Berita Viral
Munir Sukarela Bantu Mbah Tun Pemilik Tanah 8520 Meter Direbut Mafia, Penghasilan Cuma Jual Sembako
Bantu Mbah Tun agar bisa mendapatkan kembali haknya, Munir mengungkapkan keinginannya tak mau dibayar dan diiming-imingi uang.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Yakni gugatan perdata atas perbuatan melawan hukum terhadap proses lelang ke Pengadilan Negeri (PN) Demak dan gugatan untuk membatalkan sertifikat pemenang lelang di PTUN Semarang.
Menurut Munir, lamanya sengketa Tanah Mbah Tun karena cukup pelik dan sidang-sidang yang harus dilalui dari PN Demak hingga PTUN Semarang.
"Kami mulai proses awal, jual beli antara Mbah Tun tidak sah, proses lelang tidak sah, bahkan sampai proses penerbitan sertifikat lelang atas nama pemenang lelang yang tidak sah, akhirnya baik di PN maupun PTUN Mbah Tun selalu menang," terang dia.
Munir tak menampik, sebagai pengacara pro bono ia pernah diiming-imingi imbalan oleh seorang teman untuk menyudahi kasus tersebut.
"Tiba-tiba kontak saya terkait perkara Mbah Tun, tanya saya maunya apa kebutuhannya apa, tapi saya kembalikan lagi prinsipnya ngikut yang diinginkan Mbah Tun," katanya.
Waktu itu, lanjut Munir, pemenang lelang sudah menawarkan obyek tanah lain, namun Mbah Tun menolak lantaran tidak merasa menjual tanah miliknya.
Munir membeberkan, ketika di PN Demak pemenang lelang yang ngotot memiliki tanah Mbah Tun pun terungkap, ternyata ia sudah mengeluarkan uang untuk oknum pejabat pengadilan dengan nilai fantastis.
Buntutnya, Badan Pengawas Mahkamah Agung terjun ke Demak, untuk menyelidiki dan menindak oknum PN Demak yang nakal.
"Pemenang lelang sudah habis banyak, yang itu diberikan oleh oknum PN Demak, baik oknum panitera atau siapapun itu yang nilainya itu fantastis," beber Munir.
"Badan Pengawas Mahkamah Agung turun ke Demak hingga pada akhirnya dilakukan investigasi, dalam hal ini yang main itu artinya dimutasi sampai ada tunjangannya dipotong sampai dengan penundaan kenaikan pangkat," sambung dia.
Baca juga: Sosok Guru Renang Wanita Ditendang Pelatih Pria, Kondisi Kini Trauma, Was-was Balik ke Rumah Sendiri
Untuk tetap mencukupi kebutuhan ekonomi, Munir memiliki toko sembako di rumahnya Desa Purwosari, Kecamatan Sayung.
Setiap akhir pekan, ia juga diminta mengajar di salah satu perguruan tinggi di Demak.
"Beberapa kesempatan saya juga mendapat kesempatan menjadi pembicara, fasilitator di instansi lembaga, nah di situ ada slot. Tapi, sering juga saya diundang pembicara tidak ada apa-apanya," kata dia.
Sementara, apabila menangani kasus dari klien yang berkecukupan ekonomi, hasil upah yang diterima ia berlakukan subsidi silang.
"Dia mampu bayar, akhirnya nilai bayaran itu memang saya subsidikan untuk menangani perkara-perkara yang masyarakat itu tidak mampu," beber dia.
Baca juga: Nasib Pejuang Veteran Mbah Sarno Kini Tinggal di Bekas Kandang Ayam, Nangis Hidup Pilu: Nelongso
Misbakhul Munir
Mbah Tun
mafia tanah
Desa Balerejo
YLBHI LBH Semarang
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Wali Kota Sebut Anaknya ke Sekolah Diantar, Kelakuan Bawa Mobil Parkir di Lapangan Dibongkar Teman |
![]() |
---|
Sebut Tempat Gibran Tuntut Ilmu Tidak Setara SMA/SMK, Said Didu Pastikan UTS Insearch Hanya Bimbel |
![]() |
---|
Penjelasan Kades usai MBG Hasil Usaha Adiknya Dikritik Pelit karena Porsi Secuil: Untuk PAUD |
![]() |
---|
Tangis Keluarga Korban Tabrak Lari Minta Keadilan Harus Ngemis, Pelaku Cuma Dituntut 1,5 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Said Kepsek Antar Jemput 32 Siswa Pakai Tossa Tiap Hari, Nangis Tetap Ditunggu Meski Terlambat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.