Produksi Menurun, Harga Garam Sampang Diperkirakan Naik Akibat Cuaca Tak Menentu

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Cuaca mendung hingga turun hujan di tengah kemarau malah membuat harga garam di Kabupaten Sampang, Madura diprediksi naik.

Padahal, dengan kondisi cuaca yang tidak menentu itu produksi petani garam terhambat, bahkan petani harus kerja lebih ektra, memanen lebih awal.

Ketua Pengurus Paguyuban Pelopor Petambak dan Pedagang Garam Madura (P4GM), Aufa Marom mengatakan bahwa, bahwa memang selama dua pekan terakhir wilayah di Sampang mulai diguyur hujan.

Kemudian hal itu akan berdampak positif terhadap kondisi harga garam di Sampang sebab, produksi petani di lapangan mulai berkurang.

"Hasil produksi garam tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin. Jadi nantinya akan berdampak terhadap kenaikan harga garam di musim hujan mendatang," ujarnya, Selasa (1/10/2024).

Baca juga: Hujan Deras di Tengah Kemarau, BPBD Sampang Minta Warga Waspada

Menurutnya, kenaikan harga garam diprediksi akan terjadi pada puncak akhir musim hujan, atau menjelang masa produksi 2025 mendatang.

Dengan begitu, pihaknya berharap pemerintah daerah memiliki aplikasi monitoring buffer stock agar data simpanan produksi garam bisa valid.

Sehingga, pasar garam bisa lebih terkelola dengan baik mengingat, Kabupaten Sampang memiliki lahan hulu garam yang cukup besar. 

"Jika sukses melakukan digitalisasi monitoring dan pengawasan tersebut, maka provinsi dan pusat akan menyoroti perkembangan garam, khususnya di Sampang," tutupnya.

Sementara, harga garam saat ini untuk kw1 hanya Rp 1.000.000 juta per ton dan Kw2 Rp 800 ribu per ton.

Baca juga: Sampang Sering Mendung dan Hujan, Petani Tembakau Dihantui Rasa Khawatir, Berdoa agar Cuaca Panas