Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dekan FK Unair Dicopot dari Jabatannya

Pamit Terakhir Dekan FK Unair usai Dicopot Imbas Tolak Datangkan Dokter WNA, Kemenkes: Menyelamatkan

Ramai sorotan terkait nasib Dekan FK Unair yang dicopot imbas tolak datangkan dokter WNA, pihak Kemenkes akhirnya buka suara terkait hal tersebut.

|
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Surya, Tribunnews.com
Terungkap pamit terakhir Dekan FK Unair yang dicopot dari jabatannya imbas protes datangkan dokter asing. 

Dia diminta untuk menjelaskan mengenai pernyataannya yang menolak adanya dokter asing.

"Prosesnya (pencopotan), saya Senin dipanggil terkait dengan statement tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya," jelasnya.

Meskipun surat pencopotan tersebut langsung dikeluarkan oleh Kemenkes, pihak Kementerian Kesehatan mengakui hal berbeda.

Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan, pihaknya tidak terlibat dalam pemberhentin dekan FK Unair itu.

Pihaknya mengklaim hal itu menjadi wewenang internal Universitas Airlangga.

"Tidak ada hubungan dengan Kemenkes , itu masalah internal Unair dan mungkin bisa klarifikasi lanjut dengan pihak rektorat Unair," kata Nadia, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Nasib PNS Pemkab usai Digerebek Berduaan dengan Teman Kerja di Perumahan Kosong, Tak Sadar Dibuntuti

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merespon soal adanya penolakan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) terhadap kedatangan dokter asing ke Indonesia.

Menkes mengatakan bahwa dokter asing tersebut untuk menyelamatkan ribuan bayi yang mengidap kelainan jantung.

"Karena pada saat sekarang kita punya lebih 12 ribu bayi yang punya kelainan jantung bawaan. Itu harus dioperasi cepat. Kalau nggak meninggalnya tinggi," kata Menkes di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (2/7/2024).

Menkes mengatakan kapasitas operasi jantung yang ada di Indonesia sekarang ini hanya 6000 ribu per tahun, sehingga 6.000 bayi lainnya tidak tertangani.

Bayi bayi tersebut kata Menkes memiliki resiko kematian yang tinggi.

"Kalau kita tunggu risikonya makin tinggi. Nah kedatangan dokter asing itu sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa ini," katanya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (TribunJatim.com/ Sulvi Sofiana)

Menurut Menkes kedatangan dokter asing ke Indonesia bukan karena ketidakpercayaan terhadap dokter dokter di Indonesia.

Melainkan karena jumlah dokter di Indonesia tidak cukup untuk menangani bayi yang mengalami kelainan jantung.

"Kita kan gak bisa nunggu. Kita datangkan dokter-dokter asing itu untuk menyelamatkan nyawa 6 ribu bayi ini dan 12 ribu ibu-ibu yang akan sedih kalau bayinya kemudian cacat jantung bawaan. Jadi gak ada hubungannya dengan kualitas dokter engga ada hubungannya dengan kemampuan dokter kita. Itu ya mungkin agak tersentuh secara emosional. Tapi sebenernya masalah menyelamatkan nyawa," pungkasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved