Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kesaksian Tim Evakuasi Longsor Tambang Emas Gorontalo, TKP Berbau Busuk, Duka Nakes Mandikan Jenazah

Tragedi longsor tambang emas di Gorontalo memakan 137 korban, beberapa di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan telah tertimbun di tanah.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Gorontalo
Proses evakuasi jenazah dan korban tragedi longsor tambang emas Sumawa Provinsi Gorontalo yang sudah berbau busuk, berikut kondisi terbarunya. 

Dua korban bernama Nofrianto Suleman (27) dan Zulpin Radjalawo (27) itu berdomisili di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Keduanya diketahui bertahan hidup hanya bermodalkan air setengah botol dan kekuatan doa.

Awalnya Nofrianto dan Zulpin masuk ke dalam lubang untuk menambang emas pada Sabtu (6/7/2024) sekira pukul 21.00 Wita.

Dua jam setelahnya longsor pun terjadi.

Mereka lantas terjebak di dalam lubang tambang karena pintu masuk tertimbun material longsor. 

"Saat kami ingin keluar dari lubang tambang di malam hari, tiba-tiba longsor menutup jalan keluar. Jadi kami pasrah, tinggal menunggu bantuan," kata Nofrianto saat ditemui di kediaman kepala Desa Tulabolo, Senin (8/7/2024). 

Selama 8 jam itu, Nofrianto dan Zulpin harus bertahan hidup di dalam kegelapan dan kesempitan. Mereka berbagi air kemasan.

“Kami hanya punya setengah botol air. Kami harus menghematnya, minum sedikit demi sedikit agar tidak kehabisan tenaga,” lanjut Nofrianto. 

Mereka berteriak minta tolong. Namun suara hanya menggema.

Situasi penuh ketidakpastian dan ketakutan itu, kedua remaja ini memutuskan untuk berwudhu.

“Kami berwudhu dengan air yang mengalir dari luar dan masuk ke dalam lubang. Kami pasrahkan semuanya kepada Allah,” tutur Nofrianto. 

Baca juga: Hasil Pencarian Korban Tertimbun Tanah Longsor di Blitar, Petugas Temukan 2 Korban Meninggal Dunia

Saat mereka tertidur, kedua pemuda itu juga sempat mendengar suara teriakan dari luar lubang. 

Teriakan itu memberikan semangat keduanya untuk bertahan hidup. Sebab, mereka optimis pertolongan akan datang. 

"Ada sempat terdengar suara dari luar memanggil nama kita berdua. Tadinya tenaga kita sudah lemah, jadi bangkit lagi karena suara panggilan itu," kenang Nofrianto. 

Sebelum Nofrianto dan Zulpin masuk ke dalam lubang tambang tepatnya di titik bor 19, paman Nofrianto sebagai penjaga lubang mengetahui hal itu. 

Baca juga: Fakta Kondisi Tanah Longsor di Blitar, Ada 3 Orang Tertimbun, BPBD Kerahkan 2 Unit Alat Berat

Paman Nofrianto akhirnya berhasil menemukan dan mengevakuasi keduanya dari reruntuhan. 

Namun vakuasi butuh waktu sejam karena paman Nofrianto menggali material longsor menggunakan alat seadanya. 

Masyarakat penambang lainnya juga turut membantu proses evakuasi.

"Dari jam 11 malam kami tertimbun, bisa keluar dalam lubang nanti jam 7 pagi keesokan harinya," imbuh Nofrianto menutup ceritanya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved