Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Pasokan dari Sumber Air Banyak yang Berkurang, PDAM Surya Sembada Surabaya Galakkan Penghijauan

PDAM Surya Sembada Surabaya menggalakkan penghijauan di kawasan sumber air, antisipasi perubahan iklim yang mengakibatkan pasokan air berkurang.

Tribun Jatim Network/Bobby Constantine
PDAM Surya Sembada Surabaya menggelar seremoni penanaman pohon di sumber mata air Plintahan, Pasuruan, Jumat (26/7/2024). Program ini menjadi upaya BUMD milik Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi perubahan iklim. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya memperbanyak program penghijauan di kawasan sumber mata air.

Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), BUMD milik Pemkot Surabaya ingin mengantisipasi perubahan iklim (climate changes).

Direktur Operasi PDAM Surya Sembada Surabaya, Nanang Widyatmoko mengungkapkan, dampak perubahan iklim sudah mulai dirasakan saat ini.

Pasokan air dari sumber air banyak yang berkurang.

Dari sekitar 16 titik sumber air pegunungan yang menjadi bahan baku bagi PDAM, 4 di antaranya telah berhenti beroperasi. Sedangkan untuk yang masih beroperasi, debit airnya telah menurun.

"Di sumber mata air Plintahan misalnya, di sini ada tiga titik. Namun, pasokan air telah berkurang sekitar 20 persen dari 360 liter/detik menjadi 300 liter/detik," kata Nanang Widyatmoko di sela acara penanaman pohon di sumber mata air Plintahan Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Jumat (26/7/2024).

Sumber Air Plintahan dibangun Belanda pada tahun 1901.

Berlangsung 2,5 tahun, pembangunan sumber mata air ini juga berjalan seiring dengan pemasangan pipa transmisi, diameter 450mm dengan panjang 38,318 Km serta jaringan pipa distribusi sepanjang 133 Km, (22 Km pipa dengan diameter 20-50mm, 111 Km pipa sirkulasi dengan diameter 60-150 mm).

Pipa ini beberapa di antaranya masih digunakan sampai saat ini.

Salah satunya terungkap saat bocornya pipa di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) Surabaya yang terkena imbas pembangunan terowongan (tunnel) awal Juli 2024 lalu.

Baca juga: Undian Umrah Gratis Pelanggan PDAM Surabaya akan Diundi September, Simak Syarat-syaratnya

Selain dari mata air Plintahan, PDAM juga mendapat air dari mata air Umbulan dengan pasokan mencapai 700 liter/detik.

"Baru sekitar 1.000 liter/detik pasokan air yang didapatkan dari pegunungan. Sedangkan mayoritas, sumber air masih kami dapat dari Kali Brantas," katanya.

Meskipun hanya memasok sekitar 2,5 persen dari total kebutuhan pasokan air PDAM yang mencapai sekitar 12 ribu liter/detik, gejala perubahan iklim di mata air Plintahan tetap menjadi perhatiannya. Hal ini penting mengingat sumber air dari Sungai Brantas juga terimbas pasokan dari hulu.

Tahun ini debit Sungai Brantas menurun imbas terlambatnya hujan di awal tahun.

Hal ini diperparah dengan lokasi turunnya hujan yang lebih banyak berada di daerah hilir seperti Kediri, dibandingkan hulu seperti Blitar dan Malang.

Padahal, daerah hilir memiliki banyak bendungan yang berfungsi sebagai penangkap air.

"Akibatnya, saat hujan datang di daerah hilir seperti setelah Kediri, air langsung turun ke muara tanpa ada yang menahan," jelasnya.

"Sehingga mengakibatkan banjir, di antaranya muncul di Surabaya. Sedangkan pada musim kemarau, debit air menurun tajam," tandasnya.

Pada musim kemarau seperti saat ini, pengelola Kali Brantas menutup Pintu Air Jagir untuk menjaga ketinggian debit sungai.

Dampaknya, aliran limbah dari industri maupun domestik rumah yang masuk ke sungai tak lantas hanyut menuju muara.

Padahal Pintu Air Jagir menjadi salah satu lokasi pengambilan sumber air PDAM.

"Meskipun debit air masih mencukupi untuk kebutuhan sumber air PDAM, namun menurunnya kecepatan ini berpengaruh terhadap kualitas air. Sebab, polutan di sungai menjadi lebih tinggi," tandasnya.

Untuk menjaga kualitas air, PDAM melakukan serangkaian teknologi. Di antaranya, memperbanyak zat untuk membunuh bakteri dalam air.

"Zat yang kami tambahkan mencapai 4 kali lipat," katanya.

PDAM mengakui tak bisa bergerak sendiri dalam menanggulangi dampak perubahan iklim.

Selain oleh pengelola, pihaknya juga mengajak pelanggan PDAM untuk bergerak.

"Untuk menjaga sumber air, kami rutin melanjutkan penghijauan. Paling tidak, ini bisa meminimalisir dampak dari climate changes yang sudah mulai dirasakan saat ini," katanya.

"Kepada pelanggan, kami juga berharap untuk ikut menjaga lingkungan. Jangan buang sampah sembarangan, apalagi hingga mengotori sungai, karena ini menjadi sumber air utama bagi PDAM," katanya.

Pihaknya juga meminta pelanggan untuk menghemat penggunaan air.

"Dengan penggunaan air secara efektif, maka produksi air juga bisa efisien sehingga biaya yang ditimbulkan bisa ditekan," katanya.

Program penanaman tersebut mengajak sejumlah Forkopimda di Pasuruan serta awak media yang tergabung dalam Kelompok Kerja Wartawan Taman Surya yang bertugas di Pemkot Surabaya (Potas).

Dia mengatakan, seiring dengan tujuan menjaga lingkungan, media massa ikut mengambil peran mengantisipasi dampak climate changes.

"Upaya yang dilakukan PDAM Surya Sembada dalam menanggulangi dampak climate changes harus mendapatkan dukungan. Tanpa peran serta masyarakat, sulit strategi ini bisa optimal," tandas Ketua Umum Potas, Robby Juliarto, saat dikonfirmasi di tempat yang sama.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved