Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Tulungagung

Dulu Diburu, Kini Beras SPHP Bulog Kurang Diminati Warga Tulungagung, Ini Penyebabnya

Dulu Diburu, Kini Beras SPHP Bulog Kurang Diminati Warga Tulungagung, Ini Penyebabnya Pemkab Tulungagung bersama Bulog Cabang Tulungagung fokus untuk

Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/David Yohanes
Warga membeli beras SPHP di area gerakan pangan murah Pemkab Tulungagung di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Selasa (20/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung bersama Bulog Cabang Tulungagung fokus untuk menurunkan harga beras di pasaran. Hal ini terkait angka inflasi Kabupaten Tulungagung yang dipicu harga beras dan cabai.

Upaya ini dinilai membuahkan hasil karena beras medium bisa ditekan di harga Rp 12.400 per kilogram, di bawah Harga Eceran Terendah Rp 12.500.

“Dengan penyaluran beras bantuan pangan dan gerakan pangan murah, harga beras bisa kita tekan,” ujar Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, saat penyaluran beras bantuan pangan di Desa Tugu, Kecamatan Sendang, Selasa (20/8/2024).

Penyaluran beras bantuan pangan pemerintah tahap 4 ini untuk Bulan Agustus dan September 2024.

Jumlahnya menjadi 10 kg untuk 2 bulan, dari sebelumnya 10 kg untuk 1 bulan.

Total ada 94.427 warga penerima bantuan pangan (PBP) yang ada di Kabupaten Tulungagung.

“Khusus di Desa Tugu ini ada 511 Penerima Bantuan Pangan. Penyalurannya kami ikuti dengan gerakan pangan murah,” sambung Heru.

Baca juga: Antre sejak Pagi, Warga Gresik Serbu Gerakan Pangan Murah, Beras SPHP Cuma Rp 51.500 per 5 kg

Heru yakin, dua program yang dilakukan dengan saling bersinergi ini akan bisa menjaga inflasi di Tulungagung, khususnya kenaikan harga bahan pangan.

Ia mencontohkan, cabai yang sebelumnya Rp 60.000 per kilogram, kini bisa ditekan di harga antara Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per kilogram.

Harga beras diyakini akan semakin bisa ditekan karena ada sejumlah daerah yang mulai panen kedua di tahun 2024 ini.

“Saya yakin semua bisa menyangga inflasi di Tulungagung. Buktinya sekarang beras mulai turun,” tandas Heru.

Kepala Kantor Bulog Cabang Tulungagung, David Donny Kurniawan, mengatakan saat ini beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kurang diminati.

Hal ini bukti dampak positif upaya untuk menstabilkan harga dan menekan inflasi di daerah.

Baca juga: Ketahuan Jual Beras SPHP di Atas HET, Sudah 3 Mitra Kerja Kena Blacklist Bulog Tulungagung

Rendahnya minat beras SPHP menandakan ketersediaan beras di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Ada yang sudah mulai panen lagi, kami juga salurkan beras bantuan pangan. Jangan lupa, kami juga gelontorkan beras SPHP sejak lama,” ujarnya.

Pantauan di lapangan, kini tidak ada lagi antrean warga yang akan membeli beras SPHP.

Mereka bahkan bisa membeli sampai 3 pak masing-masing 5 kg.

Padahal saat beras mahal, antrean sangat panjang dan pembelian dibatasi maksimal 2 pak.

Itu pun banyak warga yang hanya bisa kebagian 1 pak karena harus dibagi rata dengan yang lain.

Baca juga: Ratusan Emak-emak di Magetan Rela Berdesakan Demi Dapatkan Beras SPHP : Lebih Murah

Sebelumnya dalam satu operasi pasar, stok 2 ton beras SPHP langsung ludes terbeli.

Namun sekarang karena peminatnya menurun, Bulog hanya membawa 1 ton dalam operasi pasar atau gerakan pangan murah.

“Stok 1 ton pasti habis. Soal stok jangan khawatir, masih aman untuk 2 bulan ke depan,” tambah David.

Bulog Cabang Tulungagung mengadakan stok beras dengan cara menyerap beras lokal maupun beras impor.

Saat ini Bulog sudah menyerap gabah petani setara 5.200 ton beras medium.

Baca juga: Warga Blitar Berebut Beli Beras SPHP di Pasar Pon, 2 Ton Beras Ludes dalam Setengah Jam

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved