaya, tambah Rendy, sudah berlangsung sejak era 90-an.

"Tarif pertama setiap ada momen wisuda itu, dulu Rp 15 ribu sekitar tahun 2019, dan tarifnya terus naik setiap tahunnya," terang dia.

"Sekarang itu, harusnya Rp 40 ribu, tapi meghadapai rangkaian Agustusan ini, kami tambahkan Rp 10 ribu jadi Rp 50 ribu," pungkas Rendy.

Berita Viral Lainnya

Sosok siswi SMA di Madura viral seusai pakai selempang bergelar MIPA.

Ia menjadi bahan perbincangan netizen hingga ramai hujatan.

Pasalnya, siswi SMA itu dianggap berlebihan.

Siswi  berinisial S yang mengenakan selempat bertulis MIPA itu dianggap terlalu berlebihan dan menyaingi wisuda perguruan tinggi.

Hujatan ini bermula saat wisudawati berinisial S itu mengunggah foto dan video wisudanya.
S tampak mengenakan kebaya merah dengan make up ala wisudawati.

Ia dan teman seangkatannya juga mengenakan toga layaknya wisuda di perguruan tinggi.

Selain itu, S juga mengenakan selempang bertulis nama lengkapnya dan ditambahi tulisan MIPA di bagian belakang layaknya gelar Sarjana.

Baca juga: Sopir Truk Syok Ditarik Parkir Rp 1,3 Juta, Cuma Lunasi Rp 800 Ribu, Ibu Warung Minta Tinggal Kunci

MIPA sendiri merupakan kepanjangan dari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan merupakan salah satu jurusan yang tersedia di tingkat SMA.

Selempang yang dikenakan S itupun menuai komentar pro dan kontra dari warganet, khususnya di platform X.

Netizen juga meminta untuk berhenti menormalisasi wisuda SMA dengan memakai Toga.

"contoh dari sekian banyaknya anak SMA fomo yg gamau kalah dengan wisuda kuliahan, minimal s1 dulu dek "selvyy.MIPA" biar bisa bangga sma fotomu yg begitu.

dengan gaya yg memakai toga, selempang, bahkan berpose memegang ijazah SMA layaknya ijazah kuliah.

gmn ni @kemendikbudri anak SMA bisa bebas pakai toga? tanpa jalur sempro, penelitian, semhas, sidang?

sedangkan kami yg kuliah ketika wisuda sudah tidak berasa spesial lagi karna takut banyak orang yg menganggap bahwa ini hanya trend wisuda anak jaman sekarang tanpa mengenal status kedudukan dunia perkuliahan, SMA, maupun SMP?

lalu apa kabar dengan teman teman kami yang tidak sanggup berjuang hingga akhir dan lebih memilih mengakhiri hidupnya sendiri saat mreka sudah memasuki fase sebagai mhs akhir yg sedang berjuang skripsi?

jelas bagi kami ini sangat menyakiti kami yg sedang berjuang mendapatkan gelar sarjana.

"STOP NORMALISASI WISUDA SMA DENGAN MEMAKAI TOGA ""tulis akun @jelicioss.

Usai unggahannya viral, S pun langsung menutup semua kolom komentar unggahnnya.

Dari beberapa unggahan yang ia bagikan, S merupakan alumni dari SMA swasta yang ada di Pamekasa, Jawa Timur.

Namun setelah videonya mengundang pro kontra, S pun diketahui memberikan klarifikasinya.

S akhirnya angkat bicara memberikan klarifikasi terkait konten wisudanya.

Pertama S tak menyangka konten wisudanya viral hingga dipermasalahkan oleh netizen.

Kemudian ia juga menyampaikan kalau penggunaan toga untuk wisuda SMA merupakan hal yang biasa dan sudah banyak dilakukan sejak dulu.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved