Kalimat Terakhir Bos Perabotan saat Gudangnya Kebakaran, Makin Teriak dari Dalam saat Api Membesar
Nasib satu keluarga bos perabotan yang tewas akibat kebakaran di gudang. Terungkap juga kalimat terakhir yang diucapkan bos perabot tersebut.
TRIBUNJATIM.COM - Nasib satu keluarga bos perabotan yang tewas akibat kebakaran di gudang.
Terungkap juga kalimat terakhir yang diucapkan bos perabot tersebut.
Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Jati Kramat, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Bos bernama Suryana itu sempat teriak ke karyawannya.
Baca juga: Peristiwa Kebakaran di Surabaya Meningkat Jelang Puncak Kemarau, Bakar Sampah Mandiri Jadi Pemicu
Asep yang bernama asli Muhammad Amirudin ini merupakan karyawan di perabot yang terbakar .
Ia tak menduga kebakaran terjadi .
Namun menurutnya kemungkinan karena arus pendek listrik.
Asep mengatakan, kalimat terakhir yang ia dengar dari dalam gudang dari bosnya adalah saat ia diminta untuk memadamkan api .
Ia jelas mendengar itu dan langsung menyahut dengan mengatakan jika ia terus berusaha memadamkan api .
Asep juga bercerita bahwa bosnya terus berteriak memanggil namanya sembari berusaha memadamkan api menggunakan APAR.
"Terus saya sahutin, 'Ya, ini saya bantuin nyiram'" ujar Asep.
Menurut penuturan Asep, dia melihat api sudah membesar dan tidak mengetahui apa penyebabnya.
"Mungkin korsleting, yang jelas enggak tahu, karena api sudah membesar dan menutup akses bos saya keluar," ujar dia di gudang perabot tempatnya bekerja, Jatiasih, Bekasi.
Asep mulanya berusaha memadamkan api dengan menggunakan air, sementara bosnya menyemprotkan alat pemadam api ringan (APAR)
Selain mereka berdua, juga ada karyawan yang berusaha menjebol tembok untuk memudahkan evakuasi tetapi kesulitan karena akses tertutup.
"Disiram pakai air tetapi api semakin membesar. Mau membobol tembok juga tidak bisa karena ketutup mobil," ujar Asep.
Selain itu, Asep juga bercerita bahwa bosnya terus berteriak memanggil namanya sembari berusaha memadamkan api menggunakan APAR.
"Terus saya sahutin, 'Ya, ini saya bantuin nyiram'" ujar Asep.
Namun, kobaran api semakin membesar. Asep dan sejumlah karyawan kian sulit memadamkan.
Menurut Asep, bosnya susah keluar dari dalam gudang karena akses tertutup api serta penuh dengan barang-barang yang mudah terbakar.
"Sudah enggak bisa itu, karena api sudah membesar di depan dan full barang-barang," ungkap Asep.
Dengan kondisi seperti itu, Asep memperkirakan bosnya lari ke belakang gudang dan bersembunyi di kamar mandi untuk menghindari jilatan api.
"Menghindari api, lari ke belakang mungkin menghindari panas juga," ujar Asep.
Selain itu, Asep menceritakan bahwa empat karyawan gudang perabot yang tidur di samping gudang berhasil selamat dan berusaha mencari cara untuk memadamkan api.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran melanda gudang perabot rumah tangga di Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis (4/7/2024) sekitar pukul 07.00 WIB.
Dugaan awal penyebab kebakaran yaitu karena korsleting listrik. Namun, dugaan tersebut belum bisa dipastikan hingga hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) diumumkan.
Musibah kebakaran tersebut menyebabkan lima anggota keluarga tewas, yang terdiri dari Suryan (bapak), Nelly Lisayanti (ibu), Zahra (18) anak, Alma (6) anak, dan Endah (16) keponakan.
Kebakaran menghanguskan rumah dan gudang perabotan rumah tangga milik Suryana.
Satu Keluarga Tewas
Satu keluarga korban tewas kebakaran bangunan distributor parabot yang terjadi di rumahnya di Jalan H Jain RT 2 RW 8, Kelurahan Jati Kramat, Kecamatan Jati Asih, Kota Bekasi, segera dimakamkan.
Warga sekitar pun berduka dan sangat kehilangan dengan satu keluarga yang menjadi korban kebakaran.
Kasat Reskrim Polres Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus, mengatakan, petugas langsung menyerahkan lima jenazah korban kebakaran kepada pihak keluarga.
“Kata keluarga jenazahnya akan dikebumikan di Cirebon, Jawa Barat,” kata AKBP Firdaus, Kamis (4/7/2024).
Firdaus menjelaskan pihak keluarga sebelumnya tidak berkenan lima jenazah korban kebakaran ini diautopsi.
“Rencana dari RSUD Kota Bekasi mau di bawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi, namun pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan penolakan autopsi,” jelasnya.
Sebagai informasi, satu keluarga meninggal dunia lantaran terjebak kobaran api yang melanda rumah dan agen distributor usahanya pada Rabu (3/7/2024).
Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bekasi, Namar Naris, mengatakan, korban meninggal terdiri dari seorang laki-laki dan empat perempuan.
“Informasi yang kami terima itu ada jenazah bapak, istri, kemudian tiga orang anak dan sudah kami evakuasi bersama dengan tim BPBD, tim penyelamatan Kota Bekasi, dan juga Biddokes Polres Metro Bekasi Kota,” kata Namar, Rabu (3/7/2024).
Namar menjelaskan korban meninggal dunia karena menghirup asap yang terlalu banyak saat terkepung kobaran api di dalam.
Anehnya, kondisi jenazah tidak terlihat ada luka bakar, dibuktikan dengan kondisi baju masih utuh menempel di badan.
Kemudian jenazah langsung dibawa petugas ke RSUD Kota Bekasi guna pemeriksaan lebih lanjut.
“Tadi setelah diidentifikasi ternyata para korban berkumpul di kamar mandi, lima orang ini berkumpul di kamar mandi dan mungkin karena kondisi asap yang banyak tidak tertolong lagi,” jelasnya.
Namar menuturkan api saat ini sudah dipadamkan usai dikerahkan 14 personel dengan 72 personel.
“Sudah padam dengan durasi waktu dua atau tiga jam,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com
Kici Pung Mama Artinya Ternyata Romantis, Lirik Lagu Mario G Klau ft Talis Ole yang Viral di TikTok |
![]() |
---|
Respon DKPP Madiun Terkait CV Martindo Rice Indonesia Berhenti Produksi Sementara : Bentuk Kepatuhan |
![]() |
---|
Pekerja Asing yang Bekerja di Lumajang Kena Retribusi Rp 1,6 Juta per Bulan, Pemkab: Sesuai Jabatan |
![]() |
---|
Neville Mbanwei Tengeg Resmi Berseragam Deltras FC, Bertekad Bawa Tim Promosi ke Kasta Tertinggi |
![]() |
---|
Rayakan HUT RI ke-80, Bus Trans Jatim Surabaya–Bangkalan Gratiskan Tiket Selama 2 Hari Tanpa Syarat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.