Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Awal Mula Siswa SMA Pintar Masuk RSJ karena Dibully 15 Orang, Kakak Sebut Adik Ketakutan: Sudah Lama

Seorang siswa SMA pintar masuk RSJ karena dibully 15 orang. Korban adalah NR (17), siswa  SMAN 4 Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram via TribunMedan
Awal Mula Siswa SMA Pintar Masuk RSJ karena Dibully 15 Orang, Kakak Sebut Adik Ketakutan: Sudah Lama 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswa SMA pintar masuk RSJ karena dibully 15 orang.

Korban adalah NR (17), siswa SMAN 4 Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Keluarga meminta para pelaku dihukum setimpal.

Apalagi perundungan itu sudah terjadi sejak lama.

Momen siswa tersebut dijemput dari rumahnya menggunakan ambulans pun viral di media sosial.

Ketika masuk ambulans, siswa tersebut dibaringkan dengan kondisi tangan dan tubuh diikat.

NR sendiri adalah siswa yang berprestasi.

Dia tercatat sebagai Duta Pelajar Pancasila untuk sekolahnya.

Selain itu, NR juga bertugas sebagai Paskibra untuk SMAN 4 saat hari kemerdekaan.

Kini, NR mengalami depresi berat akibat perundungan atau bullying di sekolahnya.

Diduga, pelaku yang merundung NR ada 8 hingga 15 siswa.

Baca juga: Sosok dan Sisi Gelap Prathita Amanda, Dokter yang Diduga Bully Mahasiswi PPDS, Isi Chat WA Terungkap

Menurut pihak kepolisian, tindak bullying yang kerap diterima NR yaitu perkataan kasar, pemerasan uang jajan, hingga perlakuan fisik.

Korban juga diduga sudah menjadi korban bullying sejak duduk di bangku SMP.

NR pun kini menjalani perawatan di RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang sejak 21 Agustus 2024.

Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Jatim Bidang Advokasi dan Pembaruan Hukum, Wahyuni Tri Wuyanto menuturkan, peristiwa berawal ketika NR hendak mengikuti upacara kemerdekaan, Sabtu (17/8/2024).

Kala itu, NR diadang oleh "genk dion", yang merupakan teman-teman sekolahnya sendiri.

"Dari pengakuannya, NR sempat dikepung dan di-bully," kata Wahyuni, Senin (26/8/2024), dikutip dari Kompas.com.

"Kemudian sempat lari kencang untuk menghindari perundungan yang dilakukan teman-temannya," tambahnya.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Isi Chat WA Prathita Amanda Diduga Pelaku Bully, Typo Saja Jadi Masalah: Sampah!

Setiba di rumah, efek tindakan bullying akhirnya terungkap. 

NR mengalami depresi seperti ketakutan secara terus menerus. 

Terkadang, NR tidak kuat menahan emosi, sering marah, dan memukul tembok tanpa sebab. 

"Dari pengakuan keluarga, NR sering marah dan sempat memukul saudaranya," ungkap Wahyuni.

"Agar tidak berakibat fatal, akhirnya keluarga membawanya ke RSJ. Dan kasus ini kami laporkan ke Polres Pasuruan Kota," tambahnya.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala Polres Pasuruan Kota AKBP Davis Busin Siswara mengaku telah menerima dan menindaklanjuti laporan kasus tersebut. 

"Dari laporan, korban ini sudah berlangsung lama, dan kami segera lidik kepada sejumlah nama yang dilaporkan," tegas Davis.

Sementara itu, keluarga NR berharap korban cepat pulih dan pihak kepolisian memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku. 

Karena, korban diketahui sering dirundung sejak duduk di bangku SMP. 

"Saya berharap pihak kepolisian memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku. Karena adik saya (NR) sudah lama di-bully," ucap kakak NR, Fariz Rohman Maulana, Senin (26/8/2024), dikutip dari Kompas.com.

"Bahkan di antara pelaku merupakan teman sekolahnya di waktu SMP," terang Fariz Rohman Maulana, kakak korban NR, Senin (26/8/2024).

Fariz menuturkan, sebenarnya kondisi NR sebelum mengalami depresi berat itu memiliki prestasi dan menjadi siswa yang aktif. 

"Namun karena ulah beberapa temanya yang nakal itu. Kondisi adik cenderung diam, karena takut. Puncaknya usai upacara itu," katanya.

Sebagian siswa yang diduga melakukan perbuatan bulliying itu mulai sejak duduk di bangku SMP.

"Untuk itu saya minta pelaku itu diproses hukum setimpal karena kondisi adik saya depresi berat. Karena sebagian pelaku itu teman SMP-nya dulu pernah memeras uang jajan," tegasnya.

Kasus Serupa

Sementara itu baru-baru ini. sebuah video menayangkan aksi bullying terhadap siswa SMP di Gowa, Sulawesi Selatan juga viral di media sosial.

Peristiwa ini terjadi antara siswa SMPN 3 Gowa.

Plt Kasi Humas Polres Gowa, Ipda Udin Sibadu, membenarkan adanya video perundungan viral tersebut. 

Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi dua minggu lalu dan telah diselesaikan secara internal oleh pihak sekolah.

"Iya, itu kejadiannya sudah dua minggu lalu dan sudah didamaikan oleh pihak sekolah," ujar Udin, dikutip Tribun-Timur, Rabu (28/8/2024).

Baca juga: Nasib Ibu Dokter Aulia yang Diduga Tewas Imbas Dibully, Anak Tiada Kini Suami Nyusul, Menkes: Berat

Menurut Udin, pihak Polres Gowa tidak menerima laporan resmi terkait peristiwa bullying tersebut.

Udin menuturkan, permasalahan ini diselesaikan oleh pihak internal sekolah bersama guru Bimbingan dan Konseling (BK).

Lebih lanjut, Udin menjelaskan bahwa dalam kasus bullying, pihak sekolah bertanggung jawab atas bimbingan siswa dan menangani permasalahan di sekolah.

Selain itu, sekolah juga berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk memberikan penyuluhan guna mencegah terjadinya tindakan yang merugikan siswa.

"Jadi terkait hal begini, guru memberikan bimbingan kepada para siswa di sekolahnya, kemudian juga dengan bantuan aparat kepolisian," katanya.

"Sekolah memberikan pendidikan penyuluhan untuk menghindari kegiatan merugikan siswa itu sendiri," imbuh dia.

Baca juga: Nasib Bocah SD Korban Bully Tewas Dibakar Teman Sekolah saat Pelajaran, Sempat Alami Gizi Buruk

Udin membeberkan kejadian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara siswa.

"Itu untuk sementara pihak sekolah yang menyelesaikan, biasa yang begitu kalau anak-anak masalah kesalahpahaman," ungkapnya.

Sementara itu, pihak SMPN 3 Gowa buka suara soal video bullying yang viral melibatkan siswa-siswanya tersebut.

Terutama, mengenai adanya kabar bahwa korban bullying tersebut meninggal dunia.

Kepala SMPN 3 Gowa Ma'ruf mengatakan dalam video beredar bahwa korban meninggal itu tidak benar.

"Rekan-rekan dan orang tua siswa yang jadi korban dan beredar luas di media sosial tentang perkelahian siswa SMPN 3 Gowa dan korban dinyatakan meninggal padahal anak ini tidak seperti itu dan sudah ditangani pihak sekolah," kata Ma'ruf dalam video klarifikasinya.

Dia mengaku, masing-masing (korban dan terduga pelaku perundungan) telah aktif masuk pembelajaran sekolah.

"Hari ini kami juga dimediasi oleh pihak Polres Gowa dengan orang tua korban dalam rangka upaya mediasi dan melihat kedua belah pihak dalam insiden perkelahian ini," ucapnya.

Dia berhadap dengan kejadian ini bisa menjadi pelajaran dan tidak terulang.

"Kami berharap pemberitaan itu menjadi suatu hal yang tidak sepatutnya menjadi edukasi dan terkhusus di dunia pendidikan. Dan ini bisa jadi pengalaman, semoga pendidikan di Gowa berkualitas bisa terwujud," jelasnya.

Sementara, orang tua korban dalam video klarifikasi tersebut menyatakan bahwa anaknya tidak meninggal dunia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved