Berita Viral
3 Fakta Menarik Badawi Anak Yatim Penjual Gorengan Sidoarjo, Sukses Lulus ITB Kini Kerja Pertamina
Kesaksian disampaikan oleh seorang dosen ITB yang bak punya firasat bahwa Badawi, anak didiknya itu akan menjadi sukses.
TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini tiga fakta menarik Badawi anak penjual gorengan di Sidoarjo lulus dari ITB.
Setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung, Badawi sukses bekerja di Pertamina.
Badawi kuliah di ITB dengan beasiswa ITB yang digagas oleh Ibu Betti Alisjahbana.
Ada hal menarik dari dosen ITB yang menyampaikan kesaksian tentang Badawi anak penjual gorengan di Sidoarjo lulus dari ITB.
Kesaksian disampaikan oleh seorang dosen ITB yang bak punya firasat bahwa anak didiknya itu akan menjadi sukses.
Baca juga: Mobil Honda CR-V Mahasiswa Kampus Australia Terbakar di Dekat KBS Surabaya, Sempat Ngadat saat Jalan
1. Angkat Derajat Keluarganya
Badawi berhasil mengangkat derajat keluarganya.
Berawal dari anak penjual gorengan, Badawi kini sukses bekerja di Pertamina.
Kisahnya pun mencuri perhatian dan menjadi inspirasi banyak orang.
Menjadi anak yatim, tidak membuat semangat Badawi untuk belajar dan sukses demi mengubah derajat keluarganya terhenti.
Apa yang dilalui Badawi mulai dari berkuliah menggunakan beasiswa hingga kini sukses bekerja di Pertamina itu pun viral di media sosial.
Pemuda bernama Azward Achmad Badawi itu sukses mengubah nasib keluarga setelah menyelesaikan kuliah di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.
Kesaksian disampaikan oleh seorang dosen ITB yang bak punya firasat bahwa anak didiknya itu akan menjadi orang sukses.
"Gara-gara kuliah, anak penjual gorengan di Sidoarjo kini berubah drastis hidupnya," tulis Dosen ITB, Imam Santoso dalam unggahan Instagram-nya, seperti dikutip, Selasa (16/7/2024).
2. Dosen ITB Beri Kesaksian, Bak Punya Firasat Soal Anak Didiknya
Badawi sapaan akrab Azward Achmad Badawi, berkesempatan mengunjungi rumah dosen bernama Imam Santoso.
Anak guru mengaji di Sidoarjo, Jawa Timur itu ternyata sangat berprestasi.
Imam menceritakan bahwa ayah Badawi meninggal saat dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Demi menyambung hidup, Badawi dan ibunya berjualan gorengan.
"Sejak SMP ia (Badawi) dan ibunya jualan gorengan untuk menyambung hidup," tulis Imam.
Selain jualan gorengan, ibu Badawi juga seorang guru ngaji.
Baca juga: Sosok Shakira Amirah Peserta Clash Of Champions yang Disoroti Imbas Celetukan Autis, Mahasiswi UI
Imam Santoso bercerita, dirinya sempat mendatangi rumah Badawi pada 2009. Firasatnya terbukti setelah melihat Badawi memiliki potensi jadi anak berprestasi.
"Waktu itu aku jadi relawan beasiswa ITB untuk semua (BIUS) dimana semua penerima beasiswa harus di survey satu-satu ke rumah agar tepat sasaran, dari Bandung aku naik kereta dan bus nyambung-nyambung ke beberapa kota karena harus mensurvey banyak rumah," lanjut Imam.
Badawi pun kuliah di jurusan Teknik Sipil ITB dengan beasiswa tersebut.
3. Sukses Bekerja di Pertamina
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Badawi pun berhasil tembus bekerja di Pertamina.
Ia menjabat sebagai Procurement Excellence Center di PT Pertamina (Persero).
Selain kariernya yang mentereng, kini Badawi menjadi tulang punggung keluarga.
"Kini ia telah sukses, ia juga telah berhasil menguliahkan adik-adiknya. Badawi jadi penerang di keluarganya," sambung Imam.
Unggahan itu pun viral di media sosial dan menuai respons positif dari warganet.
Ada juga warganet yang memuji sosok Imam Santoso karena memiliki mahasiswa-mahasiswi yang telah sukses.
Baca juga: Unej Terima 4.401 Mahasiswa Baru Jalur SNBT, 1.772 Diantaranya Penerima Beasiswa KIP-K
30 Santri Jatim Berangkat ke Mesir Ikuti Program Kuliah Beasiswa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas 30 santri penerima program Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) Angkatan III Tahun 2023 ke Universitas Al Azhar Kairo, Mesir di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jum'at (10/11/2023).
Ke-30 orang mahasiwa ini berasal dari 19 Pondok Pesantren yang tersebar di 16 Kab/Kota di seluruh Jawa Timur. Prosesi pelepasan diawali dengan penandatanganan secara simbolis Surat Pernyataan Peserta BSPP 2023 Universitas Al-Azhar Kairo antara Ketua LPPD Jatim Prof Abdul Halim Soebahar dengan perwakilan penerima beasiswa. Dilanjutkan pembacaan Surat Pernyataan Peserta BSPP 2023 Universitas Al-Azhar Kairo.
Gubernur Khofifah berpesan kepada 30 santri penerima beasiswa untuk membawa pesan Grand Syaikh Al Azhar tentang perdamaian. Karena Grand Syaikh menginginkan perdamaian di seluruh dunia dan meminta untuk menghentikan segala bentuk konflik.
"Kepada anak-anakku yang akan studi di Al Azhar Kairo, semoga berangkat sehat, kembali sehat. Berangkat posisinya akan mencari ilmu, maka ketika pulang mudah-mudahan ilmunya akan bertambah banyak, luas, dalam, dan manfaat barokah," imbuhnya.
Khofifah yakin, mahasiswa asal Indonesia terutama Jatim akan mudah diterima bila akan mencari ilmu pada beberapa Syaikh di Mesir. Karena banyak Syaikh dari Mesir yang punya jejaring cukup bagus dengan Indonesia terutama dengan Jawa Timur.
Gubernur Khofifah mengaku mendapat informasi kalau banyak mahasiswa Indonesia yang berprestasi di Mesir. Untuk itu ia berpesan agar mahasiswa tersebut memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan untuk mencari ilmu di Mesir.
"Sangat banyak dzuriyah bahkan dzuriyah Rasulullah SAW di Mesir. Tidak akan habis kalau kita ingin belajar dari satu syaikh ke syaikh yang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat," jelasnya.
"Artinya kalau mencari sumber keberkahan di Mesir, ini luar biasa sekali. Oleh karena itu mudah-mudahan yang akan berangkat ke Mesir ketika pulang akan menjadi ulama-ulama yang luar biasa kedalaman ilmunya," tambah Khofifah.
Khofifah lantas bercerita saat ia bertemu dengan Grand Syaikh Al Azhar di Mesir tahun lalu. Di pintu masuk terdapat tulisan yang berbunyi 'Kalau kita ingin menguasai dunia maka kuasailah dengan ilmu, kalau kita ingin bahagia di akhirat maka dengan ilmu, dan ketika kita ingin menguasai keduanya juga capailah dengan ilmu'.
"Kami bertemu beliau untuk meminta tambahan kuota beasiswa untuk mahasiswa yang studi di Al Azhar dari 30 kami meminta menjadi 50. Hal ini kemudian dikomunikasikan dengan Kementerian Agama karena ada kuota yang bisa menggunakan kuota Kementerian Agama," katanya.

Baca juga: Dampingi Wapres RI Buka APA24, Pj Gubernur Adhy: Wujudkan Ekonomi Biru Sektor Kelautan dan Perikanan
Pertemuan dengan Grand Syaikh tersebut, kata Khofifah, berlangsung penuh kehangatan. Bahkan, Grand Syaikh memberikan 8 buah buku karyanya. Grand Syaikh juga mempersilakan untuk diterjemahkan, diproduksi, didistribusikan bahkan dijual.
"Yang terkahir ini saya tidak berani. Begitu percayanya beliau dengan kita orang Indonesia khususnya Jawa Timur. Bagaimana kami sowan dan beliau mau menerima dan memberikan kepercayaan yang luar biasa," katanya.
Gubernur Khofifah pun mendorong para mahasiswa untuk terus mengembangkan keilmuan di bidang digital innovation dan ldigital future. Apalagi, dua perguruan tinggi terkemuka di dunia akan membuka kampusnya di Jatim.
Yakni King's College London (KCL) akan membuka program studi untuk Digital Economy, dan dilanjutkan prodi Digital Future di Januari 2025 mendatang di KEK Singhasari. Sedangkan, Western Sydney University (WSU) juga akan membuka program perkuliahan terkait digital innovation pada September 2024 mendatang di Surabaya.
"Karena ada ilmu yang kita butuh percepatan antara lain digital innovation yang disiapkan WSU dan digital future yang disiapkan KCL. Kalau S1-nya di Mesir, mungkin bisa mengambil S2 di KCL di KEK Singhasari," katanya.
"Artinya ilmu yang didapatkan selama di Mesir bila dikolaborasikan dengan digital innovation dan digital future tentunya ini luar biasa sekali. Untuk itu tetaplah memberikan yang terbaik kepada proses pendidikan yang akan didapatkan selama di Mesir, tapi bahwa dunia itu membutuhkan digital innovation dan digital future," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jatim, Prof. Dr. H. Abdul Halim Soebahar, M.A. mengatakan bahwa angkatan ini merupakan angkatan ketiga.
"Studi di luar negeri itu prosesnya sangat berliku. Kami semua tidak akan mampu memberangkatkan para mahasiswa ini, kalau tidak dikawal oleh ibu Gubernur secara langsung," ungkapnya.
Bahkan, ia menyebut bahwa perhatian Gubernur Khofifah ini seringkali membuat iri pondok pesantren yang ada di provinsi lainnya. Oleh sebab itu, ia juga menaruh harapan besar agar ke-30 mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Kairo pada 16 November mendatang, bisa menimba ilmu sebaik-baiknya.
"Khusus kepada adik-adik yang akan berangkat ke Kairo, untuk bisa belajar dengan baik karena anda ini adalah duta-duta dari Pondok Pesantren di Jawa Timur," pesannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
TribunJatim.com
viral di media sosial
Azward Achmad Badawi
Tribun Jatim
anak penjual gorengan di Sidoarjo
berita viral
TribunEvergreen
Institut Teknologi Bandung
Pertamina
jatim.tribunnews.com
Tergiur Bayar Lebih Banyak Dapat Lebih Cepat, 14 Orang Warga Rusunawa Tertipu Rp 400 Juta |
![]() |
---|
Isi Posko Demo Pati yang Tersebar di 20 Titik: Ada Pisang hingga Kerupuk, 'Anak Jaksel Bersamamu' |
![]() |
---|
Edi Habisi Nyawa Samiran usai Tahu Korban Nikah dengan Mantan Istrinya, Merasa Belum |
![]() |
---|
100 Ribu Warga Pati Desak Bupati Sudewo Lengser, Duduki Alun-alun sampai Tuntutan Terwujud |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Disebut Punya Garis Keturunan Raja Jogja Sultan Hamengku Buwono II |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.