Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kabupaten Kediri

Masuk Musim Hujan, Dinkes Kabupaten Kediri Tingkatkan Kewaspadaan terhadap DBD, Aktifkan Gerakan PSN

Masuk musim hujan, Dinkes Kabupaten Kediri meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD, aktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk hingga 3M Plus.

Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Dinkes Kabupaten Kediri saat acara Pertemuan Bulan Bhakti Gerakan Massal di Ruang Kilisuci Pemkab Kediri, Selasa (22/10/2024).  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Memasuki musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal ini menyusul peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai hujan yang diprediksi terjadi di bulan Oktober 2024 ini.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Kediri, dr Bambang Triyono Putro menegaskan, curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyebaran DBD, sehingga pihaknya berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri untuk mengintensifkan program pencegahan.

Program pencegahan ini diharapkan dapat membentuk kelompok kerja di tingkat kecamatan yang akan berkoordinasi langsung dengan pengelola puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat.

"Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun yang biasanya diadakan pada bulan September, namun karena hujan mulai di bulan Oktober, kami adakan sekarang," kata dr Bambang, usai acara Pertemuan Bulan Bhakti Gerakan Massal (BBGM) di Ruang Kilisuci Pemkab Kediri, Selasa (22/10/2024). 

Langkah utama dalam pencegahan DBD ini adalah dengan mengaktifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras, menutup tempat penampungan air, dan mengubur) di tingkat desa atau lingkungan keluarga.

Selain itu, penggunaan kelambu juga disarankan sebagai langkah perlindungan tambahan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan menutup, menguras, dan mendaur ulang barang bekas," ungkapnya.

Baca juga: Ledakan Kasus DBD di Trenggalek, Naik Lebih dari 600 Persen, Serang Paling Banyak Usia 15-44 Tahun

dr Bambang juga mengingatkan kepada masyarakat pentingnya mengenali tanda dan gejala DBD.

Apabila demam tinggi yang tidak kunjung reda selama dua hari, disertai nyeri tubuh, pusing, dan muntah, adalah indikasi awal yang harus diwaspadai.

Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke klinik kesehatan jika mengalami gejala tersebut. 

"Saat ini, semua puskesmas telah dilengkapi dengan alat diagnostik untuk mendeteksi DBD," terangnya. 

Sementara itu, menurut Bambang, angka kasus DBD di wilayah Kabupaten Kediri hingga akhir September 2024 cukup tinggi.

Tercatat ada 423 kasus dengan anak-anak rentan usia 5 hingga 14 tahun. 

"Dibandingkan tahun lalu yang hanya mencatat 321 kasus sepanjang tahun. Lonjakan ini menjadi perhatian serius bagi kami. Kami berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dan meningkatkan upaya pencegahan, agar angka ini dapat ditekan," tegas dr Bambang.

Dengan kerja sama antara pemerintah, puskesmas, dan masyarakat, diharapkan Kabupaten Kediri dapat menekan angka kasus DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warganya. 

"Penanganan yang cepat dan tepat akan sangat membantu dalam mencegah penyebaran penyakit yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat," pungkas dr Bambang. (adv)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved