Berita Viral
Cuma Bisa Merangkak, Abah Ajang Ikhlas Jadi Tukang Parkir Demi Hidupi Ayah, Sehari Dapat Rp 20 Ribu
Inilah kisah Abah Ajang, tukang parkir yang viral karena hanya bisa merangkak. Abah Ajang ikhlas tiap hari bekerja cuma dapat Rp 20 ribu.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Abah Ajang, tukang parkir yang viral karena hanya bisa merangkak.
Abah Ajang ikhlas tiap hari bekerja cuma dapat Rp 20 ribu.
Itu semua demi menghidupi sang ayah.
Kisah Abah Ajang pun viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @hendra_sahabatindahpeduli.
Dalam video yang diunggah, dengan mengenakan rompi berwarna hijau Abah Ajang merangkak saat memarkirkan kendaraan.
Tangan Abah Ajang itu pun bertumpu ke aspal.
Karena itu celana Abah Ajang itu pun terlihat robek lantaran terseret saat merangkak.
Ia biasanya menjadi tukang parkir di sebuah minimarket.
Tidak diketahui lokasi tempat tinggal dan bekerja Abah Ajang, namun ia berbicara Bahasa Sunda.
"Apapun caranya, bagaimanapun caranya selagi itu halal Abah Ajang pasti kerjakan meski fisiknya terbatas tidak seperti anak pada umumnya, sebab sejak lahir prematur 8 bulan Abah Ajang memiliki kelainan di kakinya," tulis pengunggah, Rabu (4/9/2024), melansir dari TribunJabar.
Baca juga: Nasib Wendra Masih Merangkak Padahal Sudah 19 Tahun, Ibu Cuma Jualan Kerupuk: Semoga Ada Keajaiban
Dalam sehari, Abah Ajang hanya mendapatkan Rp 20.000, dan itu hanya cukup untuk makan berdua dengan ayahnya saja.
Meski begitu, ia tetap tersenyum saat ditanya penghasilannya tersebut.
"Kenging Rp 20.000 jang tuangen di bumi (dapat Rp 20.000 buat makan di rumah)," kata Abah Ajang sambil tersenyum.
Benar saja, sesampainya di rumah Abah Ajang langsung makan berdua bersama ayahnya.
Diketahui, ayah Abah Ajang berusia 78 tahun dan sudah tidak bisa beraktivitas lagi.
Abah Ajang terlihat ikhlas dan selalu senyum saat mengurus ayahnya.
Namun tangannya terlihat bergetar ketika memberi ayahnya minum.
"Ayah Abah Ajang sekarang sudah tidak bisa beraktivitas seperti dahulu, mencari nafkah untuk anaknya. karena sakit dan menua serta sendi sendi nya sudah tidak kuat untuk angkat angkat berat, untuk itu Abah Ajang inisiaitf bekerja demi menggantikan tulang punggung keluarga, meski keadaannya lebih memprihatinkan ketimbang sang ayah," sambung pengunggah.
Baca juga: 43 Tahun Jualan, Mbah Samsuri Semangat Es Potong Keliling Puluhan Kilometer Naik Sepeda di Usia 76
Alasan menjadi tukang parkir pun agar ia bisa makan berdua dengan sang ayah di rumahnya.
Ia mengaku tidak ingin hanya menerima belas kasihan tetangga.
Ia menyebut masih kuat untuk mencari nafkah.
"Ajang masih kuat ko," katanya.
Selain menjadi tukang parkir, Abah Ajang pun biasanya mencari uang dengan bekerja serabutan.
Mulai dari bebersih sampah di pasar hingga ambil rumput di kebun.
Ia biasanya menjual rumput itu ke pemilik kambing.
Namun, harga per karung pun tidak sebanding dengan perjuangannya.
Sementara itu, kemarau panjang membuat warga, di antaranya bernama Misenah harus jalan kaki jauh sambil gendong cucu, demi ambil air.
Dusun Bungur, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur memang mengalami krisis air bersih.
Akibatnya, warga harus berjalan kaki ke dalam hutan untuk mengambil air bersih dari sumber.
Lantaran sumur yang dimiliki oleh warga sudah mengering.
Pantauan di lokasi, beberapa warga Desa Munggu mulai siap-siap ke hutan, Selasa (3/8/2024).
Mereka mencari air bersih, lantaran sumur miliknya mengering.
Berjalan ke hutan demi mendapatkan air bersih, sudah dilakukan warga Desa Munggu selama dua bulan terakhir. Mereka harus berjalan hingga 2 kilometer.
Baca juga: Mbah Anik Jadi Pemulung Sambil Cari Anaknya yang Hilang 20 Tahun, Dulu Kabur dari Rumah Sakit Jiwa
Sumur-sumur galian yang selama ini menjadi sumber air utama warga mulai mengering akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
“Ya tiap kemarau harus mikul (memikul) air. Ini kebetulan sama cucu saya, karena tidak ada yang menjaga. Sambil gendong cucu, juga ambil air,” ungkap salah satu warga, Misenah, Selasa (3/9/2024).
Dia menyebutkan bahwa jika ambil air sendiri, biasanya sambil mandi. Kemudian membawa air satu jeriken untuk dibawa pulang.
“Air yang saya ambil di hutan ini buat macam-macam. Ya buat masak, minum, mencuci maupun buat mandi,” kata Misenah kepada TribunJatim.com.
Dia menjelaskan, harus super irit ketika mengambil air. Lantaran air dibagi rata untuk ratusan warga di Desa Munggu yang mengakami krisis air bersih.
“Krisis air bersih sudah dialami kurang lebih 2 bulan. Kalau ditanya cukup atau tidak, ya tidak cukup,” paparnya.
Baca juga: Nasib Guru Amalia Diusir dari Rapat usai Tegur Kepala Dinas Merokok Dalam Ruangan, Kini Siap Dipecat
Kepala Dusun Bungur, Tukimun mengatakan, ada dua RT yang mengalami kekeringan. Di mana ada 120 KK atau dihitung jiwa ada 400 warga di dua RT tersebut.
“Sudah dua bulan, warga mencari air di hutan. Karena memang tidak ada alternatif lain,” tambah Tukimun saat ditemui di lokasi.
Dia mengaku ketika kemarau, bisa dipastikan warga Dusun Bungur, Desa Munggu, harus mandi di hutan.
Kemudian mengambil air di hutan.
“Ya mikul begitu, berjalan cukup panjang. Sumur warga banyak yang kering,” tegasnya.
Krisis air bersih ini membuat warga sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah.
Khususnya dalam bentuk pembuatan sumur bor yang lebih dalam
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
hanya bisa merangkak
Abah Ajang
viral di media sosial
berita viral
tukang parkir
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.