Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Buka Jasa Jemput dan Titip, Dini Mahasiswi Unnes Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Pernah Diminta Lihat Pacar

Sosok mahasiswi Unnes bernama Dini Nur Kholisah menjadi viral karena pekerjaannya. Selama ini ia membuka jasa antar jemput dan titip.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara
Buka Jasa Jemput dan Titip, Dini Mahasiswi Unnes Dapat Rp 6 Juta Sebulan, Pernah Diminta Lihat Pacar 

TRIBUNJATIM.COM - Sosok mahasiswi Unnes bernama Dini Nur Kholisah menjadi viral karena pekerjaannya.

Selama ini ia membuka jasa antar jemput dan titip.

Dari pekerjaan itu, Dini bisa meraup omset puluhan juta rupiah.

Jasanya pun  memiliki sejumlah kelebihan dibanding layanan aplikasi online.

Selain harga yang lebih murah, jasa yang ditawarkan pun juga dinilai lebih lengkap dan beragam.

Sehingga, banyak pelanggan yang memanfaatkan jasa anjem dan jastip untuk kebutuhan sehari-hari.

Biasanya, jasa ini kerap ditemui di kampus-kampus Kota Semarang.

Salah satunya, kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Salah satu jasa anjem dan jastiper, Dini Nur Kholisah, memiliki banyak kejadian unik selama menyediakan jasa anjem dan jastip.

Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kedokteran (FK) Unnes itu mengaku, kerap kali mendapat pesanan untuk memintakan tanda tangan ke dosen.

Untuk tarifnya, Dini tidak mematok harga yang pasti. Melainkan berdasarkan dengan kesulitan maupun lama waktu saat menemui dosen.

"Sebenarnya tarifnya seikhlasnya, kadang ada yang nagasih Rp 45.000 sampai Rp 50.000," ucap Dini, Selasa (10/9/2024), melansir dari Kompas.com.

Baca juga: Fakta Mahasiswi Berhenti Kuliah usai Ayah Ditipu, Diduga Jual Kisah Sedih demi Hedon: Banyak Korban

Dini mengatakan, berkas-berkas tanda tangan yang dibawanya itu bukanlah berkas yang amat penting.

Namun, berkas pendukung seperti berkas magang, beasiswa, hingga kartu studi.

Bahkan, Dini juga tidak menjamin bisa memintakan tanda tangan dosen di seluruh fakultas.

Biasanya, Dini hanya menerima pesanan tanda tangan di FK Unnes.

"Jadi orangnya sudah janjian dulu sama dosen. Lalu saya datang, pakai masker, dan minta tanda tangan langsung," tutur dia.

Dini mengaku, sudah memulai aktivitas anjem dan jastip sejak tahun 2022 lalu.

Salah satu pesanan unik lain yang berkesan baginya yaitu saat dimintai tolong untuk menjenguk pacar pelanggannya di kamar kos.

"Waktu itu ada yang minta anjem, tapi disuruh ke kos pacarnya. Disuruh lihatin pacarnya, karena yang ceweknya itu ngancem bunuh diri saat mereka berantem,” ucap Dini.

Baca juga: Sosok Yuliana Mahasiswi Lulus Kuliah Jadi Tukang Rongsokan dan Ngojek, Tak Gengsi Demi Bantu Ortu

Berbeda dengan layanan aplikasi online, Dini mematok harga jasa anjem bukan berdasarkan seberapa jauh jarak kilometernya.

Namun, tergantung sulit tidaknya medan yang akan dilewati.

"Kalau di sekitaran Unnes saja, cuma Rp 5.000, kalau ke Stasiun Tawang Rp 25.000, terus ke Simpang Lima Rp 21.000," ungkap Dini.

Mahasiswa semester akhir itu mengaku, paling ramai mendapat orderan ketika arus balik mahasiswa Unnes.

Dalam satu hari, Dini bisa bolak-balik dari Unnes ke Stasiun Poncol sebanyak 10 kali.

Menariknya, dari hasil anjem dan jastipnya itu Dini bisa meraup pendapatan sekitar Rp3 hingga 4 juta. Bahkan, pernah sesekali dia mendapat Rp6 juta dalam satu bulan

"Itu yang paling ramai, sehari aja bisa dapet Rp 400 ribu. Sebulan total Rp 6juta," ucap dia.

Bukan melalui aplikasi khusus, Dini memanfaatkan jejaring media sosial X untuk menyebarkan jasanya.

Uniknya, dia membuka jasa ajem dan jastip itu selama 24 jam penuh. Sehingga, dirinya harus pandai membagi waktu untuk bekerja di sela menyelesaikan skripsinya.

“Selama ada yang booking, pokoknya ready 24 jam. Rasanya jelas capek, tapi senengnya itu ketika anjem bisa sharing sama pelanggan, dapet temen baru, sama ngebantu mereka juga tentunya," pungkas Dini.

Salah satu pelanggan, Rani, mengaku sering memesan jasa anjem yang ditawarkan Dini. Menurut mahasiswa Unnes semester 5 itu, menggunakan jasa anjem lebih aman dibanding layanan aplikasi online.

"Karena sesama cewe jadi lebih aman, kalau di jalan bisa ngobrol karena udah kenal juga, jadi ngerasa lebih safety. " ucap Rani.

Biasanya, Rani memesan jasa anjem Dini untuk pergi dari ke kampus, swalayan, ataupun tempat-tempat lain di tengah Kota Semarang.

"Tapi lebih sering di sekitaran kampus, lumayan banget perbedaannya sama aplikasi online. Lumayan kan sekitaran Unnes cuma Rp5 ribu," pungkas dia.

Baca juga: Sosok dan Sisi Gelap Prathita Amanda, Dokter yang Diduga Bully Mahasiswi PPDS, Isi Chat WA Terungkap

Sebelumnya juga viral sosok wanita bernama Nela Agustiana.

Nela Agustiana viral di media sosial gara-gara poster jasa sewa pacar virtualnya.

Diketahui, Nela Agustiana memiliki cukup banyak pengikut di Facebook yakni lebih dari 140 ribu pengikut.

 Wanita kelahiran Ciamis ini sukses menuai perhatian netizen karena postingannya yang secara terbuka membuka Jasa Sewa Pacar Virtual.

Dalam unggahan Facebook Nela Agustiana, jasa yang ditawarkan beragam.

Nela Agustiana memiliki 3 layanan yaitu standar, spesial, dan VIP.

Ketiga layanan tersebut tentunya memiliki perbedaan.

Fasilitas dan juga harganya pun berbeda.

Baca juga: Bukan Mahasiswi Lagi, Marisa Penabrak Wanita Pengendara Motor hingga Tewas Dikeluarkan dari Kampus

Dijelaskan Nela Agustiana, ternyata ia hanya iseng-iseng mengunggah poster Jasa Sewa Pacar Virtual itu.

Alasannya hanya untuk hiburan semata.

"Saya gak nyangka bakal dapet respon sebanyak ini. Cuma iseng sih," kata Nela.

"Enggak, sebenarnya saya enggak buka jasa begitu." ujar Nela menambahkan.

Menurut Nela, poster yang kini menjadi perbincangan itu tidak dianggap serius.

"Itu hanya jokes, cuma banyak yang percaya kalau itu beneran."

"Ya, sebenarnya pasti ada yang buka jasa begitu. "

"Hanya kurang ter expose saja," tutupnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved