Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Blitar

Kisah Warga Blitar Tekuni Usaha Produksi Tape Singkong Sejak 1994, Sempat Rasakan Jatuh Bangun

Sudah hampir 30 tahun, Sunarko (57), warga Dusun Pangkru, Desa Bendosewu, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar menekuni usaha produksi makanan tape

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Samsul Hadi
Sunarko sedang mengecek tape di rumahnya Dusun Pangkru, Desa Bendosewu, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (18/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Sudah hampir 30 tahun, Sunarko (57), warga Dusun Pangkru, Desa Bendosewu, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar menekuni usaha produksi makanan tape singkong.

Bapak dua anak, itu sudah berkali-kali merasakan jatuh bangun selama menggeluti usaha produksi makanan tradisional khas Jawa tersebut.

"Saya mulai produksi tape (singkong) sejak 1994. Pernah berhenti cari kerja lain, tapi akhirnya kembali produksi lagi sampai sekarang," kata Sunarko ditemui di rumahnya, Rabu (18/9/2024) siang.

Siang itu, Sunarko bersama istri, Siti Nafiah (55) dan anak bungsunya, Oktavia Dwi Ramadani (20) sedang memproduksi tape di samping rumahnya.

Istri dan anaknya terlihat memotong singkong yang sudah dikupas. Sedang Sunarko, mencuci potongan singkong hingga bersih.

Setelah bersih, Sunarko merebus potongan singkong di dalam panci besar berkapasitas 20 kilogram.

Baca juga: Kisah Sukses Budidaya Lobster Air Tawar di Malang, Dari Kolam Rumah ke Pasar Nasional

Ia merebus singkong secara tradisional menggunakan kayu bakar biar matang sempurna.

"Setelah direbus selama 20 menit, singkong dibiarkan dingin dengan cara diangin-anginkan. Selanjutnya singkong diberi ragi dan dibiarkan satu hari dua malam baru jadi tape," katanya.

Sejumlah tetangga juga terlihat ikut membantu mengupas singkong di rumah Sunarko. Para tetangga yang membantu mengupas singkong itu sedang mencari pakan ternak.

Para tetangga akan membawa pulang kulit singkong untuk pakan sapi maupun kambing.

"Mereka (tetangga) bantu ngupas singkong nanti kulitnya dibawa pulang untuk pakan ternak. Saya tidak membayar mereka. Kadang hanya memberikan makan dan kopi," ujarnya.

Baca juga: Larisnya Bisnis Air Bersih di IKN, Eko dari Tulungagung Bisa Raup Rp100 Juta: Ya Miliaran Tiap Bulan

Sunarko bercerita, usaha produksi tape singkong yang ditekuninya sudah turun temurun dari kakek dan ayahnya.

Dulu, kakek dan ayahnya juga memproduksi tape singkong untuk dijual di pasar.

"Kakek dan ayah dulu juga produksi tape. Kalau saya awalnya hanya jualan singkong saja. Akhirnya, saya juga ikut produksi tape," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved