Ungkap Berdirinya Perbankan Syariah Saat Pandemi, BSI Gelar Diskusi Mega Merger In The Pandemic Era
Ungkap berdirinya perbankan syariah saat pandemi Covid-19, BSI menggelar diskusi buku 'Mega Merger In The Pandemic Era.'
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - “Mega Merger In The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia” merupakan judul buku yang menjadi bagian dari sejarah perjalanan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebagai lokomotif ekonomi syariah nasional, menjadi bahasan diskusi buku para bankir.
Buku yang ditulis oleh Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, tersebut diharapkan menjadi salah satu acuan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia masa depan.
BSI juga telah menggelar diskusi buku tersebut dan dihadiri sejumlah bankir, yang merupakan alumni Bank Mandiri yang sekarang sudah berkiprah di berbagai BUMN.
Bahkan, menandai hadirnya buku "Mega Merger in The Pandemic Era," karya tersebut secara simbolis diberikan kepada Wakil Presiden RI, Maruf Amin, dan Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.
Dalam diskusi buku tersebut, Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho menyebutkan, bankir senior Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018 Agus Martowardojo dalam buku tersebut menjelaskan, merger dan transformasi tiga bank syariah yang dimiliki oleh tiga bank terbesar milik BUMN (Himbara) menjadi BSI, merupakan hal yang mengikat dan menjadi satu kesatuan.
Dalam proses merger, akan diiringi langkah transformasi.
"Karena merger sejatinya memiliki tujuan perubahan dan perbaikan. Transformasi sendiri mendorong perusahaan merger memiliki kesehatan, daya saing dan profitabilitas yang lebih tinggi," ungkap Ade Cahyo Nugroho dalam siaran pers yang diterima Tribun Jatim Network, Jumat (28/6/2024).
Artinya, lanjut dia, perusahaan tumbuh menjadi kekuatan baru.
Kedua hal di atas tak mudah dilakukan.
Baca juga: Dukung Kemajuan Pendidikan Tanah Air, BSI Scholarship 2024 Targetkan 2.300 Pelajar dan Mahasiswa
Prosesnya panjang, dan memerlukan sosok pemimpin mumpuni untuk mengawal dan mendorong jalannya sesuai dan mencapai tujuan.
Terlebih di era krisis seperti saat ini, peran seorang leader sangat penting untuk menentukan arah kebijakan agar bisa bertahan dan berkelanjutan di masa depan.
“Sebagai leader, Hery mampu menerapkan kepemimpinan transformasional yang notabene merupakan salah satu kunci sukses dalam proses merger. Dia mampu meningkatkan motivasi dan moralitas karyawan dalam proses merger. Bahkan, dia mampu menancapkan arah baru BSI ke depan guna mencapai harapan pemerintah untuk menjadi bank syariah terbesar di Tanah Air, dan menjadi salah satu pemain utama di kancah global,” tulis Agus Martowardojo dalam kata pengantar buku sebagaimana yang dikutip oleh Cahyo.
Dia menambahkan, seorang pemimpin, tidak hanya dilahirkan, tapi dipersiapkan.
Dalam memimpin merger menjadi BSI, hal itu membutuhkan keterampilan kompleks yang ditempa pengalaman, pengembangan diri, serta akses ke pelatihan yang lebih tinggi.
Sebagai leader juga harus memberikan teladan bagi jajarannya.
Menancapkan visi dan misi baru yang tidak mudah. Sebab masing-masing bank yang di-merger memiliki culture berbeda dengan semangat bersaing dan kebanggaan atas culture perusahaan awal masing-masing.
“Hery mampu menyatukan setiap culture dari masing-masing bank syariah milik Himbara yang di-merger menjadi BSI, yang kemudian ditransformasi dan diterjemahkan menjadi visi dan misi baru BSI ke depan,” ungkap Cahyo mengutip pernyataan Agus Martowardojo.
Cahyo mengatakan, melalui catatan sejarah di buku tersebut memberikan sebuah pesan berharga bahwa kepemimpinan, kompetensi, dan jam terbang turut menjadi kunci penting.
Sehingga setiap tantangan yang dihadapi dalam proses merger dan transformasinya dapat diatasi dengan baik.
“Lazimnya merger company itu 2-3 tahun. Dan BSI di bawah pak Hery bisa sangat cepat dan proses merger BSI tetap berjalan mulus. Tentunya itu berkat kepemimpinan andal,” ujar Cahyo.
Menurutnya, dalam transformasi BSI, Hery Gunardi melakukannya dengan sangat baik.
Seperti diketahui, nakhoda BSI itu awalnya dipercaya menjadi Ketua Project Management Office (PMO) dan Integration Management Office (IMO) saat awal proses merger pada 2021 lalu.
Dalam perjalanannya, top management BSI mampu mengorkestrasi seluruh karyawan dan stakeholder. Sehingga BSI menjadi market leader dalam industri keuangan syariah di Indonesia.
Cahyo mengatakan, perjalanan BSI pun merupakan penguatan ekosistem keuangan syariah.
“Dengan demikian, penetrasi keuangan syariah nasional yang masih sekitar 7 persen (5 tahun terakhir) dapat ditingkatkan. Penguatan ekosistem akan memberikan dampak luar biasa terhadap dorongan pertumbuhan dan penetrasi yang sangat tinggi. Strategi merger secara jangka panjang juga akan mendorong Indonesia menjadi salah satu pusat keuangan syariah dunia,” ujarnya.
Pada pihak yang sama, penulis buku "Mega Merger in The Pandemic Era," Hery Gunardi yang juga Direktur Utama BSI, mengatakan, Bank Syariah Indonesia merupakan salah satu bentuk nyata dari aspirasi pemerintah dalam upaya peningkatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Untuk mengabadikan proses merger menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, saya menyusun milestone tersebut dalam buku 'Mega Merger' ini. Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi industri dalam rangka memperkuat ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, sebagai pemandu diskusi buku mengatakan, aspirasi pemerintah yang besar terhadap BSI sebagai Top 10 Islamic Bank di dunia, mendorong perseroan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kualitas SDM yang dimaksud bukan hanya terkait perbankan, namun termasuk di dalamnya aspek syariah sebagai fondasi utama.
Menurutnya, merger mendorong permodalan yang semakin besar, infrastruktur dan teknologi yang kian mumpuni.
Ketika hal itu dibarengi dengan kualitas SDM yang unggul dan terdepan, daya jangkau BSI semakin luas.
“Dengan demikian diharapkan ekonomi syariah bukan sekadar alternatif bagi penguatan ekonomi nasional. Namun bisa menjadi salah satu fondasi utama perekonomian bangsa dan umat. Insyaallah ini bisa diwujudkan di bawah pak Hery dan dilanjutkan oleh penerusnya kelak,” katanya.
Banjaran juga menilai, keberhasilan merger dan transformasi BSI berkat nilai dan iklim positif yang dibangun SDM-nya.
"Hal ini menandakan SDM di BSI mampu berorganisasi secara maju dan modern," kata Banjaran.
Bank Syariah Indonesia
Hery Gunardi
BSI
Maruf Amin
Himbara
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Tribun Jatim
BREAKING NEWS : Polsek Tegalsari Surabaya Dibakar, Situs Sejarah Ludes Diamuk Massa |
![]() |
---|
Tak Hanya Pemain Basket, Najwa Purnama Sari Jabat Ketua Umum MPK di SMAN 6 Surabaya |
![]() |
---|
Eksklusif, Ultra Milk Luncurkan Rasa Baru Blueberry Blast di Kompetisi DBL |
![]() |
---|
Kantor Satlantas Polres Kediri Kota Jadi Sasaran Amuk Massa, Sejumlah Kendaraan Dibakar |
![]() |
---|
Cuaca Jatim Minggu 31 Agustus 2025 Ngawi Jombang Sidoarjo Kota Batu Surabaya Cerah Sepanjang Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.