Berita Viral
Pasien Terpaksa Pulang Gegara Poli Umum RSUD Tutup Kehabisan Obat, Direktur: Insentif Belum Dibayar
Media sosial dihebohkan dengan surat pengumuman pelayanan poli umum RSUD di Sulawesi Barat ditutup.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Media sosial dihebohkan dengan surat pengumuman pelayanan poli umum RSUD di Sulawesi Barat ditutup.
Alasannya, rumah sakit tersebut tengah kehabisan stok obat.
Pelayanan terpaksa dihentikan hingga obat tersedia kembali.
Adapun rumah sakit kehabisan stok obat tersebut diketahui adalah RSUD Kondosapata, Mamasa, Sulbar.
"Sehubungan karena tidak tersedianya bahan habis pakai (BHP), stok obat-obatan formularium JKN, radiologi dan readen laboratorium serta klaim BPJS dan insentif dokter belum dibayarkan, maka pelayanan rawat jalan (Poli Klinik) kami hentikan untuk sementara mulai hari ini Selasa 17 September 2024 sampai tersedianya dan dibayarkannya yang dimaksud di atas," demikian isi surat tersebut.
Direktur RSUD Kondosapata, dr Adriana Randabunga pun akhirnya buka suara.
Baca juga: 13 Tahun Mengajar di Daerah Terpencil, Guru SMP Ikhlas Digaji Sama Tanpa Insentif: Kasihan Anak-anak
Pihaknya membantah informasi tersebut.
Namun tak menampik memang ada surat edaran RSUD kehabisan stok obat.
Hanya saja ia menegaskan, pelayanan rumah sakit tetap berjalan meskipun tidak seoptimal biasanya.
Ia mengaku yang menjadi kendala adalah ketiadaan obat yang dibutuhkan pasien.
"Ketika dokter meresepkan obat, tetapi obat tersebut tidak tersedia, maka pasien terpaksa pulang tanpa mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan. Ini yang membuat para dokter prihatin,” ungkap Adriana, Sabtu (21/9/2024), dikutip dari Tribun Sulbar.
Adriana juga menyinggung soal insentif dokter di rumah sakit ia memimpin.

Dirinya mengakui ada keterlambatan pembayaran selama dua siklus atau enam bulan.
“Insentif para dokter yang bekerja sama dengan kami belum dibayar selama dua siklus, satu siklus setara dengan tiga bulan. Jadi, totalnya sudah enam bulan," tambahnya.
Namun, Adriana mengungkapkan, pihaknya telah bertemu dengan Pj Bupati Mamasa untuk mencari solusi atas permasalahan itu.
Menurutnya, Pj Bupati telah menjanjikan pembayaran insentif dan klaim BPJS akan segera diproses.
Pihaknya sudah bertemu dengan Pj Bupati Mamasa.
Dikatakan Adriana, Pj Bupati menyampaikan proses pengadaan obat sedang berjalan di Keuangan Daerah, serta klaim BPJS sedang dalam pengajuan.
"Kami dijanjikan bahwa semua akan segera dibayarkan," pungkas Adriana.
Baca juga: Baru 2 Hari Melahirkan, Pasien Kecewa Pulang dari RS Naik Motor, Minta Pakai Ambulans Tak Digubris
Sementara kisah lainnya, seorang pasien BPJS penderita kanker payudara bernama Irmawati dikabarkan mendapat pelayanan kurang menyenangkan.
Pasalnya Irmawati dipulangkan oleh pihak rumah sakit ke rumah padahal dirinya belum sembuh.
Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan di RS selama sepekan.
Peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keluarga pasien, Rahma menuturkan, Irmawati dipulangkan setelah menjalani perawatan selama sepekan.
"Iya, pada 7 September pasien diminta oleh pihak rumah sakit untuk pulang dulu ke rumah," kata Rahma, Rabu (11/9/2024).
"Dan bisa kembali ke rumah sakit setelah tiga hari kemudian," sambungnya.
Alasan rumah sakit meminta Irmawati pulang lantaran klaim BPJS yang sudah menghampiri Rp11 juta.

Padahal sang pasien masih membutuhkan pelayanan dan dikhawatirkan semakin kritis.
"Itu kan kondisinya tidak memungkinkan untuk dipulangkan karena kondisinya lemah sekali dan otomatis sudah tidak mendapat pelayanan sama sekali," jelas Rahma.
Saat itu, kata Rahma, pihak keluarga hendak merujuk Irmawati ke RS Bhayangkara Makassar.
Namun status pasien telah berubah menjadi pasien dipulangkan.
Alhasil Irmawati harus kembali ke rumah dan menunggu waktu tiga hari ke depan.
"Sabtu disuruh pulang, berarti kembali hari Selasa tiga hari kemudian (di RSUD Lanto)," ucapnya.
Singkat cerita, pada Selasa (10/9/2024), Irmawati kembali dibawa ke RSUD Lanto Daeng Pasewang sesuai anjuran pihak rumah sakit.
Setibanya, pihak rumah sakit mengaku bahwa status Irmawati baru tercatat sebagai pasien dipulangkan dan bukan pasien baru.
"Kalau hari Selasa baru terhitung status dipulangkan, lantas waktu hari Sabtu itu statusnya apa waktu kami minta dipulangkan?" kata Rahma dengan nada kesal kepada Tribun Timur.
"Kenapa memang itu tiga hari nusuruh pulang? Kenapa memang itu tiga hari sebelumnya tidak ada tindakanmi, pemberitahuan?" tambahnya.
Baca juga: Tak Punya BPJS, Kuli Pasir Jual Rumah Demi Tebus Biaya RS Anaknya yang Tewas, Nunggak Puluhan Juta
Atas pelayanan kurang menyenangkan tersebut, Rahma lantas menghubungi Pj Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri.
Irmawati akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara, Makassar, Selasa (10/9/2024) malam, atas instruksi Junaedi Bakri.
"Alhamdulillah, betul Pak Pj Bupati sudah buktikan."
"Dan Irmawati sudah dirujukmi ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar," tutup Rahma.
Sebagai informasi, Pj Bupati Jeneponto Junaedi Bakri memang kerap mengingatkan petugas kesehatan untuk mendahulukan pelayanan dibandingkan pengurusan administrasi bagi pasien.
Seperti yang pernah dilontarkan Junaedi dalam acara pembukaan MTQ di depan kantor Desa Balumbungan, Kecamatan Bontoramba, Jeneponto, 22 Maret 2024 lalu.
"Saya sampaikan kepada Kepala Puskesmas, kepala rumah sakit, Kepala Dinas Kesehatan, kalau ada keluarga atau warga masyarakat di Jeneponto yang sakit, tolong dilayani dengan cepat."
"Layani saja dulu, jangan dulu tanya KTP, KK, BPJS, itu persoalan belakangan," kata Junaedi Bakri yang diringi tepuk tangan masyarakat.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
poli umum
RSUD
Sulawesi Barat
obat
RSUD Kondosapata
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
'Lihat Ma Aku Bakar Rumahmu' Pemuda Bakar Rumah Ibu Imbas Kesal Tak Diberi Uang Rp 240 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.