Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hidup di Pinggir Hutan, Orangtua Bayar Sekolah Anak Pakai Singkong dan Beras, Siswa Diajari Bertani

Orangtua bayar sekolah anak menggunakan hasil bumi seperti singkong, beras, talas hingga kelapa. Adapun potret ini terjadi di Banyumas.

KOMPAS.com
Orangtua bayar sekolah anak menggunakan hasil bumi seperti singkong, beras, talas hingga kelapa. Adapun potret ini terjadi di Banyumas. 

Ia mendaftarkan anaknya ke jenjang pendidikan Paket C dengan membawa talas dari hasil bercocok tanam di dekat rumahnya.

"Saya memilih menyekolahkan di sini karena gratis. Lebih dekat dari rumah, jadi bisa jalan kaki," ucap Wasem.

Koordinator Sekolah Pakis Isrodin mengatakan, pendaftaran menggunakan hasil bumi ini memiliki pesan bahwa untuk menempuh pendidikan itu butuh perjuangan.

Baca juga: Nasib Anak Pasutri Tunanetra Miskin Gagal PPDB, Wali Kota Kini Jadi Orangtua Asuh, Sekolah Terjamin

Meski rata-rata berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah, para orangtua diharapkan dapat terus berupaya untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

"Pendidikan tidak ada (yang betul-betul) gratis. Orangtua jangan pasrah, ini bagian dari bahwa pendidikan butuh perjuangan, menanam pisang, singkong dan lainnya juga butuh proses," kata Isrodin.

Isrodin menuturkan, untuk kurikulum menginduk ke MTs Maaarif NU 2 Cilongok.

Namun, siswa Pakis diajari juga ketrampilan sebagai bekal hidup.

"Kurikulum kami sama dengan sekolah lain. Kami belajar menanam aren, konservasi dan lainnya. Kami menjadi sekolah ramah lingkungan dan satwa liar, karena anak-anak hidup di pinggir hutan persis," kata Isrodin.

Kini, mereka juga memiliki kegiatan produktif untuk menopang biaya operasional sekolah.

Beberapa produk yang dihasilkan para siswa antara lain, kopi dan gula aren.

"Anak-anak di sini belajar kehutanan, peternakan, pertanian, dan juga bagaimana ketrampilan hidup. Kami sudah memproduksi kopi dan gula aren, rencana akan akan memperluas lahan garapan," ujar Isrodin.

Lahan garapan itu kebanyakan merupakan milik para wali murid dan warga sekitar sekolah.

Baca juga: Demi Anak Bisa Sekolah, Penjual Balon Rela Kayuh Sepeda dari Pagi sampai Malam: Enggak Apa-apa Capek

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved