Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Prada Defliadi Buta Dikeroyok Geng Motor, Sempat Tak Sadarkan Diri, 3 Pelaku Masih Buron

Prada Defliadi, anggota TNI di  Medan, dikeroyok geng motor hingga mengalami kebutaan permanen di mata kirinya.

Editor: Olga Mardianita
Tribun Medan
Seorang anggota TNI Angkatan Darat, Prada Defliadi, dikeroyok geng motor hingga mengalami kebutaan di mata kirinya. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang anggota TNI di Medan, Sumatera Selatan, mengalami kebutaan usai dikeroyok geng motor.

Dia adalah Prada Defliadi.

Mata kirinya secara permanen tak bisa melihat.

Kabar pilu ini terjadi setelah wajahnya dihajar hingga dibacok sejumlah anggota geng motor.

Kini, polisi masih menyelidiki kasus ini.

Tiga pelaku diketahui masih buron.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Joni Tetap Saja Gagal Seleksi TNI Meski Dulu Dijanjikan Jokowi, Pihak Istana Negara Ungkap Alasannya

Prada Defliadi kini masih terbaring di Rumah Sakit 

Putri Hijau, Medan.
Personel Batalyon 100/PS itu menjalani perawatan setelah dianiaya dan dibacok oleh sejumlah anggota OKP dan Geng Motor.

Menurut Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico Siagian, saat ini personelnya tersebut masih menjalani perawatan akibat luka yang dideritanya..

"Anggota kita atas nama Prada DSK (Defliadi), sementara masih di rawat di Rumah Sakit Putri Hijau," kata Rico kepada Tribun-medan, Rabu (7/8/2024)..

Ia mengatakan, luka yang diderita personelnya itu cukup serius, akibat dianiaya hingga dibacok oleh sejumlah orang dari OKP dan juga geng motor..

"Kondisi luka di bagian kepala, tangan, kemudian juga mata," sebutnya..

Dijelaskan, dari informasi terakhir yang didapat bahwa mata sebelah kiri Prada Defliadi mengalami kebutaan permanen..

"Laporan terakhir mata sebelah kirinya buta," tuturnya..

Sebelumnya, dua orang pelaku pembacok personel TNI AD bernama Prada Defliadi, ditangkap personel gabungan.

Adapun identitas keduanya pelaku yakni, DHM (Dolly Hamonangan Manurung) dan RDS.

Baca juga: Serempet Mobil Prajurit TNI, Warga Adu Mulut hingga Saling Dorong, Kapendam Buka Suara: Dongkol

Dandim 0201/Medan Kolonel Inf Ferry Muzawwad (Kiri), Kapolrestabes Medan, Kombes pol Teddy Jhon Sahala Marbun (tengah), dan Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico Siagian (kanan), saat memberikan keterangan terkait kasus pembacokan personel TNI AD bernama Prada Defliadi, Selasa (6/8/2024).
Dandim 0201/Medan Kolonel Inf Ferry Muzawwad (Kiri), Kapolrestabes Medan, Kombes pol Teddy Jhon Sahala Marbun (tengah), dan Kapendam I Bukit Barisan, Kolonel Inf Rico Siagian (kanan), saat memberikan keterangan terkait kasus pembacokan personel TNI AD bernama Prada Defliadi, Selasa (6/8/2024). (TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH )

Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes pol Teddy Jhon Sahala Marbun, kedua pelaku ini ditangkap di dua lokasi yang berbeda..

Pelaku DHM ( Doli Hamonangan Manurung ) ditangkap di rumahnya di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat, oleh personel TNI.

Sementara pelaku RDS ditangkap di Jalan Bedagai, Kecamatan Medan Timur. Ia ditangkap oleh personel gabungan TNI dan Polri..

"DHM ini adalah Ketua IPK Ranting Skip. RDS ini adalah anggota IPK," kata Teddy kepada Tribun-medan, Selasa (6/8/2024)..

Katanya, kedua pelaku ini memiliki peranannya masing-masing dalam kasus pembacokan terhadap Prada Defliadi..

"Peran DHM menjumpai saksi (teman korban) atas nama AS dan berkata 'Abang yang tadi kan' dan dijawab oleh AS 'kami nggak tahu apa-apa, kami aparat TNI'," sebutnya..

"Peran RDS, bersama-sama dengan tersangka inisial DHM menemui AS dan mengatakan 'kenapa rupanya kalau aparat'," sambungnya..

Teddy mengatakan, setelah itu para pelaku ini langsung menyerang kelompok korban yang berjumlah sembilan orang tersebut..

"Pelaku DHM langsung meninju saksi AS, dan langsung memukul kakinya. Kemudian salah satu laki-laki menggunakan baju hitam, langsung mendorong dada Pratu AS," bebernya..

"Kemudian DHM langsung meninju wajah Pratu AS hingga korban terjatuh, dan kakinya korban keseleo," tambah Teddy.

Dikatakannya, setelah itu di lokasi yang berbeda di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, langsung terjadi keributan..

"Teman-teman dari DMS dan anggota Ormas langsung menyerang sehingga terjadi berlawanan dan keributan, yang mengakibatkan Praka AR mengalami luka dan Pratu AS mengalami keseleo pada kaki kiri dan wajah bengkak," ucapnya.

Baca juga: Nekat Nyambi Jadi Peternak Bebek Petelur, Prajurit TNI AD Kini Berhasil Raup Rp1,5 Juta Per Hari

."Anggota geng motor SL itu melakukan pengeroyokan terhadap korban (Prada Defliadi) dengan cara meninju, menendang dan membacok,".

"Hingga korban tidak berdaya dan selang beberapa saat kemudian datang temen-temen korban dan membawanya ke rumah sakit," ucap Teddy.

Katanya, saat ini ada tiga orang lagi yang menjadi buron. Ketiganya yakni berinisial TT yang merupakan mantan anggota geng motor SL. Lalu, MJS dan MIR.

"Para pelaku dikenakan Pasal 170 ayat 2 Jo 351. Pengeroyokan dan penganiayaan yang mengakibatkan luka cacat," pungkasnya.

Namun Doli Manurung yang ternyata Ketua IPK Sekip tersangka pembacokan terhadap Prada Defliadi, babak belur setelah dihajar oleh sejumlah orang berambut cepak.

Bahkan sempat beredar kabar Dolly Manurung sudah tewas dianiaya puluhan pria berambut cepak.

Kabar tewasnya terduga pelaku ini dibantah oleh Kepala Lingkungan (Kepling) V Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Nursidah Hutasoit.

Katanya, sampai saat ini ia belum mendapatkan kabar soal tewasnya Dolly Manurung, pasca dijemput dari rumahnya di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat.

"Dolly nggak meninggal, Hoaks itu, kalau meninggal pasti saya dapat kabar," kata Nursidah kepada Tribun-medan, Senin (5/8/2024).

Ia mengatakan, kabar terakhir yang diterimanya bahwa saat ini Doli Manurung masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.

"Dia masih dirawat. Kondisi pastinya belum tahu. Tapi dia belum meninggal, karena nggak ada laporan ke saya," sebutnya.

Sebelumnya, Doli Manurung, babak belur dihajar oleh puluhan di rumahnya yang berada di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat.

Penganiayaan tersebut diduga, rentetan dari kasus pembacokan terhadap personel TNI AD bernama Prada Defliadi, yang bertugas di Batalyon 100/PS.

Menurut Lusi, salah seorang tetangganya, Dolly dijemput oleh puluhan orang ke rumahnya, pada Minggu (4/8/2024) sekira pukul 11.00 WIB.

"Ada sekitar 20 orang yang datang, pakaian hitam semuanya potongan rambut cepak. Nyari rumah Dolly Manurung," kata Lusi kepada Tribun-medan, Senin (5/8/2024).

Kondisi Dolly Manurung, salah satu terduga pelaku pembacokan personel TNI AD berinisial Prada D, kondisinya babak belur setelah dianiaya oleh puluhan orang pasca kejadian.
Kondisi Dolly Manurung, salah satu terduga pelaku pembacokan personel TNI AD berinisial Prada D, kondisinya babak belur setelah dianiaya oleh puluhan orang pasca kejadian. (TRIBUN MEDAN/HO)

Katanya, saat itu puluhan orang ini langsung mendobrak pintu dan masuk ke dalam rumah Dolly.

Tak lama, terdengar suara teriakan dari dalam rumah tersebut.

"Dengar suara teriakan, seperti orang minta tolong dari dalam itu," sebutnya.

Lusi menjelaskan, kemudian Dolly pun langsung digiring ke luar dari dalam rumah dengan kondisi babak belur.

"Sudah lebam-lebam pas dibawa, tapi nggak tahu dibawa kemana naik mobil. Sampai sekarang nggak tahu keberadaannya dimana, rumahnya juga kosong," ucapnya.

Sebelumnya, Nursidah juga membenarkan puluhan orang yang belum diketahui dari mana ini datang mencari Dolly, pada Minggu (5/8/2024) kemarin.

"Percisnya mereka datang saya kurang tahu, tapi sekitar jam 11.00 WIB. Dolly dibawa sama mereka," kata Nursidah kepada Tribun-medan, Senin (5/8/2024).

Suasana di rumah Dolly Manurung, di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat, terduga salah satu pelaku yang melakukan pembacokan terhadap salah satu personel TNI AD berinisial Prada D, Senin (5/8/2024).
Suasana di rumah Doli Manurung, di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat, terduga salah satu pelaku yang melakukan pembacokan terhadap salah satu personel TNI AD berinisial Prada D, Senin (5/8/2024). (TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH)

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan mengapa warganya ini dibawa oleh puluhan orang tersebut.

"Saya tanya mereka, kata mereka si Doli ini ada gengnya menganiaya teman mereka. Jadi mereka sempat juga ngasih foto anggota mereka itu. Sampai bilang kalau mata teman mereka sampai keluar," sebutnya.

Diketahui, Kodam I Bukit Barisan menyatakan, usai penyerangan dan penganiayaan Prada Defliadi, prajurit Batalyon Infanteri 100 dan 8 orang lainnya, personel TNI menjemput paksa Dolly Manurung, salah satu terduga pelaku.

Dolly dijemput paksa dari kediamannya di kawasan Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat.

Kapendam I Bukit Barisan Kolonel Rico Siagian mengatakan, usai dijemput paksa, Doi diserahkan ke Polrestabes Medan.

"Iya betul (dijemput TNI). Setelah kejadian, beberapa identitas pelaku sudah diketahui dan 1 orang pelaku sudah diamankan dari rumah yang bersangkutan. Sedangkan pelaku-pelaku yang lain sedang dilakukan pengejaran oleh Polrestabes dan TNI," kata Kolonel Rico, Senin (5/8/2024).

Dari foto yang diterima Tribun Medan, Doli Manurung juga nampak babak belur diduga usai digebuki.

Memakai kaus berwarna biru dan celana kotak-kotak warna kuning, mata kanan dan kirinya memar kebiruan.

Uang Rp 40 Juta di Rumah Doli Manurung Raib, Pasca Dijemput Paksa oleh Puluhan Orang Berambut Cepak

Puluhan orang mendatangi rumah Doli Hamonangan Manurung, pasca kejadian pembacokan terhadap personel TNI AD dari Batalyon 100/PS bernama Prada Defliadi.

Doli Manurung dijemput oleh puluhan orang ini karena, disebut-sebut turut serta dalam kasus pembacokan prajurit TNI AD itu di kawasan Kecamatan Medan Petisah, pada Minggu (4/8/2024) kemarin.

Menurut Edward Manurung, anaknya ini dijemput paksa dan sempat dianiaya di lantai tiga rumahnya yang berada di Jalan Orde Baru, Kecamatan Medan Barat.

"Rumah sudah hancur, dihancuri segerombolan itu. Begitu kuatnya pintu besi dibobol, naiklah orang itu ke atas ke lantai tiga, dihantamilah si Doli di situ," kata Edward kepada Tribun-medan, Rabu (7/8/2024).

Katanya, pasca di datangi oleh puluhan orang ini sejumlah barang-barang di dalam rumahnya hilang termasuk uang senilai puluhan juta rupiah.

"Laptop, handphone, duit tabungan Rp 40 juta hilang semuanya. Uang itu padahal setoran parkir ke atasannya (Doli)," sebutnya.

"Habis diobrak abrik semuanya, porak-poranda. Lemari juga porak-porandakan dibongkar,"

"Doli dipukuli dari lantai tiga sampai ke bawah, darah semua. Masih ada darahnya nggak gak kami lap," sambungnya.

Edward mengatakan, terkait kasus penganiayaan hingga sejumlah barang termasuk uang yang hilang, telah dilaporkan ke Polrestabes Medan.

"Sudah buat laporan istri saya ke polisi, soal penganiayaan itu. Tolonglah ditegakkan hukum yang adil, jangan main hakim sendiri," pungkasnya.

----

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved