Berita Jember
Didominasi Laki-laki, Pengangguran di Kabupaten Jember 2023 Tembus Lebih 59 Ribu Orang
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran di Kabupaten Jember pada 2023 mencapai 59.716 orang.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran di Kabupaten Jember pada 2023 mencapai 59.716 orang.
Jumlah tersebut relatif meningkat dibandingkan angka pengangguran terbuka di Kabupaten Jember pada 2022, dengan 55.460 orang nganggur.
Meningkatnya pengangguran tersebut juga diikuti dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja. BPS mencatat, pada 2023 terdapat 1.488.624 orang angkatan kerja. Sementara pada 2022 sebanyak 1.360.361 orang.
BPS juga melihat dari sisi perspektif gender, pengangguran di Kabupaten Jember 2023 didominasi laki-laki dengan persentase 54,97 persen. Sementara perempuan hanya 45,03 persen.
BPS juga menyebut penganggur tersebut masih didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan SMK sebanyak 26,65 persen, SMA sebanyak 19,52 persen sementara SMP sebanyak 21,28 persen.
Baca juga: Tampar Wanita di Tempat Karaoke, Kades di Jember Ini Terancam Penjara 2 Tahun
Sementara untuk pengangguran di Jember 2023 dengan pendidikan tamatan/tidak lulus Sekolah Dasar (SD) persentase 25,16 persen. Untuk tamatan perguruan tinggi kisaran 7,39 persen.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember Suprihandoko mengungkapkan naiknya jumlah pengangguran tersebut, diikuti dengan angka harapan hidup dan penduduk usia produktif.
"Artinya orang diprediksi akan meninggal ternyata masih hidup. Sehingga lansia yang sudah tidak produktif itu masuk pada angka pengangguran," ujarnya, Selasa (9/7/2024).
Menurutnya, definisi pengangguran sendiri juga masih jadi perdebatan. Sebab dalam aturan, orang dapat dikatakan tidak menganggur adalah mereka yang mendapatkan upah.
"Tapi faktanya ibu rumah tangga yang tidak menerima gaji itu juga masuk pengangguran. Menurut saya secara pribadi itu tidak tepat," kata Supri.
"Karena ketika istri saya tidak bekerja di rumah tiga hari saja. Maka saya selama tiga hari harus menggaji orang sangat luar biasa dan itu sangat berat. Jadi ini perlu diluruskan," urainya.
Namun, kata Supri, Pemerintah Kabupaten Jember tetap mengupayakan puluhan ribu pengangguran tersebut tetap bisa masuk di bursa kerja. Kata dia, dengan menggandeng banyak lembaga pelatihan.
"Hari ini kami bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja, Disnaker Transmigrasi Jawa Timur , FKJP (Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan) Jawa Timur dan Jember, KPP Pratama Jember dan Hilsi(Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia)," katanya.
Hal itu dilakukan, kata dia, karena selama omu perusahaan ketika mencari tenaga kerja tidak lewat Disnaker Jember. Tetapi lewat FKJP dan Hilsi sebagai lembaga profesional diluar pemerintah.
Baca juga: Baru Tanya Soal Asal Motor, Dua Debt Collector Dikepung Warga Jember, Polisi Singgung Pemain
Pantas Anak 3 Tahun di Jember Tak Bisa BAB, 4 Dokter Keluarkan Gumpalan Cacing, Bukan Cacing Pita |
![]() |
---|
Kronologi Bocah SD di Jember Pesta Miras Sampai Teler, Pakai Uang Saku untuk Patungan Beli Arak |
![]() |
---|
Bocah SD di Jember Teler Usai Pesta Miras, Penjual Araknya Jadi Tersangka: Teruskan Usaha Ayah |
![]() |
---|
Nasib Pilu 22 Guru Honorer di Jember Lulus Seleksi PPPK Tapi Mendadak Dibatalkan: Kami Tergeser |
![]() |
---|
Dua Makam di Jember Amblas Akibat Banjir, Tulang Belulang Terbawa Arus Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.