Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Internasional

Sikap Sederhana Paus Fransiskus, Naik Pesawat Komersial hingga Pilih Mobil Innova, Berikut Sosoknya

Paus Fransiskus naik pesawat komerasial dan enggan menggunakan mobil mewah selama kunjungannya ke Indonesia.

Instagram/@franciscus/AFP
Kolase foto Paus Fransiskus yang datang ke Indonesia. Ia naik pesawat komersial hingga pilih mobil Innova. 

TRIBUNJATIM.COM - Sikap sederhana ditunjukkan oleh Paus Fransiskus.

Ia terbang ke Indonesia pakai pesawat komersial.

Paus juga memilih mobil Innova selama kunjungan.

Paus Fransiskus disebut akan terbang ke Indonesia menggunakan pesawat komersial.

"Sejauh saya tahu, beliau dan rombongan menggunakan pesawat komersial Alitalia," kata Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, kepada Kompas.com, Senin (2/9/2024).

Meski terbang dengan pesawat komersial, pesawat itu disewa khusus untuk Paus dan rombongan.

Paus Fransiskus juga disebut enggan menggunakan mobil mewah selama kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Ia pilih menggunakan mobil yang sehari-hari digunakan warga kebanyakan.

"Benar beliau memilih mobil yang banyak digunakan oleh masyarakat, di sini Toyota Innova," kata Suharyo.

Baca juga: Umat Kristen Ortodoks Mojokerto Rayakan Natal Hari Ini, Gunakan Sistem Penanggalan Julian

Paus juga dikabarkan tak akan menginap di hotel selama kunjungannya ke Jakarta.

"Beliau memilih tinggal di Kedubes Vatikan di Indonesia. Yang di hotel rombongannya," ujar dia.

Selama lawatannya ke Tanah Air, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma itu dijadwalkan bertemu Presiden Joko Widodo, bertandang ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, serta memimpin misa di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Madya di hadapan lebih dari 80.000 umat Katolik dari berbagai penjuru.

Kehadiran Paus kelahiran Argentina itu di Indonesia merupakan bagian dari kunjungan apostolik Paus di Asia dan Pasifik.

Kunjungan ini sebetulnya diagendakan pada 2020, tetapi tertunda karena pandemi Covid-19.

Baca juga: SMA Katolik St Albertus Malang Satukan SMP se-Jatim dalam Semangat Kompetisi Dempo Cup XVIII 2023

Cara Ikut Misa Agung yang Dipimpin Paus Fransiskus

Kolase foto Paus Fransiskus yang datang ke Indonesia.
Kolase foto Paus Fransiskus yang datang ke Indonesia. (Instagram/@franciscus/AFP)

Simak cara bisa ikut misa agung yang dipimpin Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (5/9/2024).

Panitia mengingatkan peserta misa harus membawa tiket gelang yang telah diberikan penyelenggara untuk bisa masuk ke area ibadah.

Pasalnya jika tak memiliki tiket gelang tidak bisa masuk.

Kebijakan itu dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama misa akbar berlangsung.

Lantas bagaimana cara mendapatkannya?

Dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Thomas Ulun Ismoyo mengatakan, umat Katolik yang ingin mengikuti misa agung dapat bertanya ke pihak resmi gereja yaitu keuskupan masing-masing wilayah.

Menurutnya, panitia atau Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sudah membagikan undangan kepada keuskupan, organisasi, dan sekolah untuk hadir dalam acara misa akbar tersebut.

"Koordinasi undangan sejak akhir Mei 2024," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2024).

Baca juga: Tiga Gereja di Kota Malang Disterilisasi Tim Jimob Brimob Jatim Jelang Misa Malam Natal 2023

Sebagai informasi, ada 40 keuskupan di seluruh wilayah Indonesia.

Pihak panitia sudah memberikan undangan tersebut dalam bentuk tiket. 

Umat Katolik yang mendapat tiket tersebut dapat mengikuti misa agung bersama Paus Fransiskus secara gratis.

"Undangan nanti diberikan dalam bentuk tiket berupa gelang wristband," ungkap Thomas. 

Sejauh ini, puluhan keuskupan, organisasi, dan sekolah sudah menjawab undangan yang dikirimkan pada Juni 2024. 

Nantinya, sebanyak 470 pastur akan bertugas sebagai pembagi komuni di Stadion Utama GBK.

Ada pula 232 pastur lain yang bertugas membagi komuni untuk jemaat di Stadion Madya GBK.

Baca juga: Tokoh Agama di Trenggalek Dilaporkan Hamili Santriwati di Bawah Umur, Penyidik Tunggu Tes DNA Bayi

Profil Paus Fransiskus

Paus Fransiskus memiliki nama asli yakni Jorge Mario Bergoglio.

Ia merupakan paus ke-266 Gereja Katolik Roma, yang terpilih pada 2013 lalu setelah Paus Benediktus XVI pensiun. 

Dikutip dari The New York Times, ia adalah Paus non-Eropa pertama dalam lebih dari 1.200 tahun dan anggota pertama ordo Jesuit yang memimpin gereja.

Paus Fransiskus lahir pada 17 Desember 1936, ia adalah orang Argentina keturunan Italia.

Paus Fransiskus pernah menjadi Uskup Agung Buenos Aires untuk periode 1998 sampai 2012 sebelum dirinya terpilih jadi menjadi paus.

Pada audiensi pertama tanggal 16 Maret 2013, Paus Fransiskus mengatakan dia memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, sekaligus karena dia sangat memperhatikan kesejahteraan orang miskin.

Bergoglio sebelumnya mengungkapkan rasa kagumnya pada Santo Fransiskus dari Assisi.

Ia menjelaskan bahwa "Dia membawa ke dalam agama Kristen sebuah gagasan tentang kemiskinan melawan kemewahan, kesombongan, kesombongan kekuatan sipil dan gerejawi saat itu. Dia mengubah sejarah.”

Pada hari pemilihannya, Vatikan mengklarifikasi bahwa nama resmi kepausannya adalah "Fransiskus", dan bukan "Fransiskus I". Tidak ada nomor regnal yang digunakan untuknya. 

Seorang juru bicara Vatikan mengatakan, namanya akan menjadi Fransiskus I jika dan ketika ada Fransiskus II.

Bergoglio adalah anak pertama dari lima bersaudara.

Dari latar belakang akademisnya, ia adalah pemegang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires.

Alih-alih meneruskan keahliannya itu, ia memilih bergabung ke seminari di Villa Devoto dan masuk ke Serikat Jesus pada 1958.

Ia juga memegang gelar di bidang filsafat dari Colegio Maximo San Jose di San Miguel, Bergoglio. 

Ia sempat mengajar studi literatur dan psikologi di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires.

Sesudah itu, dia belajar filsafat dan teologi di Faculty of San Miguel. Dia kemudian mengajar di seminari ini sampai mendapat gelar profesor.

Ia menjadi pelayanan gereja dimulai pada 1973. Pada 1980, dia menjadi rektor seminari San Miguel hingga 1986. Gelar doktoralnya diraih di Jerman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunJakarta.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved