Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri

Melihat Rumah Terakhir Gembong Teroris Noordin Mohd Top di Mojosongo Kota Solo

Sebuah tangga bambu terpalang di teras rumah bercat putih di pinggiran sebuah kampung di Mojosongo, Kota Solo.

|
Editor: Samsul Arifin
Tribunnews.com
Rumah kosong di Kampung Kepuh Sari, Mojosongo, di selatan Kawasan TPA Putri Cempo, jadi saksi bisu jejak berdarah-darah yang ditinggalkan orang-orang yang dibesarkan JI pada masanya,(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga) 

Tapi ia saat itu sedang di lokasi lain berjualan. Istrinya yang di rumah yang tahu dan pertama kali mendengar bunyi rentetan tembakan.

Baca juga: Terduga Teroris di Madura Merupakan Jaringan Jamaah Islamiyah, Ini Jabatannya di Kelompok

Ia awalnya mengira bunyi petasan. Waktu itu sekira pukul 22.30 WIB.

“Saya kira bunyi petasan. Tapi ada tetangga keluarga AURI bilang itu bunyi tembakan,” kata istri Hendri, Kamis (18/7/2024).

Ia tidak mau ditulis namanya. Begitu keluar rumah, dan warga lain juga sama-sama mencari tahu, jalan-jalan kampung sudah dibanjiri petugas.

Polisi menembaki lampu-lampu penerangan jalan umum, dan warga diminta mematikan lampu di rumahnya.

“Kampung langsung gelap gulita, dan bunyi tembakan semakin bersahut-sahutan,” imbuhnya. Warga di ring satu berangsur dievakuasi, sebelum polisi mensterilkan area sekitar.

Mereka sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, sampai ada yang memberitahu sedang dilakukan pengejaran kelompok teroris.

Siapa yang diburu tidak ada yang diberitahu. Warga hanya tahu, rumah yang diserbu saat itu dihuni Susilo dan istrinya, yang mengontrak rumah itu enam bulan sebelumnya.

Tiga bulan setelah menghuni rumah kontrakan, Susilo baru menyerahkan KTP ke Ketua RT 03 saat itu, Pak Suratmin.

Selebihnya tidak banyak warga dan tetangga kontrakan mengetahui aktivitas Susilo dan istrinya. Mereka tidak memeriksa rinci apa benar Susilo kerja di ponpes yang ia sebut.

Tapi istrinya, Putri Munawaroh, sejak tinggal di situ, menawarkan diri mengajar pengajian ke anak-anak sekitar jika sore.

Warga sekitar tidak pernah menyangka Susilo dan istrinya akan menampung Noordin Mohd Top dan kawan-kawan yang sedang diburu Densus.

Aktivitas di rumah itu juga tidak pernah mencurigakan. Warga tidak pernah melihat kedatangan orang-orang asing siang maupun malam.

Karena itu ketika penggerebekan terjadi, semua terheran-heran. Ternyata di dalam rumah itu ada pendatang, dan jumlahnya ternyata tiga orang pria.

Menurut istri Hendri, sempat muncul tanda tanya di benak warga, ketika belakangan Susilo kerap membeli air galon.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved